Sebanyak 23 LPD di Tabanan Tak Sehat
Meski ada 23 LPD tidak sehat di Tabanan, namun sesuai penghitungan per November 2022, laba yang diperoleh mencapai Rp 39,8 miliar.
TABANAN, NusaBali
Jumlah lembaga perkreditan desa (LPD) kategori tidak sehat di Tabanan bertambah. Sesuai data di 2021 hanya 18, di tahun 2022 menjadi 23. Penyebab LPD tak sehat diprediksi akibat adanya kredit macet.
Wakil Koordinator Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) Kabupaten Tabanan Made Wiramajaya, mengatakan total LPD di Tabanan berjumlah 267. Dari jumlah ini memang ada yang tidak sehat, sebanyak 23 LPD. “Kalau tahun 2021 hanya 18, sekarang pendataan di tahun 2022 per November menjadi 23,” ujarnya, Selasa (10/1).
Kata Wiramajaya, penyebab LPD yang tidak sehat ini diprediksi karena adanya kredit macet. Kemudian ada pula disebabkan karena pembentukan rasio keuangan yang kurang. “Jadi kalau kredit bermasalah, otomatis penilaian pemenuhan kesehatan LPD lainnya tak terpenuhi,” tegasnya.
Terhadap LPD yang tidak sehat, tentu LPLPD akan mendatangi mereka untuk mengetahui kondisi sebenarnya. Kemudian diberikan pembinaan supaya kembali bangkit. “Saran dan solusi yang diberikan seperti melakukan pembaharuan perjanjian kredit, perpanjang jangka waktu. Jika itu tidak juga memperbaiki kondisi LPD bersangkutan, maka ditempuh jalur eksekusi atau ambil alih agunan,” tegas Wiramajaya.
Kendatipun ada LPD yang tidak sehat, performa LPD di Tabanan menunjukkan pencapaian yang memuaskan. Sesuai penghitungan per November 2022, laba yang diperoleh mencapai Rp 39,8 miliar. Hitungan laba ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun 2021. “Sampai akhir Desember 2022 kami perkirakan laba akan tembus di angka Rp 43,4 miliar,” kata Wiramajaya.
Menurut Wiramajaya peningkatan laba melesat naik ini adanya peningkatan dana pihak ketiga, baik berupa tabungan maupun deposito. Ditambah lagi dengan makin meningkatnya kepercayaan krama (masyarakat) terhadap LPD yang sudah merasakan manfaat dari keberadaan lembaga keuangan milik desa pakraman. “Jadi banyak masyarakat yang percaya dan mulai menyimpan tabungannya di LPD,” tandasnya.
Dan sesuai data, lima besar LPD di Tabanan sebagai penyumbang laba terbesar meliputi LPD Bedha dengan capaian laba sebesar Rp 2.616.907.000 per November 2022. Disusul LPD Beraban dengan capaian laba Rp 2.460.061.000, LPD Kukuh sebesar Rp 2.008.343.000, LPD Nyitdah Rp 1.416.977.000, dan LPD Utu dengan capaian laba sebesar Rp 705.936.000. *des
Wakil Koordinator Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) Kabupaten Tabanan Made Wiramajaya, mengatakan total LPD di Tabanan berjumlah 267. Dari jumlah ini memang ada yang tidak sehat, sebanyak 23 LPD. “Kalau tahun 2021 hanya 18, sekarang pendataan di tahun 2022 per November menjadi 23,” ujarnya, Selasa (10/1).
Kata Wiramajaya, penyebab LPD yang tidak sehat ini diprediksi karena adanya kredit macet. Kemudian ada pula disebabkan karena pembentukan rasio keuangan yang kurang. “Jadi kalau kredit bermasalah, otomatis penilaian pemenuhan kesehatan LPD lainnya tak terpenuhi,” tegasnya.
Terhadap LPD yang tidak sehat, tentu LPLPD akan mendatangi mereka untuk mengetahui kondisi sebenarnya. Kemudian diberikan pembinaan supaya kembali bangkit. “Saran dan solusi yang diberikan seperti melakukan pembaharuan perjanjian kredit, perpanjang jangka waktu. Jika itu tidak juga memperbaiki kondisi LPD bersangkutan, maka ditempuh jalur eksekusi atau ambil alih agunan,” tegas Wiramajaya.
Kendatipun ada LPD yang tidak sehat, performa LPD di Tabanan menunjukkan pencapaian yang memuaskan. Sesuai penghitungan per November 2022, laba yang diperoleh mencapai Rp 39,8 miliar. Hitungan laba ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun 2021. “Sampai akhir Desember 2022 kami perkirakan laba akan tembus di angka Rp 43,4 miliar,” kata Wiramajaya.
Menurut Wiramajaya peningkatan laba melesat naik ini adanya peningkatan dana pihak ketiga, baik berupa tabungan maupun deposito. Ditambah lagi dengan makin meningkatnya kepercayaan krama (masyarakat) terhadap LPD yang sudah merasakan manfaat dari keberadaan lembaga keuangan milik desa pakraman. “Jadi banyak masyarakat yang percaya dan mulai menyimpan tabungannya di LPD,” tandasnya.
Dan sesuai data, lima besar LPD di Tabanan sebagai penyumbang laba terbesar meliputi LPD Bedha dengan capaian laba sebesar Rp 2.616.907.000 per November 2022. Disusul LPD Beraban dengan capaian laba Rp 2.460.061.000, LPD Kukuh sebesar Rp 2.008.343.000, LPD Nyitdah Rp 1.416.977.000, dan LPD Utu dengan capaian laba sebesar Rp 705.936.000. *des
Komentar