Mega Tak Tergiur Umumkan Capres
Saat HUT ke-50 PDIP, 1 Juni akan Kumpulkan Kader Lagi
Megawati menegaskan sebagai pemilik mandat dari PDIP dia punya wewenang menunjuk capres dari partainya, oleh karena itu kader diminta bersabar.
JAKARTA, NusaBali
Moment HUT ke-50 PDI Perjuangan (PDIP) yang berlangsung di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1) digadang-gadang bakal diumumkan calon presiden (capres) dari PDIP. Para kader yang hadir di lokasi juga berharap Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan siapa sosok yang akan diusung. Namun, orang nomor satu di parpol Banteng moncong putih itu belum menyebutkan siapa sosok yang dipilihnya.
"Pasti semua sudah pada menunggu, siapa yang ibu calonkan," ujar Megawati dalam pidatonya. Ucapan Megawati lantas menuai tepuk tangan dari para kader yang memadati lokasi.
Merespon reaksi kader tersebut, Megawati sedikit bercanda. Dia menyatakan, tidak tergiur mengumumkan capres dari PDIP di HUT ke-50. "Ya, entar dulu. Memangnya saya tergiur mengumumkannya, walau kalian tepuk tangan. Itu urusan gue," papar Megawati seraya tersenyum.
Megawati mengaku, sebagai pemilik mandat dari PDIP dia punya wewenang menunjuk capres dari partainya. Oleh karena itu, Megawati meminta kadernya bersabar. Sebab, pengumuman akan dilakukan pada waktu yang tepat untuk memilih calon pemimpin Indonesia itu.
"Saya Ketum terpilih di kongres partai. Kongres partai merupakan institusi tertinggi. Kongres partai memberikan saya hak prerogatif siapa yang akan dicalonkan," tegas Megawati.
Menurut Megawati, perayaan HUT ke-50 PDIP merupakan hari yang bersejarah bagi PDIP. Dia ingin menggunakan perayaan tersebut untuk kangen-kangenan bersama kader partainya. Lantaran selama kurang lebih tiga tahunan, putri Proklamator Bung Karno itu tak bisa bertemu banyak kader karena pandemi Covid-19.
"Saya tidak muncul bertatap muka seperti ini sudah hampir tiga tahunan. Jadi, saya ingin tahu pasukan saya ini masih ada apa tidak. Ternyata, Alhamdulillah masih ada," tegas Megawati. Megawati mengingatkan, agar kader partainya terus turun ke bawah bersama wong cilik dan mengikuti aturan partai.
Megawati langsung bertanya kepada para kadernya, jika mereka tidak mengikuti aturan partai, langkah apa yang harus diambil. Spontan mereka menjawab dipecat. “Sekali lagi, tidak menjalankan instruksi partai, untuk apa ibu kasih kertas dengan tanda tangan ketua umum. Ibu paling tidak tahu. No, ibu tahu loh,” kata Megawati. Dia mengungkapkan, semua ini diawasi oleh Situation Room yang diketuai oleh Prananda Prabowo. “Jadi ada tempat pemantauan, absensi mesti jalan. Coba bayangkan apa yang ibu instruksikan harus dijalankan,” tegas Megawati. Bagi Megawati, instruksinya mudah yaitu turun ke bawah.
“Kalian mau jadi eksekutif dan anggota legislatif lagi tidak? Sebetulnya tidak ada cara lain, turun ke bawah," kata Megawati. Setelah HUT ke-50 PDI Perjuangan (PDIP) yang berlangsung di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa kemarin Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan kembali mengumpulkan kader dalam jumlah besar. Berdasarkan rencana mereka berkumpul lagi pada 1 Juni 2023 mendatang.
"Nanti bulan Bung Karno, 1 Juni Insyallah akan dilakukan konsolidasi. Itu diadakannya di Gelora Bung Karno,” ujar Megawati. Megawati mengungkapkan, sejatinya perayaan HUT ke-50 partainya akan dirayakan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Namun, akibat GBK hendak digunakan untuk pertandingan sepakbola, sehingga tidak diperbolehkan digunakan PDIP. Meski demikian, Megawati berjanji akan berkumpul lagi pada 1 Juni 2023 di peringatan Bulan Bung Karno.
Megawati mengingatkan, kadernya untuk terus bekerja dengan turun ke bawah. Pihaknya akan terus memantau mereka. "Saya itu punya pantaun. Ini kerja, itu tidak kerja,” ucap Megawati. Dalam kesempatan tersebut, Megawati menyampaikan, di HUT PDIP kali ini tidak mengundang parpol lainnya. Sebab, moment HUT tersebut digunakan PDIP untuk konsolidasi partai.
