Satu Buruh Tewas Tertimbun, Empat Lainnya Selamat dari Maut
Saat bencana terjadi kemarin sore, korban tewas Putu Tangkas sedang menggali pondasi senderan bersama empat buruh lainnya sesama asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririy, yakni I Komang Agus Banjar Labanangga, I Gede Partika, I Ketut Budi, dan I Putu Darma
Senderan Badan Jalan Rute Denpasar-Singaraja via Pupuan Longsor Saat dalam Pengerjaan
TABANAN, NusaBali
Senderan badan jalan yang sedang dalam pengerjaan di Jalur Denpasar-Singaraja via Pupuan kawasan Banjar Semoja, Desa/Kecamatan Pupuan, Tabanan, mendadak longsor, Rabu (17/5) sore. Akibat petaka maut senderan longsor yang berada di sebelah timur Kantor Camat Pupuan ini, seorang buruh proyek tewas tertimbun, sementara empat pekera lainnya selamat dari maut.
Korban tewas dalam petaka senderal nongsor ini adalah I Putu Tangkas, 15, buruh proyek asal Banjar Kembang Sari, Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng. Ketika longsor terjadi, Rabu sore sekitar pukul 15,45 Wita, korban Putu Tangkas melakukan penggalian bersama 4 rekannya dari kampung yang sama, masing-masing I Komang Agus Banjar Labanangga, I Gede Partika, I Ketut Budi, dan I Putu Darma.
Nah, saat asyik menggali pondasi senderan setinggi 10 meter, tiba-tiba tebing di atasnya runtuh. Tebing longsor sepanjang 7 meter. Beruntung, 4 rekan korban berhasil menyelamatkan diri. Sebaliknya, korban Putu Tangkas tidak sempat menyelamatkan diri karena berada tepat di bawah longsoran.
Empat (4) buruh yang selamat dari maut, bersama warga setempat, kemudian berupaya menolong korban Putu Tangkas. Saat berhasil dievakuasi dari timbunan tanah sedalam 1 meter, korban masih bernyawa. Korban ditemukan dalam keadaan masih berdiri dengan posisi kuda-kuda, seperti mau lompat namun gagal. Korban Putu Ta-ngkas kemudian dibawa ke Puskesmas Pupuan. Namun, buruh berusia 15 tahun ini keburu meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas.
Kapolsek Pupuan, AKP Ida Bagus Mahendra, menyatakan pihaknya sudah terjun ke lokasi musibah senderan longsor di Banjar Semoja, Desa/Kecamatan Pupuan, Rabu sore, untuk melakukan olah TKP dan minta keterangan saksi-saksi. Dari hasil pemeriksaan, struktur tanah tebing senderan yang digali memang dalam kondisi labil. Bahkan, badan jalan di atasnya sering bergetar ketika dilewati kendaraan.
Menurut Kapolsek IB Mahendra, jenazah korban Putu Tangkas juga telah dilakukan pemeriksaan luar oleh tim medis di Puskesmas Pupuan. Dari pemeriksaan luar, tidak ditemukan luka terbuka dan luka lecet di tubuh korban. "Korban disimpulkan meninggal karena kekurangan Oksigen akibat tertimbun tanah," jelas Kapolsek IB Mahendra saat dikonfirmasi, Rabu petang.
Hingga kemarin petang, jenazah korban Putu Tangkas masih berada di Puskesmas Pupuan, sambil menunggu keluarganya dari Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng menjemputnya. Kapolsek IB Mahendra menyebutkan, proyek senderan badan jalan ini akan dihentikan sementara pasca longsor.
Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Semoja, Desa Pupuan, Ida Bagus Gede Wanagiri, 53, menyatakan proyek senderan tersebut sebetulnya telah selesai dikerjakan tiga hari sebelumnya. Namun, senderan yang baru jadi ini mendadak jebol, karena tanahnya labil dan bahan yang digunakan diduga asal-asalan.
