nusabali

Asyik, Menyusuri Tukad Taman Pancing Pakai Jukung

  • www.nusabali.com-asyik-menyusuri-tukad-taman-pancing-pakai-jukung
  • www.nusabali.com-asyik-menyusuri-tukad-taman-pancing-pakai-jukung

DENPASAR, NusaBali
Kawasan Tukad Taman Pancing di Desa Pemogan, Denpasar Selatan sering digunakan masyarakat di sekitarnya untuk sekadar bersantai mengusir penat.

Dalam tiga bulan terakhir di sana juga tersedia fasilitas bermain perahu (jukung). Suasana hijau berkat pepohonan dan rumput yang tumbuh di sempadan Tukad Taman Pancing membuatnya jadi tempat yang asyik untuk bersantai. Delapan warga setempat kemudian punya inisiatif untuk menawarkan jasa menaiki perahu menyusuri sungai yang bermuara di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai tersebut.

Sebelumnya masyarakat juga bisa menikmati sensasi naik kuda di sepanjang sempadan sungai. Salah seorang penyewa perahu Haji Hasbi, 59, menuturkan, pada awalnya ia hanya sedang mengujicoba perahu yang dipunyainya di Tukad Taman Pancing sebelum digunakan pergi memancing di laut.

Beberapa anak-anak yang tinggal di sekitar akhirnya tertarik ikut menaiki perahu. Melihat adanya antusiasme warga terutama anak-anak, Hasbi bersama rekan-rekannya bersepakat untuk menyediakan jasa menaiki perahu di Tukad Taman Pancing.

"Kalau ramainya biasanya hari libur atau Sabtu-Minggu. Jamnya sore-sore, hanya dua jam ramainya mulai jam 4," ungkap Haji Hasbi ditemui NusaBali di sempadan Tukad Taman Pancing, Kamis (5/1).

Hasbi menyebut, jika sedang ramai pada hari libur jumlah penyewa perahu, yang kebanyakan anak-anak, bisa mencapai 50 orang. Selain dari masyarakat sekitar penyewa juga datang jauh dari luar Desa Pemogan.

Secara bergantian delapan penyewa perahu mengantarkan satu per satu warga yang ingin merasakan sensasi berperahu di atas sungai. Setiap orang dikenakan biaya Rp 10 ribu. Di mana satu perahu bisa memuat 4 penumpang sekali jalan.

Sebagai pengamanan Hasbi juga menyediakan jaket pelampung dan jika air sungai pasang pihaknya sementara menghentikan jasa sewa naik perahu.

Selain itu, agar para penyewa merasa nyaman, Haji Hasbi bersama rekan-rekannya juga harus rajin memunguti sampah-sampah yang masih berseliweran di atas sungai. "Kami gotong royong mengangkat sampah," sebutnya.

Mantan sopir taksi ini mengatakan, masyarakat di sekitar Tukad Taman Pancing banyak bergelut di bidang pariwisata. Namun karena imbas pandemi banyak warga yang kehilangan pekerjaannya. Hasbi berharap dengan bertambahnya atraksi yang ada di Tukad Taman Pancing bisa menjadikannya tempat wisata yang ramai pengunjung.
"Kalau tambah ramai bisa membantu warga di sini yang berjualan," ujar Hasbi.

Sementara itu, Kadek Nuryati, 40, salah seorang ibu membawa serta dua anaknya untuk mencoba sensasi naik perahu di Tukad Taman Pancing. Nuryati, mendengar dari temannya bahwa ada wahana naik perahu di Tukad Taman Pancing. "Untuk menghibur anak-anak karena liburannya kan cukup lama," ujarnya. *cr78

Komentar