nusabali

Siswa di Kuta Selatan Kumpulkan Minyak Jelantah, Untuk Apa?

Komunitas Laksana Becik Gagas Gerakan Cinta Lingkungan

  • www.nusabali.com-siswa-di-kuta-selatan-kumpulkan-minyak-jelantah-untuk-apa

MANGUPURA, NusaBali.com - Minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah merupakan salah satu limbah yang pasti ada di setiap rumah tangga. Namun, tak banyak orang mengetahui cara mengatasi pembuangan limbah minyak jelantah dengan benar agar tidak merusak lingkungan.

Melihat kondisi ini, komunitas pecinta lingkungan, ‘Laksana Becik’ membuat sebuah gebrakan baru yakni mengumpulkan minyak jelantah dengan menyasar siswa-siswi sekolah di Kabupaten Badung.  

Sebagai komunitas yang baru berdiri sejak awal Desember 2022, Laksana Becik yang berarti Perilaku yang Baik ini ingin ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih. 

Sementara pilot project program penanganan limbah minyak jelantah saat ini menggandeng dua sekolah yakni SMPN 1 Kuta Selatan dan SD No. 11 Jimbaran, Kabupaten Badung. 

Komunitas Laksana Becik mengajak siswa-siswi di sekolah tersebut untuk membawa minyak jelantah dari rumah lalu mengumpulkannya ke sekolah pada Kamis (15/12/2022). 

Gerakan pengumpulan minyak jelantah dengan menyasar anak muda tentu bisa menjadi pondasi dasar agar dapat menghindari kerusakan lingkungan. 

Selain itu hasil minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah nantinya akan dikirim ke luar Bali untuk dapat diolah menjadi bahan bakar biodiesel yang tentunya memiliki nilai ekonomis. 

Komunitas para pecinta lingkungan yang bergerak mengedukasi masyarakat, termasuk generasi muda untuk lebih peduli dengan lingkungan, terutama terkait masalah limbah Minyak Jelantah juga menggandeng Rotary Club Jimbaran, yang memiliki program pengentasan stunting di Badung. 

Melalui kolaborasi yang dilakukan antara Laksana Becik dengan Rotary Club Jimbaran ini, nantinya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga lingkungannya dan ikut mensukseskan program pengentasan stunting. 

Menurut perwakilan Laksana Becik, Cahaya Kurniawan, pihaknya ingin mengedukasi siswa agar ikut menjaga lingkungan tetap bersih dan tidak membuang limbah jelantah ke alam. 

Pasalnya jika limbah jelantah dibuang ke alam dalam kurun waktu yang lama tentu akan mencemari lingkungan. 

“Kami dari Laksana Becik, ingin menanamkan kesadaran 
sejak dini terkait permasalahan lingkungan khususnya masalah limbah Jelantah," kata pria yang sering disapa Wawan saat ditemui di SD No. 11 Jimbaran, Kamis (15/12/2022) pagi.

Sementara, Kepala Sekolah SD No. 11 Jimbaran, I Nyoman Suasta menyambut baik gerakan pengumpulan minyak jelantah ini. 

Ia pun membeberkan jika di sekolah, pihaknya tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan tetapi juga membimbing dan melatih anak-didik untuk menjaga lingkungan. Untuk merealisasikan gerakan ini, pihaknya telah mensosialisasikannya kepada seluruh warga sekolah mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.

“Sebelum mengajar olahraga kami selau mengajak anak-anak untuk melakukan pembersihan, mengelola sampah organik dan anorganik. Sehingga kami sambut gerakan ini dengan baik sekali, bahkan kami sudah mensosialisasikan kepada anak-anak dan mereka sudah membawa minyak jelantah dari rumah,” ujar Kepala Sekolah SD No. 11 Jimbaran, I Nyoman Suasta saat ditemui di sela-sela kegiatan. 

Dilihat dari pantauan, anak-anak pun menyambut baik gerakan ini, terbukti mereka kompak membawa minyak jelantah dari rumahnya masing-masing. 

