Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Bali Meningkat
DENPASAR, NusaBali.com - Direktur Lembaga Bantuan Hukum Bali Women Crisis Centre (LBH BWCC) Ni Nengah Budawati mengungkap fakta peningkatan laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Bali pada 2022.
Berdasarkan data dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Bali mencatat bahwa penanganan kasus perempuan sebagai korban pada tahun 2021 mencapai 241 kasus, sedangkan hingga November 2022 ini sudah mencapai 248 kasus, atau mengalami peningkatan sebesar
2,9 persen.
Sementara laporan kekerasan terhadap anak mengalami kenaikan sebesar 19 persen pada tahun 2022. Dimana sebelumnya pada tahun 2021 terjadi 73 kasus, dan kini telah naik menjadi 87 kasus per November 2022.
"Tren peningkatan memang terjadi disebabkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk melapor dan saya pikir jika di setiap tahun laporan terhadap kasus kekerasan meningkat itu bagus, sebab ada banyak laporan artinya pasti banyak orang yang melapor dibandingkan kemudian tidak ada," ujar Ni Nengah Budawati di sela kegiatan konser musik amal yang diselenggarakan LBH BWCC, di panggung Terbuka Ardha Candra Art Center, Denpasar, Sabtu (10/12/2022).
Ia pun berharap kepada korban, baik itu perempuan maupun anak untuk lebih berani berbicara dan juga kepada masyarakat terus melaporkan jika mengetahui adanya tindak kekerasan yang terjadi.
"Penyebabnya adanya rasa takut dan tidak berani, serta tidak adanya support dari keluarga terdekat mereka, atau orang sekitar kepada korban, dan terbukti dalam setahun hanya 2-3 orang yang berani langsung melapor datang ke kantor kami," tandasnya.
Sementara dalam konser musik amal bertajuk 'Bersama Mencegah Kekerasan Terhadap Perempuan & Anak' ini diadakan dalam rangka peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 25 November dan sekaligus menyambut Hari Ulang Tahun HUT ke-10 LBH BWCC.
Beberapa komunitas serta band turut serta memeriahkan konser amal tersebut dengan menampilkan karya-karya terbaiknya, mulai dari komunitas Budang Bading Badung (musikalisasi puisi), Komunitas Teratai (penampilan musik dari komunitas difabel), pameran seni rupa anak-anak oleh Kulidan Art Class dan Maha Putra Art, lalu ada stand up comedy Kak Onyot, dan ditutup dengan penampilan band musik Nosstress.
"Kegiatan ini sebagai wadah dalam menggalang dana untuk meningkatkan akses pendampingan dan penanganan kasus dari penyintas kekerasan di tingkat akar rumput. Upaya ini juga sangat membantu untuk akses keadilan dan layanan bantuan hukum bagi para korban atau penyintas kekerasan terutama perempuan dan anak di Bali," pungkas Ni Nengah Budawati. *aps
1
Komentar