Rencana Bidik Usaha Jasa Krematorium, BUMDes Belum Koordinasi ke Perbekel
Mestinya koordinasi ke perbekel, lakukan pembahasan yang matang, sesuaikan dengan kondisi di desa adat.
AMLAPURA, NusaBali
BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Bersama, Kecamatan Selat, Karangasem, berencana membuat jasa crematorium. Namun rencana ini belum dikoordinasikan dengan delapan perbekel se-Kecamatan Selat dan MDA Kecamatan Selat.
"Sebaiknya koordinasikan terlebih dahulu dengan perbekel, rencana bangun krematorium itu. Setelah sepakat, barulah menjajaki tempat krematorium," jelas Perbekel Peringsari I Wayan Bawa, di ruang kerjanya, Banjar Umasari Kauh, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem, Rabu (28/12).
Lanjut I Wayan Bawa, jangan sempai baru sebatas ide, langsung terlontar ke publik. Mestinya koordinasi ke perbekel, lakukan pembahasan yang matang, sesuaikan dengan kondisi di desa adat dan pertimbangan lainnya. Walau tujuan itu baik membangun krematorium, menciptakan lapangan kerja, mulai dari tukang banten, tenaga di setra, dan tenaga kerja terkait lainnya.
Perbekel Duda I Wayan Dulur juga memberikan masukan seperti itu "BUMDes itu belum pernah berkoordinasi ke Pemerintah Desa Duda, makanya saya belum tahu ada rencana membangun krematorium," jelas I Wayan Dulur, perbekel dari Banjar Padangtunggal Kauh, tersebut.
Hal senada terlontar dari Perbekel Selat I Gusti Ngurah Oka. "Belum ada koordinasi, sebaiknya matangkan persiapan melibatkan perbekel," jelasnya.
Kata dia, penting melibatkan MDA Kecamatan Selat, PHDI Selat, Bendesa Adat se-Kecamatan Selat. Setelah sepakat membangun krematorium, maka jajagi tempat yang cocok, yang bersedia bekerjasama dengan BUMDes Bersama Kecamatan Selat.
Bendesa Alitan MDA Kecamatan Selat I Komang Sujana mengaku kurang setuju ada krematorium. Sebab, telah memberikan solusi. "Kami di Desa Adat Duda, telah melakukan krematorium, sementara yang telah melaksanakan krematorium di Banjar Adat Wates dan Banjar Adat Duda dengan biaya murah Rp 12 juta," jelas I Komang Sujana, yang juga Bendesa Adat Duda.
Ngaben dengan biaya Rp 12 juta katanya, sangat sederhana dan praktis, terpenting banten lengkap, Desa Adat Duda menyediakan kompor untuk membakar jenazah. "Silakan pakai Setra Desa Adat Duda, makanya kami melarang membangun krematorium karena telah ada solusinya," tambah Bendesa Adat Duda asal Banjar Wates Tengah.
Secara terpisah, Ketau BUMDes Bersama, Kecamatan Selat, I Wayan Karsana mengakui itu baru sebatas rencana. Bahkan telah menjajaki Desa Adat Putung, Desa Duda Timur, dan Desa Adat Umacetra, Desa Peringsari. Sedangkan di Banjar Adat Siladumi (bukan Banjar Lusuh) belum melakukan penjajakan. "Nanti, kami matangkan persiapannya, mengenai rencana itu," kata I Wayan Karsana.*k16
"Sebaiknya koordinasikan terlebih dahulu dengan perbekel, rencana bangun krematorium itu. Setelah sepakat, barulah menjajaki tempat krematorium," jelas Perbekel Peringsari I Wayan Bawa, di ruang kerjanya, Banjar Umasari Kauh, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem, Rabu (28/12).
Lanjut I Wayan Bawa, jangan sempai baru sebatas ide, langsung terlontar ke publik. Mestinya koordinasi ke perbekel, lakukan pembahasan yang matang, sesuaikan dengan kondisi di desa adat dan pertimbangan lainnya. Walau tujuan itu baik membangun krematorium, menciptakan lapangan kerja, mulai dari tukang banten, tenaga di setra, dan tenaga kerja terkait lainnya.
Perbekel Duda I Wayan Dulur juga memberikan masukan seperti itu "BUMDes itu belum pernah berkoordinasi ke Pemerintah Desa Duda, makanya saya belum tahu ada rencana membangun krematorium," jelas I Wayan Dulur, perbekel dari Banjar Padangtunggal Kauh, tersebut.
Hal senada terlontar dari Perbekel Selat I Gusti Ngurah Oka. "Belum ada koordinasi, sebaiknya matangkan persiapan melibatkan perbekel," jelasnya.
Kata dia, penting melibatkan MDA Kecamatan Selat, PHDI Selat, Bendesa Adat se-Kecamatan Selat. Setelah sepakat membangun krematorium, maka jajagi tempat yang cocok, yang bersedia bekerjasama dengan BUMDes Bersama Kecamatan Selat.
Bendesa Alitan MDA Kecamatan Selat I Komang Sujana mengaku kurang setuju ada krematorium. Sebab, telah memberikan solusi. "Kami di Desa Adat Duda, telah melakukan krematorium, sementara yang telah melaksanakan krematorium di Banjar Adat Wates dan Banjar Adat Duda dengan biaya murah Rp 12 juta," jelas I Komang Sujana, yang juga Bendesa Adat Duda.
Ngaben dengan biaya Rp 12 juta katanya, sangat sederhana dan praktis, terpenting banten lengkap, Desa Adat Duda menyediakan kompor untuk membakar jenazah. "Silakan pakai Setra Desa Adat Duda, makanya kami melarang membangun krematorium karena telah ada solusinya," tambah Bendesa Adat Duda asal Banjar Wates Tengah.
Secara terpisah, Ketau BUMDes Bersama, Kecamatan Selat, I Wayan Karsana mengakui itu baru sebatas rencana. Bahkan telah menjajaki Desa Adat Putung, Desa Duda Timur, dan Desa Adat Umacetra, Desa Peringsari. Sedangkan di Banjar Adat Siladumi (bukan Banjar Lusuh) belum melakukan penjajakan. "Nanti, kami matangkan persiapannya, mengenai rencana itu," kata I Wayan Karsana.*k16
Komentar