Penerimaan Maba PTN Berubah
Jalur penerimaan mahasiswa PTN pada 2023 melalui tiga skema, yakni seleksi berdasarkan prestasi, tes skolastik, dan tes mandiri yang diselenggarakan masing-masing PTN.
DENPASAR, NusaBali
Murid SMA sederajat akan diberikan pelatihan tambahan terkait beberapa materi dalam tes masuk perguruan tinggi. Hal itu menyusul penggunaan tes skolastik pada sistem penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri (PTN) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Hal itu diungkap Kepala Sekolah SMAN 1 Denpasar Made Rida Spd, MPd, Kamis (8/12). Pihaknya berencana bekerjasama dengan lembaga bimbingan belajar untuk menambah pengalaman siswa menghadapi ujian skolastik.
“Rencananya kita akan beberapa kali melakukan ujicoba kerjasama dengan lembaga-lembaga bimbingan belajar, baik yang online maupun offline,” ungkap Made Rida.
Seperti diketahui, Kemdikbudristek mulai 2023 melakukan perubahan mendasar pada sistem penerimaan mahasiswa S1. Pada September lalu Mendikbudristek Nadiem Makarim mengumumkan jalur penerimaan mahasiswa baru (maba) PTN melalui tiga skema, yakni seleksi berdasarkan prestasi, tes skolastik, dan tes mandiri yang diselenggarakan masing-masing PTN.
Seleksi lewat jalur prestasi akan menggantikan Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN). Dalam skema ini, tidak ada lagi pemisahan calon mahasiswa berdasarkan jurusan di pendidikan menengah. Jalur prestasi hanya akan menyeleksi 50 persen nilai rata-rata rapor dan 50 persen sisanya diukur dari komponen minat dan bakat.
Berikutnya seleksi tes skolastik akan menguji kemampuan kognitif, penalaran matematika, literasi Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Tes berbeda dengan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) yang selama ini dilakukan menggunakan tes mata pelajaran.
Sementara itu jalur tes mandiri akan dilakukan oleh masing-masing PTN dengan proses yang diharapkan berjalan transparan.
Dalam kebijakan baru Kemdikbudristek tersebut calon mahasiswa tak lagi dibatasi memilih program studi mulai SNPMB 2023. Sebelumnya, pemilihan prodi ditentukan berdasarkan jurusan atau peminatan yang linear di sekolah menengah.
Kebijakan tersebut sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang sudah mulai diterapkan di sekolah menengah khususnya pada kelas X. Untuk kelas XI dan XII saat ini masih menggunakan Kurikulum 2013 yang masih menerapkan sistem penjurusan. Perguruan tinggi tampaknya sudah mulai melakukan adaptasi meski calon mahasiswa pada 2023 belum menggunakan kurikulum baru tersebut.
“Kalau kelas X berbeda karena sudah mengikuti Kurikulum Merdeka, tidak ada penjurusan,” sebut Made Rida.
Sementara itu, salah seorang guru BK (Bimbingan dan Konseling) SMAN 1 Denpasar Ni Wayan Budiasih SPd, mengatakan para siswanya selalu antusias menemui guru BK untuk mengkonsultasikan kelanjutan pendidikan mereka setelah lulus.
Untuk siswa yang masih bingung memilih program studi di perguruan tinggi, Budiasih biasanya memberi nasihat berdasarkan hasil psikotes yang sebelumnya dilakukan siswa di sekolah. Kekuatan dan kelemahan setiap siswa disampaikan dalam hasil tes tersebut. “Kembali juga ke nuraninya, kemampuan, dan kesehariannya seperti apa,” tambah Budiasih.
Dikatakannya, saat ini siswa terutama kelas XII sudah mulai datang mengunjungi ruang BK untuk berkonsultasi. Akan semakin banyak siswa yang datang pada awal tahun sebelum SNPMB dibuka. Pihak sekolah memberi waktu khusus pada jam istirahat atau pulang sekolah. “Minat anak ke ruang BK itu cukup tinggi,” kata Budiasih. *cr78
Hal itu diungkap Kepala Sekolah SMAN 1 Denpasar Made Rida Spd, MPd, Kamis (8/12). Pihaknya berencana bekerjasama dengan lembaga bimbingan belajar untuk menambah pengalaman siswa menghadapi ujian skolastik.
“Rencananya kita akan beberapa kali melakukan ujicoba kerjasama dengan lembaga-lembaga bimbingan belajar, baik yang online maupun offline,” ungkap Made Rida.
Seperti diketahui, Kemdikbudristek mulai 2023 melakukan perubahan mendasar pada sistem penerimaan mahasiswa S1. Pada September lalu Mendikbudristek Nadiem Makarim mengumumkan jalur penerimaan mahasiswa baru (maba) PTN melalui tiga skema, yakni seleksi berdasarkan prestasi, tes skolastik, dan tes mandiri yang diselenggarakan masing-masing PTN.
Seleksi lewat jalur prestasi akan menggantikan Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN). Dalam skema ini, tidak ada lagi pemisahan calon mahasiswa berdasarkan jurusan di pendidikan menengah. Jalur prestasi hanya akan menyeleksi 50 persen nilai rata-rata rapor dan 50 persen sisanya diukur dari komponen minat dan bakat.
Berikutnya seleksi tes skolastik akan menguji kemampuan kognitif, penalaran matematika, literasi Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Tes berbeda dengan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) yang selama ini dilakukan menggunakan tes mata pelajaran.
Sementara itu jalur tes mandiri akan dilakukan oleh masing-masing PTN dengan proses yang diharapkan berjalan transparan.
Dalam kebijakan baru Kemdikbudristek tersebut calon mahasiswa tak lagi dibatasi memilih program studi mulai SNPMB 2023. Sebelumnya, pemilihan prodi ditentukan berdasarkan jurusan atau peminatan yang linear di sekolah menengah.
Kebijakan tersebut sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang sudah mulai diterapkan di sekolah menengah khususnya pada kelas X. Untuk kelas XI dan XII saat ini masih menggunakan Kurikulum 2013 yang masih menerapkan sistem penjurusan. Perguruan tinggi tampaknya sudah mulai melakukan adaptasi meski calon mahasiswa pada 2023 belum menggunakan kurikulum baru tersebut.
“Kalau kelas X berbeda karena sudah mengikuti Kurikulum Merdeka, tidak ada penjurusan,” sebut Made Rida.
Sementara itu, salah seorang guru BK (Bimbingan dan Konseling) SMAN 1 Denpasar Ni Wayan Budiasih SPd, mengatakan para siswanya selalu antusias menemui guru BK untuk mengkonsultasikan kelanjutan pendidikan mereka setelah lulus.
Untuk siswa yang masih bingung memilih program studi di perguruan tinggi, Budiasih biasanya memberi nasihat berdasarkan hasil psikotes yang sebelumnya dilakukan siswa di sekolah. Kekuatan dan kelemahan setiap siswa disampaikan dalam hasil tes tersebut. “Kembali juga ke nuraninya, kemampuan, dan kesehariannya seperti apa,” tambah Budiasih.
Dikatakannya, saat ini siswa terutama kelas XII sudah mulai datang mengunjungi ruang BK untuk berkonsultasi. Akan semakin banyak siswa yang datang pada awal tahun sebelum SNPMB dibuka. Pihak sekolah memberi waktu khusus pada jam istirahat atau pulang sekolah. “Minat anak ke ruang BK itu cukup tinggi,” kata Budiasih. *cr78
Komentar