Tahura, Hidup Harmoni dengan Buaya
Idealnya adalah co-exist atau living with harmony, manusia dan sarwa wawalungan bisa hidup bersama dan berdampingan.
Buaya dalam Kisah Tetua di Tahura
POTRET keberadaan buaya terdapat di Pura Dalem Pangembak, kawasan Pantai Mertasari, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, juga masih berada di dalam kawasan Tahura Ngurah Rai. Di dalam pura yang dikenal warga sebagai tempat malukat tersebut terdapat dua patung buaya.
Menurut pamangku Pura Dalem Pangembak, Jero Mangku Gede Made Ranten, kedua patung buaya tersebut dibangunnya karena para tetuanya banyak mengisahkan keberadaan buaya di sekitar Pura Dalem Pangembak. Bahkan sewaktu kecil Jero Mangku Gede pernah diajak orangtuanya melihat langsung buaya di sekitaran Pura Dalem Pangembak.
"Waktu kecil saya diajak sama bapak saya sungainya masih besar tidak seperti sekarang, airnya bersih. Setelah sasih keenam beliau (buaya) istilahnya melancaran," ujar Jero Mangku Gede Made Ranten.
Menurutnya, saat ini sudah tidak ada buaya liar di sekitaran Pura Dalem Pangembak. Namun ia menyebut polisi hutan pernah berusaha menangkap buaya di kawasan muara dekat Pulau Serangan (sebelah barat Pura Dalem Pangembak). Jikapun beberapa waktu lalu pernah ditemukan buaya dekat Pura Dalem Pangembak, ia meyakini buaya tersebut buaya peliharaan warga yang terlepas.
Di sisi lain, Jero Mangku Gede Made Ranten meyakini keberadaan buaya secara niskala. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pamedek yang kerauhan akibat dirasuki Roh Buaya. Diyakini buaya secara niskala di Pura Dalem Pangembak sebagai patih hutan, di mana Ida Ratu Niang Sakti sebagai pemimpinnya (ratu).
Jero Mangku Gede Made Ranten menyatakan manusia bisa hidup harmoni dengan buaya secara niskala. Menurutnya jika pamedek takut ada buaya saat turun malukat di campuhan Pura Dalem Pangembak menandakan orang tersebut punya penyakit niskala, karena berlawanan dengan aura Roh Buaya yang berada di sana. Sebaliknya jika rasa takut itu tidak muncul orang tersebut dikatakannya sehat secara niskala.
"Memang beliau ada. Adanya saya lihat melalui rasa dan aura kesurupan. Saya Buaya Putih, Saya Buaya Kuning," ujar Jero Mangku Gede Made Ranten. *cr78
1
2
Komentar