2.000 Liter Eco Enzyme Dituang ke Danau Batur
Upaya Pemulihan Kondisi Air Danau Batur Akibat Adanya Residu Kimia
Dalam setahun ke depan akan dilakukan penuangan eco enzyme secara berkelanjutan, saat ini dituangkan 2.000 liter dan akan berlanjut dilakukan setiap bulan.
BANGLI, NusaBali
Aksi penyelamatan Danau Batur dengan cara menuangkan eco enzyme atau Gerakan Eco Enzyme for Lake Batur dilakukan Forum Penggiat Lingkungan Bali bersama Pemkab Bangli. Eco enzyme yang mencapai 2.000 liter itu dituang di seputar Pura Segara Danu Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, Jumat (23/12). Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Anggota DPR RI I Nyoman Parta, Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles, tokoh masyarakat Batur, dan perbekel se Kecamatan Kintamani.
Koordinator Gerakan Eco Enzyme for Lake Batur, I Wayan Puja mengatakan eco enzyme salah satu upaya untuk pemulihan kondisi Danau akibat adanya residu kimia. Danau ini merupakan kubangan raksasa, ketika terjadi hujan seluruh residu ini akhirnya terkumpul di Danau.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ahli, kondisi Danau Batur masih memungkinkan untuk dipulihkan. Maka itu forum penggiat lingkungan Bali yang terdiri dari puluhan komunitas bersama melakukan treatment untuk pemulihan kondisi Danau Batur.
Dalam setahun ke depan akan dilakukan penuangan eco enzyme secara berkelanjutan. "Saat ini kami menuangkan 2.000 liter eco enzyme, rencana kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Sembari melihat perkembangan di Danau Batur," jelasnya. Diakui jika penggunaan eco enzyme untuk pemulihan kondisi danau baru dilakukan di kawasan Danau Batur. Namun ke depan akan dikembangkan di danau lainnya di wilayah Bali.
Diharapkan pula, pembuatan eco enzyme dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar. Nantinya dari forum penggiat lingkungan yang akan melakukan pendampingan. "Melihat kondisi Danau Batur saat ini, penuangan eco enzyme ke Danau Batur dilakukan 2-3 tahun ke depan," ungkapnya. Sementara itu, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mengatakan penyelamatan danau merupakan prioritas nasional. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden nomor 60 tahun 2021. Dari 15 danau yang menjadi prioritas Danau Batur ada pada urutan tujuh.
Sejauh ini pemerintah daerah masih menunggu aksi/implementasi dari Perpres 60 tahun 2021 tersebut. "Bapak Bupati sudah melakukan koordinasi dengan Menko Marves terkait langkah-langkah selanjutnya," ujarnya. Lebih lanjut, sembari menunggu pemerintah daerah melakukan upaya penyelamatan dengan pemungutan sampah, pembersihan gulma eceng gondok dan juga penataan keramba jaringan apung (KJA). "Kita selalu sampaikan kepada masyarakat di samping pemanfaatan untuk ekonomi harus juga menjaga sisi lingkungan dan sisi kelestarian," kata Wakil Bupati asal Desa Belantih, Kecamatan Kintamani ini.
Keberadaan Danau Batur tidak hanya menjadi sumber air untuk masyarakat Bangli tetapi juga kabupaten lainnya di Bali. Sebetulnya tidak hanya Bangli saja tetapi daerah lainnya di Bali harus bersama-sama menyelamatkan Danau Batur.
Terkait pelaksanaan penuangan eco enzyme kali ini, Wabup Wayan Diar menyebutkan jika kegiatan ini menjadi motivasi untuk yang lain agar bergerak dalam upaya penyelamatan Danau Batur. Mantan Ketua DPRD Bangli ini menambahkan ada potensi untuk membudidayakan pertanian organik. Untuk itu perlu kesepakatan bersama. "Pemerintah tentu harus memberikan solusi kepada masyarakat. Rencana akan dibuatkan border di sepanjang Danau. Sehingga ketika hujan zat-zat dari daratan tidak langsung masuk ke danau," terangnya. *esa
Koordinator Gerakan Eco Enzyme for Lake Batur, I Wayan Puja mengatakan eco enzyme salah satu upaya untuk pemulihan kondisi Danau akibat adanya residu kimia. Danau ini merupakan kubangan raksasa, ketika terjadi hujan seluruh residu ini akhirnya terkumpul di Danau.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ahli, kondisi Danau Batur masih memungkinkan untuk dipulihkan. Maka itu forum penggiat lingkungan Bali yang terdiri dari puluhan komunitas bersama melakukan treatment untuk pemulihan kondisi Danau Batur.
Dalam setahun ke depan akan dilakukan penuangan eco enzyme secara berkelanjutan. "Saat ini kami menuangkan 2.000 liter eco enzyme, rencana kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Sembari melihat perkembangan di Danau Batur," jelasnya. Diakui jika penggunaan eco enzyme untuk pemulihan kondisi danau baru dilakukan di kawasan Danau Batur. Namun ke depan akan dikembangkan di danau lainnya di wilayah Bali.
Diharapkan pula, pembuatan eco enzyme dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar. Nantinya dari forum penggiat lingkungan yang akan melakukan pendampingan. "Melihat kondisi Danau Batur saat ini, penuangan eco enzyme ke Danau Batur dilakukan 2-3 tahun ke depan," ungkapnya. Sementara itu, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mengatakan penyelamatan danau merupakan prioritas nasional. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden nomor 60 tahun 2021. Dari 15 danau yang menjadi prioritas Danau Batur ada pada urutan tujuh.
Sejauh ini pemerintah daerah masih menunggu aksi/implementasi dari Perpres 60 tahun 2021 tersebut. "Bapak Bupati sudah melakukan koordinasi dengan Menko Marves terkait langkah-langkah selanjutnya," ujarnya. Lebih lanjut, sembari menunggu pemerintah daerah melakukan upaya penyelamatan dengan pemungutan sampah, pembersihan gulma eceng gondok dan juga penataan keramba jaringan apung (KJA). "Kita selalu sampaikan kepada masyarakat di samping pemanfaatan untuk ekonomi harus juga menjaga sisi lingkungan dan sisi kelestarian," kata Wakil Bupati asal Desa Belantih, Kecamatan Kintamani ini.
Keberadaan Danau Batur tidak hanya menjadi sumber air untuk masyarakat Bangli tetapi juga kabupaten lainnya di Bali. Sebetulnya tidak hanya Bangli saja tetapi daerah lainnya di Bali harus bersama-sama menyelamatkan Danau Batur.
Terkait pelaksanaan penuangan eco enzyme kali ini, Wabup Wayan Diar menyebutkan jika kegiatan ini menjadi motivasi untuk yang lain agar bergerak dalam upaya penyelamatan Danau Batur. Mantan Ketua DPRD Bangli ini menambahkan ada potensi untuk membudidayakan pertanian organik. Untuk itu perlu kesepakatan bersama. "Pemerintah tentu harus memberikan solusi kepada masyarakat. Rencana akan dibuatkan border di sepanjang Danau. Sehingga ketika hujan zat-zat dari daratan tidak langsung masuk ke danau," terangnya. *esa
1
Komentar