Kerajinan Bambu Tabanan Diminati Pasar
TABANAN, NusaBali
Permintaan anyaman bambu di Kabupaten Tabanan relatif tinggi.
Sebagian besar permintaan datang dari kalangan akomodasi pariwisata maupun pekerja proyek. Seperti perajin anyaman bambu Ni Wayan Sulma Dewi. Permintaan anyaman bambu meningkat sudah terjadi awal bulan Desember 2022. "Tetap ada pemesanan meskipun G20 sudah selesai," ujar perajin dari Banjar Denuma, Desa Kukuh, Kecamatan Marga Tabanan, Minggu (11/12).
Kata dia, permintaan banyak datang dari kalangan pariwisata seperti vila. Mereka memesan anyaman bambu yang digunakan untuk plafon rumah. "Biasanya dari vila ini memesan anyaman bambu dari kulit bambu, alasannya supaya lebih natural karena mereka memang mengedepankan konsep back to nature," katanya.
Menurutnya terbanyak pesanan dari akomodasi vila ini motif lurik agar lebih eksotik. Selain itu ada juga memesan yang motif lain yang menggunakan anyaman dari bambu hitam yang tanpa perlu pewarnaan lagi. "Harga yang kami tawarkan beragam, dari Rp 80.000 sampai dengan Rp 90.000 per meter," tandasnya.
Selain Sulma, Ayu Iswadewi, pedagang bedeg di Jalan Raya Denpasar Gilimanuk, Kediri juga mengakui hal yang sama. Meskipun Ayu tidak melayani pasar pariwisata, namun permintaan bedeg dari masyarakat selama periode akhir tahun ini cukup banyak.
"Sejak dua bulan ini banyak yang beli bedeg, biasanya yang beli adalah pemborong atau mandor-mandor yang sedang mengerjakan proyek. Biasanya bedeg ini digunakan untuk membuat bedeng, harganya mulai dari Rp 40.000 sampai dengan Rp 60.000 per lembar," jelas pedagang asal Jember ini. *des
1
Komentar