Semrawut, Pemasangan Kabel di Legian Jadi Sorotan
MANGUPURA, NusaBali
Pemasangan jaringan kabel di Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta jadi sorotan sejumlah pihak.
Sebab pemasangannya dinilai semrawut dan tidak memperhatikan estetika. Ketua LPM Legian Wayan Puspa Negara baru-baru ini bahkan mengaku sempat memotong kabel di bilangan Jalan Werkudara. Pemotongan kabel terpaksa dilakukan lantaran tidak ada pihak yang mengaku sebagai pemilik. “Bus sempat lewat di sana, ada kabel tidak sengaja tertarik, akibatnya ada beberapa jatuh. Kami sudah tindaklanjuti dengan menyampaikan kepada pihak provider, dan kaling juga sudah melapor ke grup utilitas,” kata Puspa Negara, Kamis (22/12).
Pascakejadian beberapa pihak diakui sempat datang ke lokasi untuk mengecek. Namun masih ada beberapa kabel tersisa, sehingga terpaksa dipotong karena sangat membahayakan. “Kabel-kabel dipotong itu sesungguhnya adalah kabel yang sudah lama tidak difungsikan. Jadi di Legian itu banyak ada tiang beranak dan banyak pula ada kabel bercucu,” sindir Puspa Negara.
Melihat fenomena tersebut, mantan anggota DPRD Badung ini meminta agar sebelum pemasangan kabel, pihak provider dan vendor melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan kelurahan atau minimal bersama kepala lingkungan setempat. “Walau ada kabel bergelantungan, estetika wilayah dapat tetap terjaga, karena pemasangan sudah diatur dan dikoordinasikan,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Kaling Legian Kaja I Wayan Riasa. Dia berharap agar provider bisa menjalin komunikasi, sehingga pemasangan tiang ataupun kabel bisa benar-benar terawasi. “Jadi jangan seenaknya. Kalau memang ada kabel yang sudah tidak digunakan, sebaiknya segera dilepas saja. Biar tidak malah membebani tiang dan berisiko jatuh,” pintanya.
Sementara itu, Kelian Suka Duka Banjar Legian Kaja Made Sada, mengatakan menemukan ada kabel melintang rendah yang sangat mengganggu kelancaran pelaksanaan upacara adat keagamaan. Seperti ketika gelaran upacara ngaben serta arak-arakan ogoh-ogoh. “Pemasangan kabel yang semrawut mengakibatkan perubahan mekanisme struktur budaya kita. Harusnya bukan adat yang menyesuaikan, tapi merekalah yang menyesuaikan agar tidak sampai mengganggu,” katanya.
Guna mendapat perhatian atas kondisi itu, dia berharap agar ada penanganan serius dari instansi terkait, sehingga kawasan Legian bisa lebih tertata. “Harapannya adanya perhatian serius, karena persoalan ini terus terulang,” tegasnya. *dar
Komentar