Anggota DPR RI Sosialisasi Perangi Stunting di Karangasem
AMLAPURA, NusaBali - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP I Ketut Kariyasa Adnyana bersama BKKBN Bali dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Karangasem, gencar sosialisasi menekan angka stunting di Karangasem dengan melibatkan murid SMA dam SMK.
Edukasi mencegah stunting sejak dini ini dilakukan karena angka di Karangasem tertinggi di Bali, mencapai 22,9 persen.
“Stunting kalau kita biarkan akan mengancam kualitas generasi, dan mengancam masa depan bangsa,” kata Kariyasa Adnyana di Aula Sorgades (Sarana Olahraga Desa) Banjar Pande Sari, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem, Sabtu (17/12).
Atas dasar itulah bahaya stunting, menurut anggota DPR RI dari Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng, ini mengajak generasi muda mencegah stunting sejak dini.
Salah satu penyebab munculnya stunting, lanjut mantan anggota DPRD Bali tiga periode, 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019, akibat terjadinya pernikahan dini. Sebab, menikah di saat umur masih muda, mentalnya masih labil, fisiknya belum kuat, belum mapan masa depannya, alat reproduksinya belum berfungsi optimal, gampang emosi menyebabkan rumah tangga kurang harmonis berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
“Makanya untuk wanita, menikah minimal umur 21 tahun, untuk laki-laki minimal umur 25 tahun, sehingga sudah siap mental, alat reproduksi bagus,” ujar Kariyasa Adnyana.
Hadir Koordinator Bidang KSPK (Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga) BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) Bali I Ketut Ariana Kuta, Perbekel Bebandem I Gede Partadana, dan undangan lainnya. Murid yang hadir dari SMAN 1 Amlapura, SMAN 2 Amlapura, dan SMKN 1 Amlapura.
Ketut Ariana Kuta menjelaskan pentingnya mencegah stunting dengan menghindari menikah di usia sangat muda.
Kepala Bidang PPKB (Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Karangasem I Wayan Ariawan Adi juga mengakui stunting di Karangasem sangat tinggi, dan perlu melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka tersebut. Bukan saja mengajak kalangan remaja agar paham sejak dini bahaya stunting, namun juga melibatkan ibu-ibu hamil.
Arsiawan Adi menyatakan, stunting di Karangasem mencapai 22,9 persen, jauh di atas rata-rata Bali, 10,9 persen. “Karangasem memiliki 16 desa stunting, telah terbentuk tim pendamping desa dengan merekrut 1.063 kader,” ucapnya.
Targetnya di 2023, berupaya menurunkan angka stunting hingga di bawah rata-rata Bali. 7 k16
1
Komentar