Uskup Denpasar: Pena NTT Dipanggil Untuk Membangun Pencerahan
Uskup Denpasar
Natal
Pena NTT
Wartawan
Perhimpunan Jurnalis
Bupati Jembrana
I Nengah Tamba
Mgr Silvester Tung Kiem San Pr
DENPASAR, NusaBali - Puluhan wartawan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam komunitas Perhimpunan Jurnalis (Pena) NTT menggelar Natal dan tahun bersama di The Vasini Smart Boutique Hotel, Denpasar Timur, Sabtu (7/1) malam.
Acara Natal dan tahun baru bersama dengan penuh kekeluargaan ini dihadiri oleh Uskup Denpasar Mgr Silvester Tung Kiem San Pr, Bupati Jembrana I Nengah Tamba, dan para pejabat dari berbagai instansi lainnya.
Dalam kesempatan itu Uskup Silvester San berkesempatan memberikan pesan Natal. Pada bagian awal, Uskup mengajak semua yang hadir untuk mensyukuri kebesaran Tuhan. Dunia baru saja melewati masa yang sulit, karena pandemi Covid-19. Khusus di Indonesia, Presiden Joko Widodo resmi mencabut Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022 kemarin. Dengan demikian kini status Indonesia telah beralih dari pandemi ke endemi.
Uskup juga mengajak untuk berterimakasih kepada pemerintah, dari pusat sampai daerah yang sangat serius menangani Covid-19 dengan memberikan vaksin secara gratis untuk masyarakat. Akhirnya bangsa Indonesia dibebaskan dari pandemi Covid-19. Kini perayaan ekaristi di geraja, khususnya misa Natal 2022 dapat digelar secara offline dan tanpa pembatasan-pembatasan lagi.
Semua umat kristiani merasakan perayaan Natal selalu membawa sukacita dan damai sejahtera, karena percaya Yesus datang untuk membebaskan belenggu dosa. Oleh Dia yang lahir di kandang hewan dan wafat di kayu salib kemudian bangkit dari antara orang mati, semua dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal.
Telah menjadi kebiasaan bagi gereja Katolik di Indonesia, selalu ada pesan Natal yang dikeluarkan oleh Konferensi Wali Gereja (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dengan tema yang bervariasi. Biasanya tema yang diangkat disesuaikan dengan konteks aktual yang sedang terjadi dalam gereja dan negara.
Adapun pesan Natal KWI dan PGI tahun 2022, yakni 'Pulanglah Mereka Ke Negerinya Melalui Jalan Lain'. Tema ini dikutip dari injil Matius pasal 2 ayat 12. Orang-orang bijak dari timur, dengan bantuan bintang datang untuk menyembah Yesus sang juru selamat. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur.
Setelah mengalami sukacita dalam perjumapaan istimewa tersebut, orang-orang bijak ini kembali ke negerinya melalui jalan lain, sebagaimana ditunjukan oleh Tuhan. Merka mampu melewati tantangan, hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka untuk mencari Yesus raja yang baru lahir. Setelah berjumpa dengan Yesus mereka juga berani menempuh jalan baru yang belum tentu mudah dari jalan sebelumnya.
Jalan lain dimaksud dapat dipahami juga secara rohani bagi umat Kristiani. Para jurnalis Pena NTT-Bali menafsir jalan lain sebagai jalan untuk menyuarakan kebenarakan, keadilan, perdamaian, dan cinta kasih. Sesudah berjumpa dengan Yesus, orang tidak lagi hidup dengan cara lama, melainkan dengan cara yang baru, yaitu menjadi manusia baru. Natal juga mengajak untuk menemukan jalan baru dan kreatif dalam mewartakan kasih Allah kepada sesama dan semua makhluk ciptaan-Nya.
Orang-orang bijak dari timur yang berjalan mencari Yesus mengajak untuk berjalan bersama dalam menemukan kehendak Dia yang tinggal di antara kita, yaitu Yesus sang Emanuel untuk menegakkan kerajaan kasih-Nya.
Sebagai warga bangsa dan warga gereja, meskipun Bhineka (berbeda agama, suku, golongan, budaya) musti selalu berjalan bersama agar dalam kebersamaan itu mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan. Memang kebhinekaan rawan akan konflik dan perpecahan, tetapi keanekaragaman itu juga merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, dirawat, dan dikembangkan sebagai kekayaan dan kekuatan bersama.
