98 Ton Sampah Kiriman Menepi di Pantai
MANGUPURA, NusaBali
Cuaca ekstrem yang terjadi sejak 21 Desember 2022 membawa dampak sampah kiriman kembali menepi dalam jumlah yang lumayan banyak.
Dari data Dinas Lingkungan Hidup (LHK) Badung, sampah kiriman yang berhasil diangkut dari pantai mencapai 98 ton.
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas LHK Badung AA Gde Dalem, mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi selama tujuh hari berturut-turut memang membawa dampak sampah kiriman kembali menepi di pesisir pantai bagian barat Badung. Selama periode cuaca ekstrem, sedikitnya 98 ton kirimin menepi di sepanjang Pantai Petitenget, Seminyak, Legian, dan Kuta.
“Semu sudah ditangani oleh petugas kebersihan. Hari ini (kemarin) tinggal mengevakuasi sisa-sisa saja, kebanyakan berupa rumput laut. Kami juga dibantu tim SDA Dinas PUPR yang ikut mengangkut,” kata Gung Dalem, Rabu (28/12).
Dari keseluruhan sampah yang diangkut dari bibir pantai, sekitar 15 truk atau 30 ton berasal dari Pantai Kuta. Sejauh ini, kata Gung Dalem, Pantai Kuta paling terdampak, karena di sana merupakan zona arus putar laut.
Lantaran diperkirakan cuaca ekstrem terjadi sampai pergantian tahun, yang kemungkinan membawa sampah kiriman, Gung Dalem menegaskan telah menyiagakan 300 petugas kebersihan di lapangan. Selain itu, juga menyiagakan 7 unit alat berat seperti loader, eskavator, beach cleaner, dan 40 truk. Masih menurut Gung Dalem, dari Dinas PUPR juga membantu armada untuk mengangkut sampah.
“Tentunya kami selalu siap siaga personel dengan kekuatan penuh. Saya juga mengapresiasi semangat personel di lapangan, karena mereka bekerja walaupun terkadang dalam kondisi badai,” kata Gung Dalem.
Tahun ini musim sampah kiriman cenderung maju dibandingkan musim sebelumnya. Saat ini sampah kiriman terlihat mulai menepi pada Oktober. Padahal sebelumnya sampah kiriman muncul November dan mengalami puncaknya pada Desember hingga Januari. Gung Dalem berharap ini menjadi indikasi musim sampah kiriman tahun ini akan maju juga berakhirnya.
Ketika disinggung apakah sampah rumput laut menjadi pertanda berakhirnya musim sampah kiriman, Gung Dalem menilai masih terlalu dini untuk menyimpulkan. Sebab menepinya sampah rumput laut bukan semata menjadi pertanda akhir musim sampah kiriman. Bisa saja itu dipengaruhi badai dan cuaca ekstrem yang membuat sampah kiriman berbagai jenis menepi ke daratan. “Berbeda jika kondisi terjadi menjalang berakhirnya musim angin baratan dan musim hujan,” jelasnya. *dar
Komentar