Chainsaw Rusak, BPBD Tabanan Nihil Alat Berat
TABANAN, NusaBali
Di tengah kondisi cuaca yang siaga, empat mesin chainsaw BPBD Tabanan malah jebol. Alat yang digunakan untuk memotong kayu ini sudah dibawa ke bengkel untuk diperbaiki.
Rata-rata bagian yang rusak adalah bagian seher dengan harga sekitar Rp 1,8 juta. Dengan rusaknya empat mesin, maka BPBD Tabanan kini hanya memiliki lima unit mesin chainsaw yang siap pakai.
Kepala Badan Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Sri Nadha Giri mengatakan, terkait jebolnya mesin chainsaw telah dilakukan perbaikan. Mesin yang jebol rata-rata rusak di bagian seher dampak penanganan bencana Oktober 2022 kemarin. "Kami sudah bawa ke bengkel itu," ujarnya, Senin (9/1).
Dikatakan dengan jebolnya empat mesin ini, tak membuat kewalahan dalam penanganan bencana jika ada pohon tumbang. Karena saat ini sudah ada 5 unit yang kondisinya prima. "Kalau kewalahan sih tidak, lima unit masih bagus kondisinya dan mampu kami atur penggunaanya jika ada banyak bencana," jelasnya.
Hanya saja yang menjadi sedikit kewalahan kata Sri Nadha Giri dalam penanggulangan bencana adalah longsor. Sebab BPBD sendiri tak memiliki alat berat. Jika ada bencana longsor pasti dikerjakan secara manual yakni menggunakan cangkul dan disemprot menggunakan selang tembak. "Meskipun ada alat berat dari PU, biaya operasional tinggal. Misalnya ada kejadian di Baturiti, alat sedang di Selemadeg Barat. Ini yang kewalahan," katanya.
Menurutnya harga alat berat ini satu unit mencapai Rp 3 miliar, sehingga dari segi anggaran BPBD belum mampu membeli. "Kalau ada alat berat pekerjaan akan jadi mudah. Sehingga kerap kali kami gunakan secara manual, saya saja sering cangkul longsor. Namun bila ada longsor besar pasti Tabanan sewa alat berat, dan ongkos sewa pun lumayan mahal. Per jam itu Rp 350 ribu kalau sehari hitungannya 8 jam kerja," tegasnya.
Kendatipun demikian tim tetap melakukan pekerjaan dengan semangat. Bila ada bencana yang menyebar, tim bekerja secara menyebar. "Jadi intinya kita siaga," tandasnya. *des
Komentar