Badung Terjunkan Tim Cek Kesehatan Babi
MANGUPURA, NusaBali - Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pertanian dan Pangan akan menerjunkan tim untuk mengecek kondisi kesehatan babi jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Pengecekan ini guna memastikan babi yang akan dipotong saat hari raya layak dikonsumsi masyarakat.
“Kami akan menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem mulai 30 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023 atau H-1 Penampahan Galungan. Kegiatan ini rutin dilaksanakan. Kami berharap dengan pemeriksaan ini, daging yang dikonsumsi masyarakat Badung aman,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wayan Wijana, Kamis (22/12).
Dalam pengecekan kondisi kesehatan babi ini, sedikitnya 60 tim akan diterjunkan, mulai dari dokter hewan, fungsional veteriner, serta dibantu mahasiswa FKH. Tim akan disebar ke semua kecamatan. “Pemeriksaan akan dilakukan secara meraton. Upaya ini untuk memastikan babi aman untuk dikonsumsi. Begitu juga memastikan babi yang dipotong tidak dalam keadaan sakit,” tegas mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung ini.
Terkait stok ternak babi, Wijana menyebut jumlah populasi babi di Badung saat ini 24.082 ekor, sedangkan kebutuhan untuk hari raya sekitar 2.000 ekor. Dengan demikian, dia memastikan ketersediaan cukup untuk kebutuhan hari raya. “Kami rasa stok yang tersedia akan mengcover seluruh permintaan babi,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali Ketut Hary Suyasa, mengatakan stok babi di Bali sangat melimpah, bahkan jumlah babi yang akan dipotong saat ini meningkat dari hari raya sebelumnya.
“Kalau melihat perekonomian saat ini, babi yang dipotong lebih banyak dari pada momen hari raya sebelumnya. Namun berapa jumlahnya saya belum berani memastikan,” katanya.
Pria asal Abiansemal Badung ini menambahkan, momentum Hari Raya Galungan sangat ditinggu-tunggu oleh para peternak. Pasalnya saat Galungan banyak babi yang dijual untuk dipotong. “Berbeda dengan hari raya yang lain, Nyepi misalkan, jumlah babi yang dipotong sedikit,” bebernya.
Disinggung harga babi di pasaran, Suyasa mengaku untuk babi hidup berada dikisaran Rp 42.000 sampai Rp 43.000 per kilogram. Namun pihaknya memastikan harga tersebut masih dijangkau oleh masyarakat. 7 ind, asa
1
Komentar