Ekspor Bali Lebih Banyak 'Nitip' Lewat Jawa Timur
DENPASAR, NusaBali
Kinerja ekspor Bali ternyata tak lepas dari dukungan luar daerah. Hal tersebut karena tidak sedikit ekspor produk-produk atau komoditas Bali dititip melalui pelabuhan-pelabuhan di luar Bali.
Paling banyak melalui pelabuhan-pelabuhan di Jawa Timur (Jatim). Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada November 2022 lalu mencatat, ekspor Bali melalui Jawa Timur sebesar 46,33 persen dari 62,23 persen ekspor Bali dari luar daerah. Sedangkan total nilai ekspor Bali 52,7 juta dolar AS (Rp 827 miliar). Dari jumlah tersebut, sebesar 32,8 juta dolar AS (Rp 514 miliar) atau 62,23 persen dari luar Bali. Sedangkan ekspor langsung dari Bali hanya 19,9 juta dolar (Rp 312 miliar) atau 37,77 persen.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali I Made Agus Adnyana mengiyakan soal banyaknya ekspor komoditas Bali melalui pelabuhan di luar Bali. Salah satunya yang paling banyak melalui pelabuhan di Provinsi Jawa Timur. “Itu menyangkut kepabeanan. Sedang produknya tetap tercatat sebagai produk ekspor dari Bali,” kata Agus Adnyana, Jumat (6/1/2023).
Dikatakannya, ekspor barang dari luar Bali bukan hal yang baru. Yang g paling banyak melalui Jawa Timur. Agus Adnyana tidak menyampaikan penyebab persisnya. “Ada banyak faktor. Mungkin pelabuhan di Bali tidak cukup memuat kapal atau keterbatasan kontainer,” ucapnya.
Selain melalui pelabuhan di Jawa Timur, ekspor Bali juga melalui beberapa pelabuhan di provinsi atau daerah lain. Di antaranya Sumatera Utara (Sumut), DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Dari keempat provinsi tersebut, DKI menjadi tempat terbesar kedua setelah Jatim. Data November 2022, nilai ekspor barang Bali dari Jakarta sebesar 8,04 juta dolar (Rp 126 miliar) atau 15,27 persen.
Gambaran yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada ekspor barang Bali pada Oktober 2022 dan November 2021 atau year on year (yoy). Pada Oktober 2022 nilai ekspor Bali 52,9 juta dolar (Rp 830 miliar). Dari total tersebut 70,42 persen dikirim dari luar Bali. Sedang dari Bali 29,58 persen.
Sementara pada November 2021 total nilai ekspor Bali 48,8 juta dolar (Rp 765 miliar). Dari nilai tersebut 97,33 persen dikirim dari luar Bali. Hanya 2,67 persen dikirim langsung melalui Bali.
Sebelumnya, akademisi yang juga pengamat ekonomi dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Ida Bagus Raka Suardana juga menyorot tentang keterbatasan peti kemas yang menjadi kendala dalam menggenjot ekspor Bali. “Dari penuturan pelaku UMKM, keterbatasan peti kemas itu yang menjadi kendala,” ungkap guru besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Undiknas, ini.
Akibat keterbatasan sarana angkut itulah, mengapa banyak produk ekspor Bali dikirim dari luar daerah. “Banyak dari Surabaya (Pelabuhan Tanjung Perak),” ungkapnya.
Kata dia keterbatasan sarana ekspor tersebut mesti meniadi konsern pihak terkait di Bali. Raka Suardana yakin, volume dan nilai ekspor Bali akan jauh lebih banyak, jika persoalan pengangkutan teratasi.
Barang-barang ekspor Bali terdiri dari sejumlah item. Mulai dari ikan, krustasea, dan moluska. Disusul pakaian jadi dan aksesorisnya kategori bukan rajutan. Kemudian pakaian jadi dan aksesorisnya untuk jenis rajutan. Selanjutnya logam mulia, kayu, dan barang dari kayu, perabotan, lampu dan alat penerangan. Kertas, karton, dan barang dari kertas dan karton, kendaraan dan bagian-bagiannya. *k17
1
Komentar