Umanis Galungan, Kunjungan Wisatawan Lesu
AMLAPURA, NusaBali
Kunjungan wisatawa pada sejumlah objek wisata di Karangasem pada Umanis Galungan, Wraspati Umanis Dunggulan, Kamis (5/1), masih lesu.
Padahal pemerintah telah mencabut status PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) karena Covid-19.
"Masih tetap sepi, kunjungan wisatawan manca negara, hanya wisatawan lokal yang lebih dominan di sore hari," jelas AA Ketut Sanjaya, petugas jaga Objek Wisata Tirta Gangga di Banjar Tanah Lengis, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem.
Sepinya kunjung ke Objek Wisata Tirta Gangga, karena selama ini wisatawan yang melakukan perjalanan satu paket ke Objek Wisata Pintu Surga, Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Desa Adat Purwayu, Kecamatan Abang.
Sehubungan di Pura Sad Kahyangan Lempuyang terlaksana pujawali, sementara berlaku larangan wisatawan datang ke sana, sehingga berdampak kunjungan di Objek Wisata Tirta Gangga. "Belum ada pengaruhnya atas pemberhentian berlakunya PPKM, kunjungan masih sepi," tambahnya.
Begitu juga kunjungan di Objek Wisata Gapura Pura Gumang, Banjar Celuk Kauh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem relatif sepi. Selama ini wisatawan berkunjung, untuk selfie berlatar belakang gapura, dan menikmati populasi ribuan monyet berkeliaran di sekitar objek.
Kelian Desa Adat Bugbug I Nyoman Purwa Ngurah Arsana mengatakan, setiap hari tetap ada pengunjung datang, walau tidak banyak. "Apalagi telah tersedia parkir memadai, dan objek tersebut merupakan lintasan dari Objek Wisata Candidasa menuju Objek Wisata Taman Sukasada Ujung," katanya.
Tercatat objek wisata yang telah terdata di Dinas Pariwisata Karangasem sebanyak 49 objek, ditambah 8 objek buatan masyarakat, sehingga total 57 objek.
Tetapi wisatawan asing tetap saja mendominasi kunjungannya di objek wisata yang telah dikenal. Kunjungan lebih ramai ke Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, terutama pengunjung lokal di sore hari. Objek yang didirikan Raja Karangasem tahun 1919, menilai nilai sejarah, dan keberadaannya disakralkan, tetap memiliki daya tarik tersendiri setelah direvitalisasi tahun 2013, atas bantuan Bank Dunia.
Begitu juga Objek Wisata Pustaka Lontar di Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan. Kecamatan Karangasem. Di objek ini mendapatkan kunjungan bagi yang ingin mengetahui tata cara menulis di daun lontar.
Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa mengakui, setelah pemerintah mencabut PPKM, ternyata belum berpengaruh terhadap meningkatkan kunjungan wisatawan. "Cabut PPKM, belum ada pengaruhnya meningkatnya kunjungan wisatawan, termasuk wisatawan lokal, karena mahalnya harga tiket masuk objek wisata dan biaya transportasi," kata I Wayan Kariasa.*k16
Sepinya kunjung ke Objek Wisata Tirta Gangga, karena selama ini wisatawan yang melakukan perjalanan satu paket ke Objek Wisata Pintu Surga, Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Desa Adat Purwayu, Kecamatan Abang.
Sehubungan di Pura Sad Kahyangan Lempuyang terlaksana pujawali, sementara berlaku larangan wisatawan datang ke sana, sehingga berdampak kunjungan di Objek Wisata Tirta Gangga. "Belum ada pengaruhnya atas pemberhentian berlakunya PPKM, kunjungan masih sepi," tambahnya.
Begitu juga kunjungan di Objek Wisata Gapura Pura Gumang, Banjar Celuk Kauh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem relatif sepi. Selama ini wisatawan berkunjung, untuk selfie berlatar belakang gapura, dan menikmati populasi ribuan monyet berkeliaran di sekitar objek.
Kelian Desa Adat Bugbug I Nyoman Purwa Ngurah Arsana mengatakan, setiap hari tetap ada pengunjung datang, walau tidak banyak. "Apalagi telah tersedia parkir memadai, dan objek tersebut merupakan lintasan dari Objek Wisata Candidasa menuju Objek Wisata Taman Sukasada Ujung," katanya.
Tercatat objek wisata yang telah terdata di Dinas Pariwisata Karangasem sebanyak 49 objek, ditambah 8 objek buatan masyarakat, sehingga total 57 objek.
Tetapi wisatawan asing tetap saja mendominasi kunjungannya di objek wisata yang telah dikenal. Kunjungan lebih ramai ke Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, terutama pengunjung lokal di sore hari. Objek yang didirikan Raja Karangasem tahun 1919, menilai nilai sejarah, dan keberadaannya disakralkan, tetap memiliki daya tarik tersendiri setelah direvitalisasi tahun 2013, atas bantuan Bank Dunia.
Begitu juga Objek Wisata Pustaka Lontar di Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan. Kecamatan Karangasem. Di objek ini mendapatkan kunjungan bagi yang ingin mengetahui tata cara menulis di daun lontar.
Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa mengakui, setelah pemerintah mencabut PPKM, ternyata belum berpengaruh terhadap meningkatkan kunjungan wisatawan. "Cabut PPKM, belum ada pengaruhnya meningkatnya kunjungan wisatawan, termasuk wisatawan lokal, karena mahalnya harga tiket masuk objek wisata dan biaya transportasi," kata I Wayan Kariasa.*k16
1
Komentar