Komaneka Pamerkan 'Kerinduan' 8 Perupa
GIANYAR, NusaBali - Rindu itu berat. Frase terkenal dari serial Dilan ini sedemikian idiomatic. Berat dimaksud bukanlah soal fisik, melainkan buncahan kasih yang sedemikian dalam. Kerinduan seperti itu pula membuncah pada jiwa delapan perupa yang diletupkan menjadi karya rupa estetik.
Mereka meramu dan menebar kerinduan masing-masing dalam bentuk Pameran Seni Rupa bertajuk ‘Buah Rindu: Lewat 50’ di Komaneka Fine Art Gallery, Ubud, Gianyar. Pameran dibuka Jumat (30/12) sore ini, berlangsung sampai Januari 2023. Pameran menampilkan 34 lukisan dari delapan perupa ternama yang tinggal di Bali dan Yogyakarta. Mereka yakni, Putu Sutawijaya, Made Wiradana, Made Mahendra Mangku, Made Sumadiyasa, Pande Ketut Taman, Teguh Ritma Iman, Ketut Tenang, dan Nyoman Adiana Ateng.
Gallery Manager Komaneka Fine Art Gallery Wayan Sunartana mengatakan, pameran ini tergolong unik. Tidak sebatas daya curah estetik perupanya, namun juga proses menuju pameran ini tak lazim. Pemeran berangkat dari kesederhanaan; hasrat cohesivitas sosial orang timur hingga ngobrol ringan tentang kekonyolan masa lalu. Obrolan itu memantik ide cemerlang beberapa perupa untuk menggelar pameran bersama di akhir tahun.
Maka, pameran ini pun menjadi perayaan atas kerinduan karena lama tidak berjumpa. Ini pula menjadi wahana ekspresif tentang olah pikir, tuturan, dan laku diri masing-masing. Mereka berbagi rasa dan cerita untu antar perupa dan penikmat seni, tentang proses kreatif sampai usia melampaui 50 tahun ini. ‘’Karya mereka pula akan bertutur dan berbagi kisah, sekalian merayakan pergantian tahun 2022 ke 2023,’’ jelas Wayan.
Pameran ini juga menjadi reuni. Karena para perupa ini sebelumnya pernah berpameran di Komaneka. Sebagaimana ‘tradisi’ sejak beberapa tahun lalu, Komaneka Gallery berkolaborasi dengan para perupa untuk berpameran. Mereka mulai dari baru tamat pendidikan seni, hingga perupa ternama.
Di ajang itu pula mereka berintertaksi dengan lingkungan seni yang lebih luas.
Wayan Sunartana mengakui, Komaneka Fine Art Gallery dibangun 26 tahun lalu dengan semangat utama memamerkan karya para pelukis muda, sekalipun belum dikenal. Tujuannya, agar para perupa, pemilik galeri, dan kolektor merasakan proses menuju kedewasaan berkesenian. Para perupa muda yang pernah berpameran di Komaneka, sebagaimana pernah dialami oleh delapan perupa tersebut, saat itu rata-rata berumur di bawah 30 tahun.
Mereka berkarya penuh idealisme, sekaligius merasakan beratnya penderitaan dalam perjuangan berkesenian. Banyak yang mampu melewati tantangan hingga menjadi perupa diperhitungkan zaman dan dikenal luas.
‘’Mereka dikenal tidak hanya di tingkat regional, tapi juga internasional,’’ sebut Wayan. Delapan perupa ini memamerkan karya – karya terbaik, sekaligus salah satu tonggak tapak tilas kreatif mereka.7lsa
Komentar