Gerakan Anti Radikalisme Berdoa di Kamar 'Keramat' Bung Karno
Aksi ‘Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Anti Radikalisme’ akan digelar pemuda lintas agama bertepatan Hari Kebangkitan Nasional’ di Denpasar, 20 Mei 2017 nanti.
Jelang Aksi Dialog Kebangsaan 20 Mei 2017
DENPASAR, NusaBali
Dua hari sebelum puncak acara, panitia aksi menggelar doa bersama di kamar ‘keramat’ Bung Karno di Inna Bali Hotel, Jalan Veteran Denpasar, Kamis (18/5) sore.
Doa bersama di Kamar Nomor 77 Inna Bali Hotel di mana Bung Karno dulu biasa menginap, digelar Kamis sore pukul 16.00 hingga 17.00 Wita. Doa bersama melibatkan belasan panitia aksi ‘Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Anti Radikalisme’, dengan didampingi Made Sudira, orang hotel yang banyak tahu sejarah kamar ‘keramat’ Bung Karno di Inna Bali Hotel.
Mereka pilih berdoa di kamar ‘keramat’ Bung Karno, untuk mengenang spirit perjuangan Proklamator Bangsa dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut Made Sudira, jauh sebelum dibangunnya Istana Kepresidenan Tampaksiring di Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, mendiang Presiden Soekarni sudah sering menginap di Inna Bali Hotel. Dulunya, Bung Karno me-nginap di kamar nomor 50, yang kini telah diganti menjadi nomor 77.
“Setiapkali datang ke Bali tahun 1950-an, Bung Karno bersama pegawainya menginap di Inna Bali Hotel. Bung Karno biasa menginap di kamar nomor 50, sementara Wakil Presiden Bung Hatta di kamar nomor 55. Dulu kamar Bung Karno bernomor 50, tapi sekarang diganti menjadi 77. Saya tidak tahu kenapa diganti,” jelas Sudira.
Sedangkan penggagas aksi yang sekaligus Steering Commitee ‘Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Anti Radikalisme’, I Nyoman Sudiantara, mengatakan ide kegiatan ini berawal dari perkembangan media sosial, di mana sekelompok orang banyak melakukan hujatan untuk memecah belah NKRI. Maka, tercetuslah ide untuk melakukan Gerakan Anti Ra-dikalisme.
“Nah, sebelum Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Anti Radikalisme 20 Mei 2017 nanti, kami mengingat dan mengambil kembali spirit perjuanga Bung Karno dalam mempertahankan NKRI, melalui doa bersama di kamar hotel ini,” jelas Sudiantara usai doa bersama di Inna Bali Hotel, Kamis sore.
Sudiantara menegaskan, gerakan Anti Radikalisme ini tidak ada keterkaitan dengan politik di Jakarta. “Gerakan ini murni dari kita sebagai anak bangsa yang peduli dengan NKRI yang coba dipecahbelah. Jadi, ini bentuk kecintaan kami kepada NKRI,” katanya.
Sementara itu, Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Anti Radikalisme akan digelar secara bergantian di dua tempat berbeda pas Hari Kebangkitan Nasional, Sabtu (20/5).Diawali kegiatan Dialog Kebangsaan yang akan digelar di Inna Bali Hotel, sejak pagi pukul 09.00 Wita hingga siang pukul 12.30 Wita. Kemudian, dilanjutkan dengan aksi ‘Deklarasi Anti Radikalisme’ di Patung Catur Muka Denpasar, pojok tenggara Inna Bali Hotel.
Menurut Ketua Panitia Aksi, I Nyoman Mahardika, Dialog Kebangsaan nanti akan menghadirkan dua narasumber, yakni Nuril Arifin Husein alias Gus Nuril dan Wahyu Budi Nugroho. Gus Nuril adalah Ketua Patriot Garuda Nusantara, yang notabene pendiri Banser NU. Saat ini, Gus Nuril juga Pimpinan Pondok Pesantrel Abdurrahman Wahid Soko Tunggal. Sedangkan Wahyu Budi Utomo adalah akademisi dari Fisipol Unud.
Keduanya akan memberikan wacana sekaligus mendoktrin peserta terhadap nilai-nilai kebangsaan yang saat ini ingin dipecah-belah oleh sekelompok massa radikal. Khusus Gus Nuril, kata Mahardika, nantinya juga akan memberikan pandangan tentang Khilafah, untuk meluruskan pengertian tersebut agar masyarakat tidak salah tafsir. "Dengan datangnya, Gus Nuril nantinya akan dijelaskan apa itu Khilafah dan pengertiannya,” ujar Mahardika, Kamis kemarin.
Mahardika menegaskan, berselang 30 menit kemudian, tepatnya Minggu siang pukul 13.00 Wita, dilanjut dengan aksi Deklarasi Anti Radikalisme di Patung Catur Muka Denpasar. Deklarasi nanti akan ditandai dengan melingkarkan kain Gerakan Anti Radikalisme, yang semua orang dapat membubuhkan tandatangan dukungannya terhadap Gerakan Anti Radikalisme. Ini sebagai bentuk perlawanan terhadap segerombolan orang yang ingin memecah belah bangsa Indonesia dan menggantikan ideolagi Pancasila dengan Khilafah.
Menurut Mahardika, setelah Deklarasi Anti Radikalisme, akan dilanjut dengan menggelar panmggung hiburan di lokasi yang sama, hingga sore pukul 17.00 Wita. Panggung hiburan ini akan diisi pula pembacaan puisi, serta aksi grup musik Crazy House, Bobby SID, hingga penggemar Iwan Fals. Mereka akan tampil secara bergantian.
Karena acara Deklarasi Anti Radikalisme dan panggung hiburan ini, nanti akan ada pengalihan lalulintas sejak siang hingga sore pukul 17.00 Wita. Mahardika mengatakan, pihaknya memohon permakluman karena adanya pengalihan arus lalulintas yang mengarah ke Jalan Veteran Denpasar (men uju utara) dan Jalan Gajah Mada Denpasar (ke arah barat) ini. "Mohon permakluman kepada masyarakat, karena akan ada pengalihan arus lalulintas selama aksi berlangsung dari pulul 13.00 Wita hingga 17.00 Wita,” pintanya. *cr63
Komentar