Mereka juga nampak berjibaku menuang secara sedikit demi sedikit minyak jelantah pada jerigen yang telah disediakan oleh Komunitas Laksana Becik. Sehingga dua jerigen pun penuh terisi minyak jelantah yang telah mereka bawa dari rumah.

“Walaupun mereka membawanya minyak jelantah dalam jumlah yang sedikit tetapi anak-anak itu sudah berusaha dan pasti sudah menyampaikan ke orangtuanya. Dengan sosialisasi ke anak-anak secara otomatis akan juga dapat tersosialisasikan kepada masyarakat. Kami juga sudah mempertegas jangan sampai anak-anak merengek kepada ibunya untuk mencarikan minyak jelantah atau sampai beli. Sehingga sosialisasi ini bisa diterima baik oleh masyarakat,” tandasnya.

Lebih lanjut, I Nyoman Suasta mengatakan gerakan pengumpulan minyak jelantah tidak akan berhenti sampai di sini melainkan akan terus berjalan tentunya bersama Komunitas Laksana Becik.

“Selanjutnya kami akan terus melakukan ini, agar mereka bisa memberitahukan kepada orang tuanya agar membawa minyak yang telah dipakai untuk dijadikan satu di sekolah selanjutnya kami akan tetap memanggil komunitas Laksana Becik untuk mengambil minyak jelantah yang telah dibawa oleh anak-anak untuk tahap proses selanjutnya. Sehingga anak-anak menjadi terbiasa menjaga kebersihan lingkungan baik di rumah, sekolah, atau di masyarakat secara luas,” harapnya.

Siswi kelas IV SD No. 11 Jimbaran, Komang Aya Prabawati mengatakan jika dirinya senang bisa ikut andil dalam gerakan pengumpulan minyak jelantah ini. Bahkan orang tuanyapun menyambut baik permintaannya ketika dimintai minyak jelantah.

“Orangtua saya sangat menyambut baik ketika saya minta minyak jelantah. Saat ini saya sudah membawa minyak jelantah satu setengah botol. Dulunya saya membuang minyak jelantah menggunakan air, tetapi dengan adanya kegiatan ini saya jadi mengetahui minyak jelantah tidak boleh dibuang sembarangan apalagi dibuang pada saluran air,” ujar Komang Aya Prabawati.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala SMP Negeri 1 Kuta Selatan, I Gede Antika, menyampaikan apresiasi terhadap program gerakan pengumpulan minyak jelantah ini. 

"Dengan adanya program seperti ini, kita sambut dengan baik. Karena ini merupakan salah satu ide untuk edukasi terhadap anak yang berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan," ucapnya.

Ke depan, pihaknya akan mengupayakan para siswa, guru dan pegawai yang menjadi warga SMP Negeri 1 Kuta Selatan, agar bisa bersama-sama, bahu-membahu, ikut melakukan edukasi, terhadap minyak jelantah yang merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan. 

“Sehingga dengan edukasi ini, kita bersama-sama memiliki persepsi untuk pemeliharaan lingkungan supaya tetap bersih. Untuk Laksana Becik agar selalu semangat untuk mengedukasi, sehingga sekolah bisa terus berkolaborasi mengedukasi warga SMP Negeri 1 Kuta Selatan," harapnya.

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Badung, I Wayan Tur Adnyana, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Komunitas Laksana Becik yang telah memfasilitasi program gerakan pengumpulan minyak jelantah di sekolah-sekolah di Kabupaten Badung. Dirinya meyakini, apapun program dari komunitas Laksana Becik nantinya akan diturunkan kepada orang-orang baik.

"Saya akan selalu mengkomunikasikan program ini ke sekolah-sekolah di Badung yang mau memperdulikan lingkungan. Untuk itu, ke depan, apapun programnya saya akan sangat mendukung. Sehingga, komunitas Laksana Becik betul-betul bisa menerapkan konsep Trikaya Parisuda (berfikir, berkata ,dan berbuat yang baik, Red)," tegasnya. *ris

Komentar