“Saat musibah longsor tadi sore (kemarin), 5 buruh sedang memperbaiki kembali senderan jebol dengan cara menggali lebih dalam agar senderannya menjadi lebih kuat,” jelas IB Wanagiri, yang kemarin sore ikut bantu mengevakuasi korban Putu Tangkas. * d
TABANAN, NusaBali
Senderan badan jalan yang sedang dalam pengerjaan di Jalur Denpasar-Singaraja via Pupuan kawasan Banjar Semoja, Desa/Kecamatan Pupuan, Tabanan, mendadak longsor, Rabu (17/5) sore. Akibat petaka maut senderan longsor yang berada di sebelah timur Kantor Camat Pupuan ini, seorang buruh proyek tewas tertimbun, sementara empat pekera lainnya selamat dari maut.
Korban tewas dalam petaka senderal nongsor ini adalah I Putu Tangkas, 15, buruh proyek asal Banjar Kembang Sari, Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng. Ketika longsor terjadi, Rabu sore sekitar pukul 15,45 Wita, korban Putu Tangkas melakukan penggalian bersama 4 rekannya dari kampung yang sama, masing-masing I Komang Agus Banjar Labanangga, I Gede Partika, I Ketut Budi, dan I Putu Darma.
Nah, saat asyik menggali pondasi senderan setinggi 10 meter, tiba-tiba tebing di atasnya runtuh. Tebing longsor sepanjang 7 meter. Beruntung, 4 rekan korban berhasil menyelamatkan diri. Sebaliknya, korban Putu Tangkas tidak sempat menyelamatkan diri karena berada tepat di bawah longsoran.
Empat (4) buruh yang selamat dari maut, bersama warga setempat, kemudian berupaya menolong korban Putu Tangkas. Saat berhasil dievakuasi dari timbunan tanah sedalam 1 meter, korban masih bernyawa. Korban ditemukan dalam keadaan masih berdiri dengan posisi kuda-kuda, seperti mau lompat namun gagal. Korban Putu Ta-ngkas kemudian dibawa ke Puskesmas Pupuan. Namun, buruh berusia 15 tahun ini keburu meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas.
Kapolsek Pupuan, AKP Ida Bagus Mahendra, menyatakan pihaknya sudah terjun ke lokasi musibah senderan longsor di Banjar Semoja, Desa/Kecamatan Pupuan, Rabu sore, untuk melakukan olah TKP dan minta keterangan saksi-saksi. Dari hasil pemeriksaan, struktur tanah tebing senderan yang digali memang dalam kondisi labil. Bahkan, badan jalan di atasnya sering bergetar ketika dilewati kendaraan.
Menurut Kapolsek IB Mahendra, jenazah korban Putu Tangkas juga telah dilakukan pemeriksaan luar oleh tim medis di Puskesmas Pupuan. Dari pemeriksaan luar, tidak ditemukan luka terbuka dan luka lecet di tubuh korban. "Korban disimpulkan meninggal karena kekurangan Oksigen akibat tertimbun tanah," jelas Kapolsek IB Mahendra saat dikonfirmasi, Rabu petang.
Hingga kemarin petang, jenazah korban Putu Tangkas masih berada di Puskesmas Pupuan, sambil menunggu keluarganya dari Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng menjemputnya. Kapolsek IB Mahendra menyebutkan, proyek senderan badan jalan ini akan dihentikan sementara pasca longsor.
Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Semoja, Desa Pupuan, Ida Bagus Gede Wanagiri, 53, menyatakan proyek senderan tersebut sebetulnya telah selesai dikerjakan tiga hari sebelumnya. Namun, senderan yang baru jadi ini mendadak jebol, karena tanahnya labil dan bahan yang digunakan diduga asal-asalan.
“Saat musibah longsor tadi sore (kemarin), 5 buruh sedang memperbaiki kembali senderan jebol dengan cara menggali lebih dalam agar senderannya menjadi lebih kuat,” jelas IB Wanagiri, yang kemarin sore ikut bantu mengevakuasi korban Putu Tangkas. * d
Komentar