Kemenparekraf Targetkan Devisa Pariwisata Sebesar 2,07–5,95 Miliar Dolar AS di 2023
JAKARTA, NusaBali - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo menyebutkan pihaknya memiliki target yang besar pada 2023.
Untuk mobilitas wisatawan domestik (wisdom) ditargetkan mencapai 1,2-1,4 miliar pergerakan, lalu wisatawan mancanegara (wisman) dengan target 3,5-7,4 juta kunjungan, dan devisa pariwisata sebesar 2,07-5,95 miliar dolar AS.
“Jumlah yang datang ke Indonesia harus lebih besar, spending-nya harus lebih besar, lama tinggal harus lebih panjang. Sehingga, net flow secara keseluruhan, orang yang masuk ke Indonesia harus lebih besar dibandingkan orang keluar (berwisata) dari Indonesia,” kata Angela saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2022 yang dipantau secara virtual, Jakarta, Jumat (16/12/2022).
Target lain dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun depan adalah nilai tambah produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 1.279 triliun dengan ekspor 26,46 miliar dolar AS, lalu tenaga kerja yang terserap di sektor pariwisata sebanyak 22,4 juta dan 22,59 juta orang di sektor ekonomi kreatif.
Menurut dia, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) memiliki efek berganda (multiplier effect) yang besar, sehingga seandainya Indonesia memajukan sektor parekraf, maka akan menyejahterakan masyarakat Tanah Air secara luas.
“Ini adalah target-target besar yang hanya bisa dicapai jika target-target kecil yang dikelola oleh Bapak dan Ibu sekalian (para Deputi Kemenparekraf) itu tercapai. Ini adalah target-target besar yang hanya bisa dicapai jika kita bersinergi dan berkolaborasi, berkolabor-aksi, dan kerja sama yang konkret secara pentahelix,” ucap Angela.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan empat poin prioritas Rakornas Kemenparekraf 2022. Pertama ialah mendukung sinergisitas rencana kerja pemerintah tahun 2023 yang telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 22,4 triliun untuk pembangunan lima destinasi pariwisata superprioritas (DPSP).
Kedua adalah penguatan 6A yang mencakup aksesibilitas seperti akses moda transportasi yang terjangkau dan kebijakan visa. Selanjutnya, ialah atraksi yang sangat penting bagi Indonesia untuk menguatkan ekosistem event terutama di daerah-daerah agar semakin banyak event nasional diadakan di berbagai daerah.
Secara berurutan, 6A lainnya ialah aktivitas, amenitas, akomodasi, dan ansilari (ancillary) yang dilakukan dengan berkolaborasi untuk membuat promosi wisata terintegrasi dan ditargetkan (targeted).
“Tidak bisa hanya fokus pada branding Wonderful Indonesia saja, tetapi kita bisa jualan destinasi dan produk wisata yang ditawarkan kepada wisatawan yang ditargetkan,” ungkap Angela.
Poin ketiga adalah mendukung dan berkolaborasi untuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2022 guna mewujudkan IP sebagai aset di Tanah Air. Adapun poin terakhir ialah kebijakan parekraf yang bertumpu kepada digitalisasi, inklusivitas, dan berkelanjutan. *ant
Komentar