Kejutan Maroko dan Kehebatan Tim Diaspora
DOHA, NusaBali
Sebelum lawan Portugal, Timnas Maroko menyuguhkan cerita heroik di Piala Dunia 2022. Mereka menjelma menjadi kuda hitam turnamen setelah menyegel tiket perempat final.
Keberhasilan Maroko memijak delapan besar Piala Dunia 2022 diperjuangkan dengan tidak mudah. Tim asuhan Walid Regragui itu harus menjalani laga selama 120 menit dan berlanjut adu penalti kontra Spanyol pada 16 besar, yang akhirnya mereka menangkan dengan skor 3-0.
Namun, kemenangan atas Spanyol bukan sekadar letupan keberuntungan sesaat. Faktanya, Tim Singa Atlas tampil perkasa sepanjang fase grup Piala Dunia 2022.
Bahkan Maroko mencuat sebagai juara grup F di tengah kepungan Kroasia, Belgia, dan Kanada. Fakta ini mengejutkan karena banyak orang memprediksi Maroko akan babak belur menghadapi persaingan di Grup F.
Belgia yang digadang-gadang menjuarai Grup F, lalu lolos didampingi Kroasia. Faktanya Belgia, yang bertabur bintang, malah tersingkir tragis. Maroko lah yang berkibar.
Yang menarik, Maroko tim yang peringkatnya rendah dan berisi kumpulan pemain diaspora alias orang-orang perantauan. Mereka menjadi tim yang unik di Piala Dunia 2022.
Saat ini, Maroko menempati peringkat ke-22 di ranking FIFA. Ranking terendah di antara delapan tim yang ke perempat final Piala Dunia 2022. Menarik lagi, 14 dari 26 pemain Maroko lahir di luar negeri.
Seperti dikutip Middleeasteye, Maroko jadi contoh tim yang mampu menggerakkan dan memaksimalkan diasporanya.
Superstar Maroko, Achraf Hakimi, lahir di Spanyol. Bintang Paris Saint-Germain ini menjadi pemain paling memukau di skuad Maroko sepanjang Piala Dunia 2022. Lalu Sofiane Boufal, yang jadi instrumen penting lainnya di tim, lahir di Prancis. Adapun Hakim Ziyech lagir di Belanda.
Pada Piala Dunia 2022, ada 130 pemain yang mewakili negara yang bukan tempat mereka lahir. Jadi, isu diaspora tidak spesifik mengarah ke Maroko.
Gelandang Wahbi Khazri adalah satu dari beberapa pemain kelahiran Prancis di Timnas Tunisia. Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan tuan rumah Qatar juga memanggil beberapa pemain yang lahir di luar negeri.
Namun, tidak ada tim di Piala Dunia 2022 yang memilki pemain diaspora sebanyak Maroko. Pada Piala Dunia 1998 di Prancis, Maroko hanya diperkuat dua pemain yang lahir di luar negeri. Kali ini, jumlah diaspora menjadi 14 pemain alias naik tujuh kali lipat.
Maroko dinilai sah-sah saja merekrut pemain yang lahir di luar negeri. Apalagi, pemain yang diboyong juga menjaga hubungan kuat dengan Maroko.
Ayman El Felyani, seorang mahasiswa di Tetouan, sebuah kota yang terletak 220 km di utara ibu kota, Rabat, mengatakan dia melihat kebangsaan sebagai konsep yang cair.
Satu di antara pemain favoritnya, Noussair Mazraoui, meniti karier di klub-klub Eropa, tetapi orangtuanya berasal dari Maroko. "Sebagai orang Maroko, saya tidak peduli apakah pemain-pemain lahir di Mars," kata Felyani.
Achraf Hakimi mendapat pujian tinggi dari pemain legendaris Maroko seperti Noureddine Naybet. Di mata Naybet, Hakimi kebanggaan Maroko dan kegembiraan negara. Ya, diaspora dapat jadi kebanggaan dan kekuatan negara. *
Komentar