SMPN 1 Bebandem Pamerkan 780 Wayang
AMLAPURA, NusaBali
SMPN 1 Bebandem, Karangasem, terus berinovasi. Sekolah ini menggelar pameran wayang hasil karya kreativitas para siswa.
Ada 780 wayang dipamerkan serangkian acara Pentas dan Pameran Seni Akhir Tahun 2022 di SMPN setempat, Selasa (13/12). Sekolah ini berlokasi di Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Wakasek Kurikulum SMPN 1 Bebandem I Ketut Murtika, bersama guru seni dan budaya I Gusti Made Arda dan pembina OSIS I Kadek Sudiarsa yang mengoordinasikan acara itu. Antusias siswa ambil bagan dalam acara itu setelah melakukan sosialasi sejak November 2022.
Dalam acara Pentas dan Kreativitas Seni Akhir tahun 2022 iutu, setiap angkatan wajib mementaskan seni sesuai bakat dan kemampuan anak. Setiap siswa wajib membuat satu wayang, lengkap dengan deskripsi singkat, mulai dari ketokohannya, peran dalam cerita.
780 siswa yang memajang hasil karya kreativitasnya berupa wayang, pihak panitia menata wayang tersebut berjejer rapi terbagi-bagi tiap kelas, lengkap dengan nama kelas pemilik wayang itu. Sehingga sepanjang teras ruang kelas penuh dengan wayang berbahan karton.
Wayang itu berasal dari siswa kelas VII sebanyak 271 wayang, kelas VIII sebanyak 238 wayang dan kelas IX sebanyak 271 wayang. Hanya saja wayang tersebut kebanyakan mengambil contoh dari bentuk wayang versi Jawa, dengan ciri khas, hidung mancung dan lehernya panjang.
Ketua Panitia Pentas dan Pameran Seni Akhir Tahun 2022, Kadek Diah Mahatma Dewi mengakui wayang hasil karya siswa, khas Jawa. "Mencari referensi di internet, mereka menemukan wayang Jawa,” jelasnya.
Padahal wayang versi Bali cukup banyak, hal itu menandakan banyak siswa yang jarang nonton wayang. “Bisa saja siswa jarang nonton wayang, tetapi ada beberapa wayang karya siswa, juga mengadopsi wayang versi Bali,” tambah mantan Ketua OSIS SMPN 1 Bebandem.
Pameran wayang hasil karya siswa tersebut juga dilombakan, dengan dewan juri, I Gusti Made Arda, I Komang Arisana, Made Murniningsih dan I Kadek Sudiarsa. Kriteria penilaian, menurut guru seni dan budaya I Gusti Made Arda, karya original, seni, bentuk dan pewarnaan. “Banyak wayang tanpa warna, dari segi seni lumayan, ada juga mereka dapatkan gambar wayang di internet kemudian cetak lalu siswa menempel di karton,” kata I Gusti Made Arda.
Pameran menghadirkan ratusan karya seni wayang ini baru pertama terlaksana. “Paling tidak dari sisi positifnya, minimal siswa tahu tokoh wayang yang mereka buat, dan tahu perannya di dalam cerita. Sebab, setiap wayang yang merupakan karya siswa, wajib menyertakan deskripsinya,” tambah I Gusti Made Arda.*k16
Komentar