Amankan Nataru, Polda Kerahkan Ribuan Personel
Seluruh Gereja Dijaga Ketat dan Disterilisasi
Kapolda Bali
Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra
Operasi Lilin Agung 2022
Pengamanan
Nataru
Natal dan Tahun Baru
Terkait ancaman terorisme, Polda Bali telah bekerja sama dengan Densus 88 Anti Teror, termasuk berkoordinasi dengan BIN dan unsur intelijen lainnya.
DENPASAR, NusaBali
Polda Bali akan menjaga ketat sejumlah gereja yang digunakan oleh umat Kristiani dalam merayakan Hari Raya Natal 2022 untuk mencegah potensi gangguan keamanan dan aksi terorisme. Ribuan personel gabungan telah disiagakan untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Bali, termasuk sterilisasi gereja.
"Terhadap ancaman yang lebih serius, yakni terorisme, kami sudah bekerja sama dengan Densus 88 Anti Teror dan juga yang ada di sini adalah Satgas Densus wilayah Bali bekerja dengan optimal dengan dukungan informasi dari BIN dan unsur intelijen lainnya," ujar Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra usai memimpin apel gelar pasukan Operasi Lilin Agung 2022 dalam rangka pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar, Kamis (22/12) pukul 09.00 Wita.
Kegiatan apel gelar pasukan ini juga melibatkan unsur dari 20 instansi lainnya, di antaranya TNI, Basarnas, BPBD, BIN, Dinas Perhubungan (Dishub), Linmas, Satpol PP, dan unsur lainnya. Kapolda Irjen Putu Jayan mengatakan untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru 2023 Polda Bali mengerahkan 1.891 personel. Ribuan personel Polri itu dibantu oleh 1.534 personel dari instansi lainnya. Nantinya ribuan personel gabungan itu akan tersebar di 41 pos di seluruh Bali selama 11 hari, yakni 23 Desember 2022 sampai 2 Januari 2023.
Dia merinci 41 pos yang tersebar di seluruh Bali itu terdiri dari 23 Pos Pengamanan, 13 Pos Pelayanan, dan 5 Pos Terpadu. Personel yang tersebar di 41 Pos tersebut akan melakukan pengamanan terhadap 480 titik kegiatan, seperti di gereja dan titik-titik lainnya yang telah ditentukan. "Kita tahu di Bali saat ini telah terjadi peningkatan jumlah wisatawan, setelah dua tahun sebelumnya tidak ada sama sekali akibat pandemi Covid-19. Oleh karenanya ini perlu ada kesiap-siagaan segenap unsur yang ada. Sehingga sebagaimana amanat dari bapak Presiden agar pelaksanaan pengamanan Nataru harus menciptakan rasa aman dan nyaman pada segenap masyarakat yang menyelenggarakannya," ungkap Kapolda.
Kapolda mengaku ada tiga potensi yang menjadi prioritas pengamanan. Pertama, terkait dengan situasi keamanan lalu lintas. Saat ini kepadatan lalu lintas sudah terjadi. "Kita sudah menyiapkan beberapa titik pengamanan. Diharapkan nantinya pada simpul langganan kemacetan segera diatasi dengan berbagai cara yang dilakukan, seperti sistem buka tutup atau rekayasa lalu lintas lainnya," ungkap jenderal bintang dua di pundak ini.
Kedua antisipasi kriminalitas. Polda Bali melakukan kegiatan patroli dan penyebaran anggota tak berseragam pada titik tertentu. Ancaman yang lebih serius ungkap Kapolda adalah terorisme.
Polda Bali telah bekerja sama dengan Densus 88 Anti Teror dalam hal ini Datgas Densus wilayah Bali. Termasuk berkoordinasi dengan BIN dan unsur intelijen lainnya. "Saya berharap tidak terjadi hal yang tak diinginkan," lanjut jenderal lulusan Akpol 1989 ini.
Meskipun belum menemukan adanya informasi terkait adanya serangan teror, Putu Jayan tetap waspada untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dengan menciptakan situasi yang kondusif agar perayaan Natal yang jatuh pada setiap tanggal 25 November dirayakan secara bebas dan suka cita oleh umat Kristiani yang merayakannya.
Menurutnya, pengamanan di tempat-tempat ibadah juga merupakan salah satu yang masuk agenda yang menjadi atensi dari Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, yakni bahwa setiap penyelenggaraan pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian harus bisa direalisasi dengan melakukan sterilisasi menggunakan teknologi X-ray, metal detektor, ataupun mengerahkan anjing pelacak (K9).
Ketiga, pengamanan tempat ibadah saat Natal, nantinya semua gereja akan disterilisasi termasuk umat yang datang bersembahyang. Hal serupa juga dilakukan di terminal dan pelabuhan. Seperti di Gilimanuk, Padangbai, Celukan Bawang, dan lainnya. "Kita sudah siapkan personel dengan sistem pengamanan berlapis. Ada 33 lokasi kegiatan malam tahun baru. Saya berharap agar setiap kegiatan untuk lapor ke polisi untuk mendapatkan pengawasan. Jangan sampai kegiatan mengakibatkan adanya korban jiwa," harap jenderal kelahiran 20 November 1967 ini. 7 pol
1
Komentar