Korban Ke–13, Digigit Anjing saat Beri Makan Ayam
Rabies Kembali Telan Korban Meninggal Dunia di Buleleng
Korban ke–13 ini digigit anjing di jari tangan kanannya, namun luka gigitan tidak dicuci, dan tidak melapor ke fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan suntikan VAR.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus meninggal dunia akibat gigitan anjing di Kabupaten Buleleng kembali bertambah. Kali ini, seorang pria asal Banjar Dinas Margi, Desa Tirtasari, Kecamatan Banjar, Buleleng, berinisal PS, 59, meninggal dunia usai menjalani perawatan di RSUD Buleleng, Sabtu (17/12) sekitar pukul 11.00 Wita. Dengan kasus terbaru ini, dalam rentang Januari – 17 Desember 2022, total kasus suspek rabies dengan korban meninggal mencapai 13 orang, 3 korban di antaranya anak-anak rentang usia 4–7 tahun.
Direktur RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, mengatakan korban dilarikan ke RSUD Buleleng pada Kamis (15/12). Korban sebelumnya sempat dirawat di RS Kertha Usada Singaraja kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng. Korban mengeluh badan lemas, takut air sejak 3 hari, takut udara, merasa sesak, dan badannya panas. Korban lalu ditempatkan di ruang isolasi untuk ditangani lebih lanjut.
“Pasien datang dengan keluhan gejala-gejala suspek rabies. Sebelum meninggal dunia, pasien sempat menjalani perawatan dan diberikan penenang dan nutrisi,” kata dr Arya, dikonfirmasi Sabtu siang.
Menurut dr Arya, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban sebelumnya memiliki riwayat digigit anjing liar pada jari telunjuk tangan kanan sekitar bulan November yang lalu. Ketika itu korban sedang memberikan makan ayam, tiba-tiba datang seekor anjing bertingkah laku aneh dan membunuh 2 ekor ayamnya.
Setelah itu, korban beristirahat dan anjing yang tadinya membunuh ayamnya tersebut menghampiri korban lalu menggigit jari tangan kanannya. Anjing itu lalu menghilang dan tidak ditemukan kembali.
Melihat luka yang hanya berupa goresan kecil di jarinya, korban tidak mencucinya dengan sabun serta air mengalir. Bahkan korban tidak melapor ke fasilitas layanan kesehatan, puskesmas atau rumah sakit, untuk mendapatkan suntikan vaksin anti rabies (VAR).
Saat ini, jenazah korban telah dijemput oleh pihak keluarga untuk dilakukan proses penguburan. Kemudian untuk pihak-pihak yang sempat kontak erat dengan pasien akan dilakukan tracing dan diberikan VAR.
Foto: Direktur RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha. -MUZAKKY
“Kami masih akan tracing lagi siapa-siapa yang sempat kontak erat dengan korban dan kita akan berikan VAR,” ucap dr Arya.
Sejak Januari hingga pertengahan Desember 2022 ini sudah ada 13 kasus pasien yang meninggal dunia akibat suspek rabies. Dari 13 kasus kematian itu, 3 di antaranya merupakan korban yang masih anak-anak.
Berdasarkan data, pada Februari tercatat ada 2 kasus kematian akibat rabies, yakni di Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, dan di Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng. Pada April juga ada 2 kasus, yakni di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, dan Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada.
Kemudian Juni juga 2 kasus, yakni di Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng, dan Desa Panji, Kecamatan Sukasada, seorang bocah usia 7 tahun. Selanjutnya, pada Oktober juga terdapat 2 kasus di Desa Tirtasari, Kecamatan Banjar, dengan korban bocah perempuan berusia 7 tahun dan seorang pria berusia 57 tahun.
Selanjutnya, pada November terjadi 4 kasus kematian akibat rabies. Pertama, di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, dengan korban anak berumur 4 tahun, lalu di Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng, dan di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak.
Terakhir, kasus rabies kembali menelan korban jiwa di Desa Tirtasari, Kecamatan Banjar, pada 17 Desember dengan korban seorang pria berusia 59 tahun. 7 mzk
Komentar