Katedral Denpasar Rayakan Hari Anak Misioner Sedunia Ke-180
Dukung Anak-Anak Jadi Bintang Misioner Perdamaian dalam Keberagaman
Seperti sudah menjadi tradisi Katedral Denpasar, Hari Anak Misioner (HAM) Sedunia pada setiap tahunnya dimeriahkan dengan kegiatan bazar anak dan stand UMKM dari berbagai kalangan dan golongan.
HAM pada setiap tahunnya jatuh pada hari Minggu pertama di bulan Januari. Pada tahun 2023 ini, HAM dirayakan secara festival pada Sabtu (7/1/2023). Kemudian, akan dirayakan secara keimanan melalui Misa HAM yang dipimpin oleh Uskup Denpasar Mgr Silvester San Pr pada Minggu (8/1/2023) esok.
Pastor Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar, Romo Herman Yoseph Babey menjelaskan bahwa perayaan HAM Sedunia tidak terlepas dari keberadaan Serikat Kerasulan Anak Misioner (Sekami).
Sekami sendiri berdiri atas dasar semangat dan kasih Mgr Charles de Forbin Janson, seorang Uskup di Nancy, Prancis pada tahun 1843 silam. Semangat dan kasihnya terpantik tatkala melihat penderitaan anak-anak akibat peperangan di daratan Tiongkok.
“Saat itu, anak-anak mengalami kelaparan, putus sekolah, dan kehilangan keluarga. Oleh karena itu Mgr Charles de Forbin Janson menghimpun anak-anak Katolik di lingkungannya untuk berdoa dan mengumpulkan derma demi membantu anak-anak di daratan China,” ungkap Romo Babey ketika dijumpai di sela-sela perayaan HAM Sedunia.
Pimpinan Gereja Katolik yang terletak di Jalan Tukad Musi nomor 1 di Renon, Denpasar ini mengimbuhkan bahwa Sekami saat ini menjadi wadah resmi bagi pengembangan secara iman dan kepribadian anak-anak. Sekami dunia berpusat di kota suci Vatikan dan ada di setiap Gereja Katolik di seluruh dunia.
“Di Katedral Denpasar sendiri terdapat lebih dari 200 anak yang tergabung dalam Sekami. Mereka sedari dini dididik untuk menghormati perbedaan agama, budaya, dan seterusnya. Begitu dewasa, mereka dapat menjadi individu Katolik yang menghargai keberagaman,” ujar Romo Babey.
Anak-anak yang terlibat pun berasal dari komponen Sekami dari dalam lingkungan Katedral Denpasar dan Gereja Katolik lain di wilayah Bali. Selain anak-anak, ada pula ajang untuk orang dewasa yang pesertanya juga berasal dari berbagai lingkungan dan Gereja Katolik di Bali.
Di samping perlombaan, terdapat pula sedikitnya 50 stand UMKM yang didominasi sektor kuliner. Menariknya, stand kuliner di basement dan outdoor Gereja Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar ini datang dari berbagai kalangan baik suku, agama, dan ras.
Kata Romo Babey, komposisi peserta stand UMKM ini merupakan bentuk inklusivitas Gereja Katolik dalam memberikan ruang kepada semua kalangan untuk ambil bagian. Selain bentuk inklusivitas, stand pengusaha kecil ini, dikatakan Romo Babey, juga bentuk dukungan kepada program pemerintah dalam pemajuan sektor UMKM.
Sementara itu, Romo Babey berpesan kepada anak-anak Katolik, para calon-calon bintang misioner. Pastor Paroki Katedral Denpasar ini menekankan bahwa pentingnya membekali diri dengan keimanan yang baik sejak dini. Apabila seseorang imannya baik, ia tidak akan melihat perbedaan sebagai hambatan dan hal yang harus dipertentangkan.
Salah satu faktor yang harus benar-benar diperhatikan untuk persoalan ini adalah perkembangan teknologi media sosial. Anak-anak masa kini sejak dini sudah bersentuhan dengan jejaring maya. Baik dan buruknya akan diserap tanpa filtrasi oleh generasi belia. Oleh sebab itu, Romo Babey mengingatkan bahwa bijak dalam bermedia sosial sangat penting lantaran ini menjadi tantangan berat bagi para calon bintang misioner dewasa ini.
“Kami harap anak-anak benar-benar dapat menjadi bintang misioner yang membawa misi perdamaian di tengah dunia,” tandas Romo Babey. *rat
Komentar