Koperasi Mulai Bangkit Setelah 2 Tahun Lalui Masa Sulit
SEMARAPURA, NusaBali
Tantangan koperasi di Kabupaten Klungkung selama 2 tahun terakhir akibat pandemi Covid-19 sangat berat.
Koperasi Pasar (Koppas) Srinadi Klungkung yang merupakan salah satu koperasi terbesar di Bali juga mengalami kondisi itu. Menghindari rush money atau penarikan besar-besaran oleh nasabah, maka koperasi yang sudah berdiri sejak 37 tahun ini harus menjaga likuiditas.
Ketua Koppas Srinadi Klungkung, Ngakan Made Nata mengaku sangat berat melalui 2 tahun saat pandemi Covid-19. Pandemi memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk koperasi yang bergerak di sektor keuangan (simpan pinjam). Sebab sebagian besar anggota koperasi melakukan penarikan uang. Sebaliknya, pembayaran pinjaman justru seret.
Menjaga likuiditas menjadi salah satu kuncinya. Salah satu strategi yang dilakukan untuk menjaga likuiditas adalah dengan mengurangi pengeluaran pinjaman. Memberikan skala prioritas penarikan uang oleh anggota koperasi. "Sekali gagal bayar bisa jadi rush, kalau terjadi rush bisa babak belur. Sehingga unit usaha lainnya kami batasi belanja barang atau efisiensi," ujar Ngakan Nata saat ditemui pada puncak HUT ke-37 Koppas Srinadi, Rabu (14/12).
Seiring berjalannya waktu, kondisi Koppas Srinadi kembali normal sejak awal 2022 ini. Kepercayaan masyarakat tinggi, aset kembali, dan indikasinya laporan keuangan ‘cantik’. “Kami merasa bersyukur dua tahun berat ini bisa dilalui walaupun agak mangap - mangap," ujar Ngakan Nata.
Menurut Ngakan Nata, kalau dibandingkan krisis 1998, pandemi ini sangat berdampak dahsyat bagi koperasi dan UMKM. "Lembaga keuangan kecil sangat merasakan dampaknya," kata Ngakan Nata. Terpenting adalah menjaga kepercayaan masyarakat dari rush tersebut, di mana dalam pengelolaan keuangan harus lebih hati-hati dengan mempelajari rasio likuiditas. "Kami berterimakasih atas kepercayaan masyarakat Klungkung terhadap Koppas Srinadi," kata Ngakan Nata.
Perayaan HUT Koppas Srinadi tahun ini diawali persembahyangan bersama, lomba mewarnai melibatkan anak TK dengan 1.000 peserta, jalan sehat, dan syukuran di masing-masing unit secara intern. "Harapan kami pasca Covid dan HUT ke-37 selalu menjaga kekompakan," harap tokoh asal Banjar Delod Buug, Desa Dawan Kelod, Kecamatan Dawan, Klungkung ini. *wan
Komentar