Pelatihan TRC BPBD Tabanan Mandeg
TABANAN, NusaBali - Pelatihan Satgas Kebencanaan Khusus Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Tabanan mandeg sejak masa pandemi Covid-19.
Alhasil untuk tetap mengasah kemampuan, harus ikut pelatihan di kabupaten lain. Pada 2019, BPBD sempat melakukan pelatihan. Hanya saja di tahun 2020 karena pandemi Covid-19 anggaran untuk pelatihan difokuskan untuk penanganan Covid-19. "Tahun 2019 yang ikut 34 petugas TRC," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika, Kamis (15/12).
Diakui pelatihan ini sangat penting dilaksanakan, karena berkaitan dengan meningkatkan kemampuan petugas. "Meskipun kami di kabupaten belum bisa melaksanakan pelatihan secara mandiri, Basarnas kerap mengajak kami latihan seperti ke Karangasem dan Gianyar," tegas Trisna Widiatmika.
Di sisi lain bentuk kesiapsiagaan BPBD Tabanan dalam menghadapi ancaman bencana di tahun 2023 kian dimatangkan. Salah satunya dengan pengusulan penambahan peralatan untuk mendukung TRC dalam penanganan bencana. Termasuk juga adanya penambahan anggaran untuk sewa alat berat sebagai antisipasi bencana alam dengan material yang cukup besar.
“Kalau tahun kemarin anggarannya (sewa alat berat) sedikit hanya Rp 50 juta per tahun, itupun kami juga dibantu dinas PU yang mengatasi jalan kabupaten. Sekarang sudah naik, kalau tidak salah sekitar Rp 130 juta,” katanya.
Termasuk dalam menghadapi bencana, BPBD jelas Trisna, lebih memfokuskan pada peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam mengurangi risiko dampak bencana. "Jika kita sudah siaga otomatis korban dapat diminimalisir. Sehingga kami minta masyarakat sama-sama waspada," pintanya.
Hasil dari pendataan, BPBD Tabanan sendiri setidaknya sudah melakukan pemetaan daerah rawan bencana di kabupaten Tabanan, yakni, kecamatan Pupuan, Penebel, dan Baturiti. *des
Komentar