Terapi Nuklir untuk Pasien Kanker di RS Bali Mandara
Mulai Mei 2023, Jadi Layanan Kanker Terbesar di Bali-Nusra
Layanan kanker RSBM yang menelan APBD Bali Rp 82 miliar ini akan mengurai antrean dan menjadi pusat pengobatan kanker tercanggih di Bali-Nusra
DENPASAR,NusaBali
Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) Provinsi Bali akan mengoperasikan layanan terapi kanker bertenaga nuklir mulai Mei 2023 mendatang. Saat ini fasilitas layanan terapi nuklir untuk penyakit kanker ini sedang dalam tahap pengerjaan. Layanan kanker RSBM yang menelan APBD Bali sebesar Rp 82 miliar ini akan mengurai antrean pengobatan kanker dan menjadi pusat pengobatan kanker tercanggih di Bali-Nusa Tenggara.
Hal itu diungkapkan Plt Dirut RSBM, dr I Ketut Suarjaya di sela-sela menerima sidak Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry di RSBM Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Rabu (28/12) siang. Suarjaya mengatakan dengan dioperasikannya layanan terapi nuklir untuk penyakit kanker, akan sangat membantu para pasien penyakit kanker di Bali. Karena selama ini untuk pengobatan penyakit kanker dengan kemotherapi, pasien harus menunggu antrean 3 sampai bulan 6 bulan. Kata dia, layanan kanker RSBM juga sangat canggih dan maju.
“Mei 2023 depan, layanan terapi bertenaga nuklir untuk pengobatan kanker sudah bisa diterapkan di RSBM. Kalau kemotherapi dan radiotherapi kan sudah Mei tahun 2022 lalu dioperasikan, dibuka oleh Pak Gubernur Bali (Wayan Koster,red). Ini akan mengurai antrean pasien penyakit kanker di Bali,” ujar Suarjaya.
Suarjaya menyebutkan, awalnya tahun 2019 untuk membangun unit layanan penyakit kanker di RSBM, Pemprov Bali baru bisa menyediakan gedung dengan peralatan radiotherapi dan kemotherapi dengan anggaran sebesar Rp 52 miliar. Pengembangannya sempat terkendala, karena pandemi Covid-19 melanda dunia. Saat itu, anggaran Pemprov Bali harus di-refocusing untuk menangani pandemi.
Kata Suarjaya, tahun anggaran 2022 baru bisa dilaksanakan pengembangan lagi dengan dana APBD Bali sebesar Rp 30 miliar. Sehingga layanan kanker di RSBM memiliki tambahan layanan, yakni layanan penyakit jantung dan layanan penyakit stroke.
Karena dinilai sangat siap, bantuan peralatan terapi bertenaga nuklir akhirnya turun dari Kementerian Kesehatan RI. Peralatan buatan Amerika Serikat tersebut kini sudah terpasang di RSBM. “Sedang digenjot ruangan pengoperasian dan instalasinya, sehingga siap dioperasikan Mei 2023 mendatang,” ujar mantan Kadis Kesehatan Provinsi Bali ini. Sementara Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry secara terpisah mengatakan, DPRD Bali memberikan dukungan kepada Pemprov Bali yang berhasil menyediakan layanan kanker dengan teknologi nuklir ini.
Sugawa yang juga Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD Bali membenarkan pengembangan layanan kanker di RSBM sempat terkendala anggaran, karena pandemi Covid-19. Namun, tahun 2022 Badan Anggaran DPRD Bali mencermati pendapatan dan kemampuan anggaran dari RSBM yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Banggar DPRD Bali kemudian memperjuangkan anggaran untuk pengembangan layanan kanker di RSBM sebesar Rp 30 miliar yang diambil dari SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) BLUD RSBM tahun 2021. “Saat itu kita langsung komunikasikan dengan eksekutif (Gubernur Bali, Red), supaya SILPA BLUD Rp 30 miliar dimanfaatkan saja untuk kembangkan layanan kanker di RSBM. Akhirnya, disepakati mempergunakan SILPA,” ujar politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sugawa menyebutkan, dengan anggaran Rp 30 miliar Pemprov Bali mengembangkan layanan kanker RSBM, sehingga Kementerian Kesehatan RI menyetujui pemberian peralatan bertenaga nuklir senilai Rp 32 miliar. “Karena dinilai siap dan layak untuk diberikan bantuan peralatan. Fasilitas dan instalasinya sangat siap di RSBM kita minta kepada pihak RSBM ke depannya agar tidak hanya fokus melayani kemo saja, namun pengobatan kanker yang tuntas,” tegas Sugawa Korry.
Layanan kanker RSBM yang dilengkapi layanan jantung dan pengobatan stroke ini, kata Sugawa Korry akan memberikan keuntungan bagi Pemprov Bali. Sebab, layanan kanker RSBM ini akan menjadi layanan termaju di Wilayah Bali-Nusa Tenggara. Karena teknologinya sangat modern dan canggih, sehingga masyarakat luar Bali bisa berobat sekaligus berwisata. “Keuntungan lain bagi Bali akan mengurai antrean layanan kanker, melayani masyarakat tidak mampu karena di RSBM kini melayani juga dengan BPJS. Kemudian bisa menambah pendapatan bagi daerah. Selama ini BLUD RSBM menghasilkan Rp 160 miliar untuk pendapatan daerah,” tegas Sugawa Korry.
