Penjual Terompet Kembali Mendulang Untung
DENPASAR, NusaBali - Pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir mengakibatkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
Tak terkecuali penjual terompet dan kembang api yang biasanya menjamur jelang malam pergantian tahun, praktis tidak lagi terlihat. Berbeda dengan akhir tahun 2022 ini, penjual terompet mulai muncul lagi memasarkan dagangannya.
Di kawasan Jalan Sudirman Denpasar dikenal sebagai salah satu tempat yang ramai dengan penjual terompet dan kembang api menjelang pergantian tahun.
Salah satu penjual terompet, Yono, 52, kembali mengambil peluang setelah dua tahun terakhir tidak berjualan pada penghujung tahun.
“Tahun ini sudah mending, tapi belum seperti tahun-tahun sebelumnya (sebelum pandemi). Baru sekitar 80 persen lah,” ujarnya dijumpai ketika berjualan, Jumat (30/12).
Yono mengaku berjualan terompet sejak Rabu (28/12). Sejauh ini rata-rata penjualan per hari sekitar Rp 300.000. Terompet yang dijual mulai harga Rp 10.000 hingga Rp 25.000. Dia menyebut mengambil barang dagangan dari pembuat terompet di Denpasar.
“Yang ramai kan pas malam tahun baru, bisa sampai dapat Rp 1 juta kalau sebelum pandemi,” kata Yono.
Yono sehari-hari bekerja sebagai penjual keset yang terbuat dari serabut kelapa. Dia mengaku tidak bisa melepas peluang untung dari berjualan terompet. Meskipun hanya dilakukan menjelang tutup tahun, namun untung sudah di depan mata. Melihat euforia masyarakat, dia pun yakin meraih keuntungan 50-100 persen.
“Saya sudah 10 tahun lebih jualan terompet,” ucap pria asal Malang, Jawa Timur, ini.
Senada, M Mansur, 26, juga kembali berjualan kembang api setelah dua tahun berhenti. Pria asal Kediri, Jawa Timur yang sehari-sehari mengumpulkan barang bekas mengaku sudah menggelontorkan modal sebesar Rp 2,5 juta untuk membeli barang dagangan kembang api. Kembang api yang dijual berkisar harga Rp 5.000 hingga Rp 150.000. “Kalau kembang api biasanya sudah pasti habis,” kata Mansur. 7 cr78
Komentar