Keanekaragaman yang disadari sebagai anugerah Tuhan itu, seharusnya menjadi pendorong untuk saling bergandeng tangan dalam mewujudkan tatanan kehidupan bersama yang lebih bermartabat. Dengan berjalan bersama pasti dimampukan untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dalam membangun kembali kehidupan dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Uskup juga mengajak untuk membangun peradaban kasih di tengah menguatnya tindak kekerasan. Merajut kerukunan di tengah merebaknya intoleransi. Mempopulerkan budaya jujur di tengah mengguritanya tindak kejahatan korupsi. Menggemakan pertobatan ekologis di tengah maraknya kerusakan lingkungan. Menggunakan etika politik yang beretika dan bermoral menjelang pesta dokrasi tahun 2024.
Dengan berjalan bersama dapat menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Oleh karena itu, semangat berjalan bersama perlu ditopang dengan sikap saling memahami, menerima, mendengarkan, dan menghargai kawan seperjalanan, yaitu seluruh warga bangsa Indonesia.
"Untuk itu kita hilangkan berbagai pikiran negatif dan prasangka buruk. Hendaknya kita berpikir positif dan kita kembangkan budaya hidup damai dan bersaudara. Kita harus menjadi teman bagi saudara kita yang menjadi korban, misalnya korban pelecehan seksual, narkoba, PHK, diskriminasi, dan lainnya. Kasih Allah yang hadir dalam peristiwa Natal memanggil kita untuk peduli kepada sesama yang sedang menderita," ajak Uskup dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat dan politisi yang hadir.
Berlandaskan iman yang teguh dan kasih yang tulus, kita dapat menumbuhkan harapan dan semangat sesama yang susah untuk kembali melangkah dan berjuang meraih mimpi mereka yang mungkin telah hilang. Berani berpihak kepada korban juga merupakan jalan kasih yang perlu tempuh ketika masih banyak orang yang hanya menjadi penonton saat sesamanya menderita atau menjadi korban atau yang sengaja menutup mata agar hidupnya tetap aman.
Dalam hal ini teladan hidup orang Samaria yang baik hati dalam Injil Lukas pasal 10 yang tergerak oleh belas kasih untuk menolong orang yang menjadi korban perampokan perlu dihayati dan diwujudkan dalam keseharian. Kehadiran Yesus Kristus sang juru selamat harus terus diwartakan.
Berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai karya manusia seharusnya dimanfaatkan untuk memuliakan Allah. Media sosial sebagai bagian dari kemajuan menawarkan jalan-jalan menarik untuk mewartakan kasih Allah. "Berkaitan dengan hal ini perlu kita sadari bahwa saat ini kita hidup dalam era modern dan era globalisasi. Hal ini ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi yang serba canggih dan digital. Ini sangat mempengaruhi perilaku kehidupan manusia," ungkapnya.
Berkaitan dengan hal itu Pena NTT dipanggil untuk membangun pencerahan di era disrubsi komunikasi sosial. Demi nilai-nilai kehidupan dan nilai iman yang harus terus menerus dipertahankan. Apapun situasinya, nilai kehidupan dan nilai iman tidak boleh dikorbankan.
Pena NTT Bali sebagai wadah para jurnais dari NTT yang bergerak pada media mainstream dipanggil untuk teguh menyuarakan kebenaran dan keadilan. Mengkritisi kebijakan yang keliru dan membangun kehidupan yang bermartabat, serta berkontribusi untuk membangun gereja dan bangsa ini. Tuliskan berita yang menyejukan dan mendamaikan hati banyak orang.
"Hendaknya kita mengunggah foto-foto tentang keindahan hidup bersama di tengah aneka perbedaan. Boleh juga membuat film pendek yang menginspirasi banyak orang untuk peduli kepada orang lain seta al ciptaan-Nya. Hendaknya kita mengisi ruang publik dengan kesejukan dan kedamaian guna menyebarluaskan nilai-nilai keadilan, kebenaran, kebersamaan, kesetaraan, kesederhanaan, dan sebagainya," ajak Uskup.
Uskup juga mengaja untuk bersama-sama berani melawan ujaran kebencian dan berita bohong yang dapat merusak kerukunan kehidupan bersama. Sekalipun Pena NTT bergerak di media mainstream, tetapi tetap dipanggil untuk menjadi pelopor yang bijak dan cerdas dalam bermedia sosial dan semakin kreatif dalam mewartakan kasih setia membangun nilai-nilai moral dan etika di dunia maya.
"Harapannya kasih Allah semakin terpancar dan damai sejahtera semakin nyata. Jalan-jalan kreatif yang ditawarkan oleh media sosial sudah sepantasnya kita manfaatkan sebagai sarana pewartaan, sehingga mampu menggerakan banyak orang untuk menjadi duta-duta kasih dan pelopor perdamaian di lingkungan keluarga, gereja, dan masyarakat umum. Saya juga berharap agar Pena NTT juga terlibat aktif dalam kehidupan menggereja," tandasnya.pol
1
Komentar