Dilansir dari hellosehat.com, pengobatan nuklir adalah pendekatan untuk mengobati kanker dengan menggunakan bahan radioaktif. Pengobatan ini dapat dilakukan secara berdampingan atau setelah menjalani pengobatan lainnya seperti kemoterapi dan pembedahan. Terapi kanker dengan pengobatan nuklir dilakukan dengan menyuntikkan molekul radioaktif ke dalam pembuluh darah. Kemudian, obat ini akan beredar di dalam tubuh, menempel pada sel tumor, memberi radiasi, dan membuat sel tersebut mati. *nat
Hal itu diungkapkan Plt Dirut RSBM, dr I Ketut Suarjaya di sela-sela menerima sidak Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry di RSBM Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Rabu (28/12) siang. Suarjaya mengatakan dengan dioperasikannya layanan terapi nuklir untuk penyakit kanker, akan sangat membantu para pasien penyakit kanker di Bali. Karena selama ini untuk pengobatan penyakit kanker dengan kemotherapi, pasien harus menunggu antrean 3 sampai bulan 6 bulan. Kata dia, layanan kanker RSBM juga sangat canggih dan maju.
“Mei 2023 depan, layanan terapi bertenaga nuklir untuk pengobatan kanker sudah bisa diterapkan di RSBM. Kalau kemotherapi dan radiotherapi kan sudah Mei tahun 2022 lalu dioperasikan, dibuka oleh Pak Gubernur Bali (Wayan Koster,red). Ini akan mengurai antrean pasien penyakit kanker di Bali,” ujar Suarjaya.
Suarjaya menyebutkan, awalnya tahun 2019 untuk membangun unit layanan penyakit kanker di RSBM, Pemprov Bali baru bisa menyediakan gedung dengan peralatan radiotherapi dan kemotherapi dengan anggaran sebesar Rp 52 miliar. Pengembangannya sempat terkendala, karena pandemi Covid-19 melanda dunia. Saat itu, anggaran Pemprov Bali harus di-refocusing untuk menangani pandemi.
Kata Suarjaya, tahun anggaran 2022 baru bisa dilaksanakan pengembangan lagi dengan dana APBD Bali sebesar Rp 30 miliar. Sehingga layanan kanker di RSBM memiliki tambahan layanan, yakni layanan penyakit jantung dan layanan penyakit stroke.
Karena dinilai sangat siap, bantuan peralatan terapi bertenaga nuklir akhirnya turun dari Kementerian Kesehatan RI. Peralatan buatan Amerika Serikat tersebut kini sudah terpasang di RSBM. “Sedang digenjot ruangan pengoperasian dan instalasinya, sehingga siap dioperasikan Mei 2023 mendatang,” ujar mantan Kadis Kesehatan Provinsi Bali ini. Sementara Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry secara terpisah mengatakan, DPRD Bali memberikan dukungan kepada Pemprov Bali yang berhasil menyediakan layanan kanker dengan teknologi nuklir ini.
Sugawa yang juga Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD Bali membenarkan pengembangan layanan kanker di RSBM sempat terkendala anggaran, karena pandemi Covid-19. Namun, tahun 2022 Badan Anggaran DPRD Bali mencermati pendapatan dan kemampuan anggaran dari RSBM yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Banggar DPRD Bali kemudian memperjuangkan anggaran untuk pengembangan layanan kanker di RSBM sebesar Rp 30 miliar yang diambil dari SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) BLUD RSBM tahun 2021. “Saat itu kita langsung komunikasikan dengan eksekutif (Gubernur Bali, Red), supaya SILPA BLUD Rp 30 miliar dimanfaatkan saja untuk kembangkan layanan kanker di RSBM. Akhirnya, disepakati mempergunakan SILPA,” ujar politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sugawa menyebutkan, dengan anggaran Rp 30 miliar Pemprov Bali mengembangkan layanan kanker RSBM, sehingga Kementerian Kesehatan RI menyetujui pemberian peralatan bertenaga nuklir senilai Rp 32 miliar. “Karena dinilai siap dan layak untuk diberikan bantuan peralatan. Fasilitas dan instalasinya sangat siap di RSBM kita minta kepada pihak RSBM ke depannya agar tidak hanya fokus melayani kemo saja, namun pengobatan kanker yang tuntas,” tegas Sugawa Korry.
Layanan kanker RSBM yang dilengkapi layanan jantung dan pengobatan stroke ini, kata Sugawa Korry akan memberikan keuntungan bagi Pemprov Bali. Sebab, layanan kanker RSBM ini akan menjadi layanan termaju di Wilayah Bali-Nusa Tenggara. Karena teknologinya sangat modern dan canggih, sehingga masyarakat luar Bali bisa berobat sekaligus berwisata. “Keuntungan lain bagi Bali akan mengurai antrean layanan kanker, melayani masyarakat tidak mampu karena di RSBM kini melayani juga dengan BPJS. Kemudian bisa menambah pendapatan bagi daerah. Selama ini BLUD RSBM menghasilkan Rp 160 miliar untuk pendapatan daerah,” tegas Sugawa Korry.
Dilansir dari hellosehat.com, pengobatan nuklir adalah pendekatan untuk mengobati kanker dengan menggunakan bahan radioaktif. Pengobatan ini dapat dilakukan secara berdampingan atau setelah menjalani pengobatan lainnya seperti kemoterapi dan pembedahan. Terapi kanker dengan pengobatan nuklir dilakukan dengan menyuntikkan molekul radioaktif ke dalam pembuluh darah. Kemudian, obat ini akan beredar di dalam tubuh, menempel pada sel tumor, memberi radiasi, dan membuat sel tersebut mati. *nat
Komentar