Soal Pernyataan Sekjen Golkar Terkait Capres Ganjar dan Puan
Repdem : Jangan Adu Domba Partai Lain
‘Kalau mau berikan motivasi internal, jangan adu domba partai lain. Sebab, PDI Perjuangan solid, terpimpin, dan mengakar’
JAKARTA, NusaBali
Pernyataan Sekjen Partai Golkar Lodewijk Paulus dalam Rapimda DPD Golkar Sumatera Utara di Medan, Jumat (23/12) yang menyebutkan ada bentrok di internal PDI Perjuangan (PDIP) lantaran hasil survei Ganjar Pranowo mengungguli Puan Maharani, mendapat tanggapan dari Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem). Organisasi sayap PDIP yang menghimpun para aktivis gerakan pro demokrasi itu, meradang atas pernyataan tersebut.
Bahkan Ketum Repdem Wanto Sugito mengatakan, Paulus Lodewijk selaku Sekjen Partai Golkar telah menggunakan cara atau pola Orde Baru dengan mengintervensi kedaulatan partai. Dia meminta agar Paulus tidak mengadu domba partai lain. Terlebih saat memberikan pengarahan kepada kadernya.
“Kalau mau berikan motivasi internal, jangan adu domba partai lain. Sebab, PDI Perjuangan solid, terpimpin, dan mengakar,” ujar Wanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/12).
Menurut Wanto, campur tangan politik otoriter tidak lagi cocok pada jaman demokrasi, apalagi dengan mengadu domba kader partai lain. Sebagai mantan demonstran era Reformasi 1998, Wanto menceritakan kejamnya Orde Baru dan bagaimana Orde Baru menciptakan penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme. Wanto mengatakan Paulus Lodewijk sama sekali tidak memahami etika berpolitik. Bagi Wanto, etika politik sebagai sesama partai pemerintah itu penting.
"Itu Sekjen Golkar harus kursus etika politik dulu. Sebagai kader saya tegaskan bahwa PDI Perjuangan itu solid, terpimpin, dan mengakar pada rakyat. Terkait Pilpres, semua kader paham bahwa keputusan di tangan Ibu Ketua Umum. Beliau akan mengambil keputusan terbaik untuk partai, rakyat, bangsa, dan negara," kata Wanto.
Atas dasar hal tersebut, Wanto menegaskan, bahwa jika Paulus Lodewijk akan motivasi internal boleh saja namun dengan cara yang benar. “Sebab yang tidak solid itu Golkar, makanya elektoral rendah. Itu tanggung jawab Sekjen Golkar, jangan lalu otak atik partai lain," imbuh Wanto.
Pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan ini, meminta yang bersangkutan agar segera melakukan klatifikasi dan minta maaf. “Mengingat Sekjen Golkar telah menyampaikan informasi yang tidak tepat, saya meminta agar segera melakukan klarifikasi dan meminta maaf. Jangan merusak hubungan sesama partai pendukung pemerintah,” tegas Wanto. k22
Bahkan Ketum Repdem Wanto Sugito mengatakan, Paulus Lodewijk selaku Sekjen Partai Golkar telah menggunakan cara atau pola Orde Baru dengan mengintervensi kedaulatan partai. Dia meminta agar Paulus tidak mengadu domba partai lain. Terlebih saat memberikan pengarahan kepada kadernya.
“Kalau mau berikan motivasi internal, jangan adu domba partai lain. Sebab, PDI Perjuangan solid, terpimpin, dan mengakar,” ujar Wanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/12).
Menurut Wanto, campur tangan politik otoriter tidak lagi cocok pada jaman demokrasi, apalagi dengan mengadu domba kader partai lain. Sebagai mantan demonstran era Reformasi 1998, Wanto menceritakan kejamnya Orde Baru dan bagaimana Orde Baru menciptakan penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme. Wanto mengatakan Paulus Lodewijk sama sekali tidak memahami etika berpolitik. Bagi Wanto, etika politik sebagai sesama partai pemerintah itu penting.
"Itu Sekjen Golkar harus kursus etika politik dulu. Sebagai kader saya tegaskan bahwa PDI Perjuangan itu solid, terpimpin, dan mengakar pada rakyat. Terkait Pilpres, semua kader paham bahwa keputusan di tangan Ibu Ketua Umum. Beliau akan mengambil keputusan terbaik untuk partai, rakyat, bangsa, dan negara," kata Wanto.
Atas dasar hal tersebut, Wanto menegaskan, bahwa jika Paulus Lodewijk akan motivasi internal boleh saja namun dengan cara yang benar. “Sebab yang tidak solid itu Golkar, makanya elektoral rendah. Itu tanggung jawab Sekjen Golkar, jangan lalu otak atik partai lain," imbuh Wanto.
Pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan ini, meminta yang bersangkutan agar segera melakukan klatifikasi dan minta maaf. “Mengingat Sekjen Golkar telah menyampaikan informasi yang tidak tepat, saya meminta agar segera melakukan klarifikasi dan meminta maaf. Jangan merusak hubungan sesama partai pendukung pemerintah,” tegas Wanto. k22
1
Komentar