Dua Lansia Huni Panti Jompo Werdhi Shanti
Panti Jompo Werdhi Shanti yang memanfaatkan rumah dinas pejabat Pemkab Tabanan di Banjar Wanasara, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, sudah berfungsi.
TABANAN, NusaBali
Ada dua orang lanjut usia (lansia) yakni Ni Nengah Resik, 94, dan Ni Nengah Mungkreg, 89, yang menghuni panti jompo itu. Keduanya dijaga dua pengasuh, lengkap dengan petugas cleaning service dan tukang kebun.
Nengah Resik dari Banjar Dukuh, Desa/Kecamatan Penebel, Tabanan dan Nengah Mungkreg asal Banjar Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, berada di dalam satu kamar. Pantauan NusaBali, mereka sedang membuat ketupat sebagai aktifitas menghilangkan jenuh. Kedua nenek itu mengaku senang tinggal di panti jompo. Sebelumnya mereka tinggal sendirian di rumahnya. Makan pun harus menunggu belas kasihan orang. “Senang tinggal di sini, ada ajak ngobrol,” ungkap Nengah Resik.
Lansia yang ditinggal kawin oleh kedua anak perempuannya ini menambahkan, saat tinggal sendiri, ia keseringan makan mie instan sebab sudah tidak bisa lagi memasak. Ia hanya mengandalkan nasi pemberian tetangga. Mandi juga sering ditolong tetangga. Mungkreg mengalami kelumpuhan sehingga kesehariannya duduk di kursi roda.
Pengasuh lansia, I Nengah Winasa mengatakan, kedua nenek ini sudah dianggapnya keluarga. Tidak banyak yang diminta kedua lansia tersebut. Hanya ingin diantarkan mandi, dibuatkan kopi atau sekadar ingin melihat pemandangan di luar. “Kami berdua menjadi pengasuh di sini,” ungkap Winasa. Krama Desa Jatiluwih, Penebel ini standby 24 jam di panti jompo untuk membantu kedua lansia itu.
Sementara itu, staff Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Tabanan, Ni Ketut Dewiasih mengatakan, kedua lansia ini menghuni panti jompo sejak Jumat (12/5). Mereka dijemput Dinas Sosial bahkan juga diantarkan oleh keluarganya. Kedua lansia ini saat dikunjungi sebelumnya semuanya tinggal sendiri dirumahnya, minim perawatan dari keluarga. “Baru lima hari mereka di sini,” ujarnya.
Dewiasih mengatakan, banyak lansia tinggal sendirian di Tabanan. Namun mereka sulit dibujuk untuk tinggal di panti jompo, kebanyakan tak diizinkan keluarganya. Padahal keluarga bisa tengok ke panti jompo. “Kami hanya membantu mengurusnya, jika mereka ingin pulang kami antarkan,” jelas Dewiasih. Ditambahkan, kedua lansia itu juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin dari puskesmas terdekat. * d
Ada dua orang lanjut usia (lansia) yakni Ni Nengah Resik, 94, dan Ni Nengah Mungkreg, 89, yang menghuni panti jompo itu. Keduanya dijaga dua pengasuh, lengkap dengan petugas cleaning service dan tukang kebun.
Nengah Resik dari Banjar Dukuh, Desa/Kecamatan Penebel, Tabanan dan Nengah Mungkreg asal Banjar Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, berada di dalam satu kamar. Pantauan NusaBali, mereka sedang membuat ketupat sebagai aktifitas menghilangkan jenuh. Kedua nenek itu mengaku senang tinggal di panti jompo. Sebelumnya mereka tinggal sendirian di rumahnya. Makan pun harus menunggu belas kasihan orang. “Senang tinggal di sini, ada ajak ngobrol,” ungkap Nengah Resik.
Lansia yang ditinggal kawin oleh kedua anak perempuannya ini menambahkan, saat tinggal sendiri, ia keseringan makan mie instan sebab sudah tidak bisa lagi memasak. Ia hanya mengandalkan nasi pemberian tetangga. Mandi juga sering ditolong tetangga. Mungkreg mengalami kelumpuhan sehingga kesehariannya duduk di kursi roda.
Pengasuh lansia, I Nengah Winasa mengatakan, kedua nenek ini sudah dianggapnya keluarga. Tidak banyak yang diminta kedua lansia tersebut. Hanya ingin diantarkan mandi, dibuatkan kopi atau sekadar ingin melihat pemandangan di luar. “Kami berdua menjadi pengasuh di sini,” ungkap Winasa. Krama Desa Jatiluwih, Penebel ini standby 24 jam di panti jompo untuk membantu kedua lansia itu.
Sementara itu, staff Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Tabanan, Ni Ketut Dewiasih mengatakan, kedua lansia ini menghuni panti jompo sejak Jumat (12/5). Mereka dijemput Dinas Sosial bahkan juga diantarkan oleh keluarganya. Kedua lansia ini saat dikunjungi sebelumnya semuanya tinggal sendiri dirumahnya, minim perawatan dari keluarga. “Baru lima hari mereka di sini,” ujarnya.
Dewiasih mengatakan, banyak lansia tinggal sendirian di Tabanan. Namun mereka sulit dibujuk untuk tinggal di panti jompo, kebanyakan tak diizinkan keluarganya. Padahal keluarga bisa tengok ke panti jompo. “Kami hanya membantu mengurusnya, jika mereka ingin pulang kami antarkan,” jelas Dewiasih. Ditambahkan, kedua lansia itu juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin dari puskesmas terdekat. * d
1
Komentar