Walikota Denpasar Pertama, I Made Suwendha Berpulang
Meninggal karena Sakit di Usia 80 Tahun
MANGUPURA, NusaBali - Walikota Denpasar yang pertama (periode 1992-1997), Drs I Made Suwendha tutup usia pada, Minggu (18/12) malam pukul 23.40 Wita di RSD Mangusada, Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.
Suwendha menghembuskan napas terakhir akibat gagal jantung dan berpulang di usia 80 tahun. Anak bungsu mendiang Suwendha, Ketut Satyawan Semadhi mengungkapkan sebetulnya sang ayah sudah menderita sakit jantung sejak lama. Namun meski sakit, mendiang Suwendha tetap bisa menjalani aktivitas seperti biasa. Hingga akhirnya pada 14 Desember 2022, ayahnya mulai mengeluh sesak napas pada bagian uluhatinya. Sempat menjalani perawatan secara home care, namun setelahnya, karena kondisi fisik yang lemah mengharuskan Suwendha opname di rumah sakit.
"Setelah mengeluh sesak, langsung dilakukan perawatan secara home care. Setelah itu dilakukan pengecekan lab, yang akhirnya mengharuskan bapak dirawat di rumah sakit," ujar Semadhi, Senin (19/12). Menurut Semadhi, saat dibawa ke rumah sakit, ayahnya sempat mendapatkan perawatan intensif. Namun almarhum tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
"Bapak meninggal pada, Minggu malam pukul 23.40 Wita. Meninggalnya dinyatakan gagal jantung. Mungkin ada pemicu yang menyebabkan ada serangan (jantung)," ungkapnya. Semadhi menuturkan, saat ini jenazah mendiang ayahnya masih dititipkan di RSD Mangusada. Rencananya jenazah akan dipulangkan ke rumah duka di Desa Gerih, Kecamatan Abiansemal, Badung, Selasa (20/12) hari ini. "Rencananya akan makingsan ring gni terlebih dahulu pada 21 Desember (besok, red). Kemudian untuk upacara pengabenan, rencananya akan dilaksanakan setelah hari raya Galungan," jelasnya.
Untuk diketahui selama perjalanan kariernya, Drs I Made Suwendha merupakan Walikota Madya Denpasar dengan masa jabatan tahun 1992- 1997. Birokrat asal Desa Gerih, Kecamatan Abiansemal, Badung ini merupakan Walikota Denpasar pertama, karena sebelumnya bernama Walikota Administratif (Walikotif) Denpasar. Dirinya mulai menjadi Walikota sejak tanggal 27 Februari 1992, di mana saat itu Denpasar berubah status dari Kota Administratif menjadi Kota Madya.
Almarhum menggantikan Drs AA Ngurah Gede Agung yang merupakan Walikotif Denpasar 1987-1991. Suwendha diangkat menjadi Walikota pertama melalui pemilihan di DPRD Denpasar. Sebelum menjadi Walikota, Suwendha sempat menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Denpasar saat masih satu kesatuan dengan Badung. Setelah menjadi Walikota, Suwendha juga aktif di beberapa organisasi di Bali. Bahkan Suwendha sempat menjadi anggota DPR RI pada tahun 2004-2009.
Semadhi menceritakan, selama ayahnya menjadi Walikota, ada banyak proyek yang dikerjakan antara lain proyek fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasos). Seperti di antaranya perbaikan Jalan Gajah Mada, Jalan Matahari Terbit, pembangunan beberapa jembatan. “Beliau banyak membangun jembatan, lebih memudahkan masyarakat seperti di Jalan Imam Bonjol, jalur untuk proses pengabenan,” ingatnya.
Almarhum Suwendha oleh keluarganya dikenal sebagai sosok yang menyayangi anak-anaknya. “Bapak orang sangat bijaksana. Seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya,” kata Semadhi. Almarhum berpulang dengan meninggalkan empat orang anak, yakni satu anak perempuan dan tiga anak laki-laki. Selain itu, beliau juga meninggalkan 12 orang cucu. Berpulangnya Suwendha membuat jajaran Pemkot Denpasar berduka.
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara yang ditemui di sela tugas dinasnya, Senin kemarin menyampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya Walikota pertama di Kota Denpasar tersebut. “Atas nama pribadi serta jajaran Pemerintah Kota Denpasar serta masyarakat Kota Denpasar, kami menyampaikan dukacita mendalam atas berpulangnya Bapak I Made Suwendha, semoga beliau menyatu dengan brahman, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ungkap Jaya Negara. Sebelumnya, kabar berpulangnya Walikota Denpasar pertama tersebut dibenarkan oleh Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai.
“Menurut informasi yang kami terima, jenazah beliau masih dititipkan di RSUD Badung,” kata Dewa Rai. Dirut RSD Mangusada dr I Wayan Darta, membenarkan jenazah almarhum I Made Suwendha dititipkan di RSD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi. Sampai kapan jenazah dititipkan di kamar jenazah RSD Mangusada, dr Darta tidak bisa memastikan, sebab tergantung dari pihak keluarga. “Pihak keluarga yang lebih tahu sampai kapan dititipkan yang jelas saat ini jenazah berada di RSD Mangusada,” tegasnya.
Sebagai informasi, dalam catatan NusaBali, hasil wawancara tahun 2016 silam dengan Sekda Kota Denpasar pertama yang mendampingi Suwendha, I Gusti Ketut Anom menuturkan, Suwendha boleh dikata sebagai walikota perintis dalam arti yang sesungguhnya. Sebab, ibarat anak baru lahir, Suwendha memulai penataan sebuah kota dari nol persen. Sebagai walikota, kala itu Suwendha bahu membahu dengan I Gusti Ketut Anom selaku Sekda Kota Denpasar pertama.
I Gusti Ketut Anom tahu persis karakter Walikota Suwendha kala itu, karena dialah yang mendampinginya selaku Sekda. Menurut IGK Anom, Suwendha berjuang ekstra keras menggarap sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber PAD yang digarap mulai dari pajak reklame, pajak bangsa asing, pajak keramaian, hingga pajak tanah (saat itu disebut Ipeda). "PAD dan APBD Denpasar kala itu sangat kecil," katanya, dalam wawancara tersebut.
IGK Anom menyebutkan, Walikota Suwendha juga menyusun Rencana Tata Ruang Kota (RRTK) Denpasar di era kepemimpinannya. Di era Suwendha pula dilakukan penataan transportasi dan infrastruktur di Denpasar sebagai sebuah kota yang siap berkembang. “Era itu, Pak Suwendha yang menghapus kendaraan roda tiga di Denpasar. Tujuannya, untuk menciptakan transportasi massal yang lebih baik,” beber IGK Anom. *ind, mis, asa
Komentar