SMAN 2 Semarapura Pamerkan Produk Turunan Wayang Lukis Kamasan
SEMARAPURA, NusaBali
Gelaran Pentas Bintang Pendidikan di Klungkung menjadi ajang para siswa-siswi pelajar dari PAUD hingga SMA/SMK memamerkan produk hasil implementasi Kurikulum Merdeka.
Semua inovasi para pelajar dipajang sedemikian rupa agar menarik minat pengunjung untuk mampir ke stand mereka. Salah satunya, SMAN 2 Semarapura yang saat ini sudah bergelar Sekolah Penggerak ikut serta menyemarakkan gelaran Pentas Pendidikan yang berlokasi di Alun-Alun Ida Dewa Agung Jambe Klungkung, 5-7 Desember 2022.
Produk unggulan yang dipamerkan adalah produk turunan Wayang Lukis Kamasan. Tampak unik, biasanya wayang lukis Kamasan hanya bisa kita jumpai pada media lukis dua dimensi saja. Namun, siswa-siswi SMAN 2 Semarapura membuat gebrakan baru yakni melukis Wayang Kamasan di media tiga dimensi khususnya pada produk alat persembahyangan bagi umat Hindu.
“Jadi produk yang dihasilkan dari Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (5P) banyak seperti kain tenun, budidaya ikan, hidroponik, tanaman toga, dan salah satunya wayang lukis Kamasan. Disini siswa yang berperan penting, memiliki pengalaman langsung sampai menjadi produk atau menghasilkan produk. Kita (guru) hanya memfasilitasi dan mendampingi saja,” ujar pembina wayang luki Kamasan, Ni Wayan Sri Wedari pada Rabu (7/12) siang.
Saat ini, produk-produk lukisan wayang Kamasan tersebut berupa keben, sokasi, kipas, dan tas bunga. Namun, Ni Wayan Sri Wedari menjelaskan karena proses pembuatan produk tersebut memakan waktu yang cukup banyak, pada pameran Pesta Bintang Pendidikan, produk wayang lukis Kamasan tersebut sementara hanya dipamerkan saja dan tidak dijual untuk khalayak umum.
“Pembuatan produk wayang Kamasan ini prosesnya lama sampai pada tahap penjualan. Biasanya, Pada saat pembagian rapor siswa itu kita mendatangkan orang tua, di sana lah orang tua bisa melihat langsung apa yang sudah dibuat dalam program P5 oleh anak-anak mereka, di samping itu siswa-siswi bisa menjualnya kepada orang tuanya,” paparnya.
Tidak hanya digemari oleh para orang tua, produk wayang lukis Kamasan pun memikat hati para guru-guru SMAN 2 Semarapura. Tak ayal, jika mereka sudah memesan jauh-jauh hari hasil produk kerajinan tangan anak didiknya.
“Dari guru-guru juga sudah mesan produk wayang Kamasan karena sedang tren seperti tas, keben wayang, sokasi, tas bunga wayang, atau kipas itu sudah banyak di pesan oleh guru-guru,” tutur Ni Wayan Sri Wedari.
Selain memamerkan produk turunan wayang lukis Kamasan, dilihat dari pantauan pada stand tersebut juga menjual pupuk kompos. Salah satu pembina komposting, Safri Lubis menjelaskan hasil produk pupuk kompos saat ini tercetus karena pihak sekolah telah memiliki alat yang memadai dan juga lingkungan sekolah yang mendukung.
“Lingkungan di sekolah kita juga ada banyak pohon-pohon dan daun-daun jadi kenapa tidak kita coba saja membuat pengolahan sampah, daun-daun tersebut kita ubah menjadi pupuk kompos,” ujar Safri Lubis.
Proses pembuatan pupuk kompos, kata Safri Lubis pun memerlukan 3 tahapan.
“Tahap pertama, mencari bahan baku berupa daun-daun lalu kita potong kecil-kecil menggunakan mesin pemotong yang telah disiapkan oleh sekolah. Selanjutnya kita campurkan dengan cairan EM4 atau air. Setelah itu kita tunggu selama 3 bulan tetapi harus ada pengadukan dan pemerataan suhu agar bisa hancur seperti tanah,” jelasnya.
Satu kampil pupuk kompos dengan berat 5kg dibandrol seharga Rp 10.000 saja. Harga yang terjangkau dengan kualitas yang baik membuat banyak orang ingin membeli pupus kompos buatan siswa-siswinya. Namun karena masih diproduksi dalam entitas yang tidak terlalu banyak, saat ini hasil pupuk kompos tersebut masih digunakan untuk kebutuhan kebun di kawasan sekolah saja.
“Sebenarnya banyak mau membeli ini karena kita masih memproduksinya secara internal. Tetapi kedepannya jika ini bisa menjanjikan, kita bisa menjual ke eksternal sekolah,” ujarnya. 0l3
1
Komentar