Angka Kebocoran Turun Jadi 36 Persen
Tim disiagakan 24 jam. Tim ini bertugas mengatur kondisi air sesuai kebutuhan dan kondisi di lapangan.
MANGUPURA, NusaBali
Angka kebocoran air atau Non Revenue Water (NRW) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung alami penurunan. Jika sebelumnya angka kebocoran mencapai 42 persen per bulan, kini menjadi 36 persen.
Demikian disampaikan Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Wayan Suyasa, Minggu (18/12). Dikatakan, kebocoran yang terjadi pada umumnya diakibatkan dua faktor, yaitu teknis dan nonteknis. Dari angka 38 persen itu, terdapat 28 persen kebocoran teknis dan 10 persen nonteknis, yang mana 5 persen kendala yang dihadapi terkait kondisi water meter yang masih konvensional, sedangkan alat hitung petugas sudah banyak berbasis IT.
“Jadi ada perbedaan akurasi yang didapatkan perhitungan tersebut. Untuk kendala non teknis, itu tidak didapati adanya unsur pencurian. Jika sampai terjadi, tentu pihaknya akan memproses hukum hal itu dan melakukan langkah denda,” kata Suyasa.
Suyasa lebih lanjut mengatakan, saat ini telah memiliki tim yang bertugas 24 jam melakukan pemantauan. Tim ini bertugas mengatur kondisi air sesuai kebutuhan dan kondisi di lapangan. Hal itu dilakukan sekaligus untuk meminimalisasi kebocoran akibat tekanan air terlalu tinggi.
Pada 2023, lanjut Suyasa, juga akan mengarahkan pengawasan dengan menggunakan sistem, sehingga kinerja petugas menjadi lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi terjadinya kebocoran. Dia juga tidak menampik pada tahun depan akan merancang program kerja yang target kerjanya dapat meningkatkan capaian saat ini. Ketika pada triwulan pertama terjadi tanda resesi, maka bisa dilakukan langkah lanjutan untuk efisiensi, percepatan dan sebagainya.
“Saat ini rancangan program itu masih dimatangkan dan dikoordinasikan ke Pemkab Badung. Akhir tahun ini rencana kerja itu akan selesai. Namun program itu akan memakai teori moderat, untuk mengantisipasi prediksi resesi 2023. Sedangkan untuk investasi yang akan dilakukan akan memperhitungkan kondisi keuangan agar tidak terganggu,” jelas Suyasa.
Sementara, Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Mangutama Made Sugita, mengatakan pada tahun pertama kepemimpinannya bersama jajaran, laba yang diperoleh mencapai Rp 1,3 miliar. Namun kondisi itu sulit dipertahankan karena dampak pandemi, yang membuat sektor perekonomian masyarakat menurun. Hal itu tentu berdampak langsung bagi pihaknya, karena prosentase pelanggan yang paling tinggi menyumbang pemasukan berasal dari industri yang berkaitan dengan sektor pariwisata.
“Pelanggan kami itu 10 persen dari industri, sekitar 75.000. Sisanya merupakan pelanggan rumah tangga. Kenapa industri lebih tinggi walaupun presentasenya kecil, karena tarif antara industri dan sosial itu berbeda,” jelasnya.
Seiring dengan masa pemulihan pascapandemi dan upaya peningkatan pelayanan maupun menekan angka kebocoran, pihaknya mengaku optimis kondisi ke depan dapat lebih membaik. “Jadi kami harus selalu optimis, namun realistis. Kami akan merancang program agar bagaimana pendapatan bisa di atas capaian saat ini. Namun kami juga harus mengantisipasi adanya resesi dunia tahun 2023. Jika itu terjadi, sedikit tidaknya itu akan berdampak, karena basis kita adalah pariwisata,” tegasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya seiring kondisi pariwisata semakin menggeliat, membuat konsumsi dan suplai air juga meningkat. Alhasil sampai akhir November 2022, pendapatan Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung mendekati angka Rp 10 miliar. Perusahaan plat merah itu optimistis ke depannya kondisi akan semakin membaik. dar
1
Komentar