Rapper Muda Bali Dion Devano, Kritisi TikTok Lewat Musik Rap
Rapper
Dion Devano
Musik
TikTok
Musik Rap
Tokxic
Erick Est
Oktav Sicilia
I Gede Agus Weda Jagir Wiguna
Menurut putra pengusaha advertising I Gede Agus Weda 'Jagir' Wiguna ini di balik konten-konten positif, tersebar banyak konten negatif di aplikasi TikTok.
DENPASAR, NusaBali
Blantika musik Bali kedatangan bintang muda baru Dion Devano, 21. Dion hadir dengan mengusung genre 'segar' rap dalam single pertamanya berjudul 'Tokxic'. Melalui single ini Dion ingin mengkritisi media sosial TikTok yang ternyata juga membawa sisi negatif dari kemajuan sebuah teknologi informasi.
Tokxic secara resmi dirilis 30 Desember 2022 di Jeger House, Jalan Tukad Balian, Gang Jeger Nomor 7, Renon, Denpasar Selatan. Video klip yang digarap Erick EST juga sudah bisa dinikmati di kanal YouTube. Tokxic dibawakan dalam dua bahasa, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Bali ditambah suara sinden berbahasa Bali yang dibawakan Aik Krisnayanti.
“Single ini tentang darkside of Tiktok. Hal-hal negatif yang timbul dan muncul dengan adanya tren tiktok ini merupakan ide dari sutradara video klip saya, Erick EST. Setelah itu, yang saya cermati di TikTok itu banyak yang nge-live sambil melakukan hal-hal aneh atau bizzare dengan tujuan untuk di-gift oleh penonton,” ucap Dion pemuda kelahiran Denpasar, 22 Mei 2001, pada konferensi pers di Kubu Kopi Denpasar, Kamis (29/12).
Menariknya, lirik Tokxic merupakan karya orisinil Dion Devano. Lirik karya putra pengusaha advertising I Gede Agus Weda 'Jagir' Wiguna ini selanjutnya diaransemen oleh Octav Sicilia. “Yang bikin lirik Tokxic dari saya sendiri dan untuk yang mengaransemen lagu dan juga memproduksi beat itu Om Oktav Sicilia,” ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) mengatakan, TikTok memiliki banyak konten bermanfaat yang berbeda-beda, yang dibuat oleh para kreator. Ada yang menari, ada yang bernyanyi, ada yang membuat tutorial membuat sesuatu, dan sejenisnya.
Namun di balik konten-konten positif tersebut, tersebar banyak konten negatif di aplikasi TikTok. Tiktok juga memiliki pengaruh buruk bagi anak jika digunakan secara berlebihan, yaitu menghambat proses tumbuh kembang kemampuan bersosialisasi terhadap dunia sekitar.
Ia menyebut semenjak ada aplikasi TikTok, anak-anak jadi lupa akan asyiknya bermain bersama teman-teman. Tak jarang saat ini banyak ditemukan anak-anak yang bahkan dengan tetangganya pun tidak kenal. Hal ini sangat mengganggu proses anak untuk bersosialisasi dengan orang di sekitarnya.
“Saya pernah nonton ada kakek-kakek sama nenek-nenek disuruh live di TikTok sambil bilang makasi-makasi ke penonton yang memberikan gift dan mohon maaf kakek ini kondisinya ya tidak sempurnalah atau normal karena memiliki penyakit kronis. Nah hal tersebut dimanfaatkan dan diperalat oleh sang anak pemilik akun tersebut untuk dapetin duit dan duitnya dipake buat beli motor. Pada intinya sih ya hal-hal yang saya kurang setuju dan tidak manusiawi lah yang dipertontonkan di-live-nya sehingga membuat saya tergerak untuk membuat single ini. Juga ada beberapa hal di lagu ini juga membahas soal perseteruan dukun-dukun dan pesulap merah yang sempat viral sih di TikTok,” tandas pemuda jebolan SMA Negeri 2 Kuta itu.
Dion Devano pun mengaku ingin menjadi lebih baik dalam bermusik. “Semoga bisa memperkenalkan budaya musik khas Indonesia di kancah internasional. Harapan lainnya bisa membanggakan orang tua dan orang-orang terdekat lewat bermusik,” ungkapnya.
Sementara itu produser sekaligus penggarap video klip Tokxic Erick EST mengatakan, alasan dirinya berani menggarap single pertama Dion adalah bakat bermusik yang dimiliki Dion sendiri. Menurutnya Dion punya bakat menyampaikan ide-idenya melalui musik. "Kita lebih ingin memperkenalkan Dion itu sebagai anak muda yang kritis," ujar Erick.7 cr78
Komentar