“Karena ini adalah konsolidasi partai, untuk apa? Kangen-kangenan, karena saya tidak muncul bertatap muka seperti ini sudah hampir tiga tahunan. Sekarang saya mau tahu pasukan saya nih, masih ada atau tidak. Ternyata, Alhamdulillah,” ucap Megawati.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan soal rencana konsolidasi pada 1 Juni 2023 di GBK. Dia menyebut pada saat itu akan dilakukan peneguhan kembali bagi para kader. "1 Juni lebih pada peneguhan. Pada peneguhan pada jalan ideologi tadi, pada falsafahnya. Ketika kita mengimplementasikan Pancasila di dalam kebijakan politik negara itu landasan falsafahnya yang disepakati dalam BPUPKI itu lebih ke sana," ujar dia.
Namun, Hasto tidak memberi kepastian secara terang apakah pada momen itu akan juga disampaikan soal capres usungan PDIP. Dia hanya menyebut soal capres akan disampaikan pada momentum lain. "Nanti momentum capres akan dilakukan pada momentum lain," tutur Hasto. Dia juga menyebut Megawati batal menyampaikan soal capres kemarin. "Berbeda dengan opini yang ada bahwa tanggal 10 Januari akan mengumumkan capres, ternyata Ibu tak umumkan capres, itu juga kejutan," ucapnya dilansir detik.com.
Dalam perayaan HUT ke-50 kemarin, Megawati menyerahkan nasi tumpeng pertama kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Awalnya, pembawa acara mempersilakan Megawati bersama Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf Amin untuk naik ke atas panggung di mana tumpeng sudah tersedia.
Tak hanya tiga tokoh itu, pembawa acara juga memanggil Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPP PDIP M Prananda Prabowo, Sekjen Hasto Kristiyanto, Bendum Olly Dondokambey, dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung naik ke atas panggung. Setelah mereka berkumpul di atas panggung, pembawa acara mempersilakan Megawati memotong tumpeng.
Pada kesempatan itu, ada 50 tumpeng yang sudah disediakan PDIP. Satu berada dalam Aula A1 JI Expo, sedangkan sisanya berada di pelataran. Di dalam aula, Presiden Kelima RI itu dipersilakan memegang alat potong. Tumpengan pertama diberikan kepada Presiden Jokowi.
Jokowi menerima tumpengan itu dengan senyum dan sedikit menundukkan kepalanya. Tumpeng berikutnya kepada Wapres Ma'ruf Amin. Setelah menyerahkan tumpengan, Megawati foto bersama di atas panggung. Sementara di sisi luar, tumpengan PDIP juga diberikan kepada kader dan masyarakat. Tumpengan yang di sisi luar berisi buah, sayur, dan bahan pokok lainnya. Setelah acara tumpeng itu selesai, kegiatan HUT PDIP ditutup dengan pembacaan doa oleh Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar.
Peringatan puncak HUT ke-50 PDIP sendiri dimeriahkan oleh penampilan 500 orang yang terlibat dalam paduan suara yang dipimpin oleh Andre Hehanusa dan Chica Koeswoyo. Selain itu, ada atraksi terjun payung dari Satgas Cakra Buana yang membawa bendera Merah Putih dan partai. Bendera Merah Putih diserahkan kepada Presiden Jokowi. Kemudian bendera partai diserahkan ke Megawati oleh Komandan Satgas Cakra Buana, Komarudin Watubun. Megawati juga diberikan baret kehormatan dari Satgas Cakra Buana. *k22
"Pasti semua sudah pada menunggu, siapa yang ibu calonkan," ujar Megawati dalam pidatonya. Ucapan Megawati lantas menuai tepuk tangan dari para kader yang memadati lokasi.
Merespon reaksi kader tersebut, Megawati sedikit bercanda. Dia menyatakan, tidak tergiur mengumumkan capres dari PDIP di HUT ke-50. "Ya, entar dulu. Memangnya saya tergiur mengumumkannya, walau kalian tepuk tangan. Itu urusan gue," papar Megawati seraya tersenyum.
Megawati mengaku, sebagai pemilik mandat dari PDIP dia punya wewenang menunjuk capres dari partainya. Oleh karena itu, Megawati meminta kadernya bersabar. Sebab, pengumuman akan dilakukan pada waktu yang tepat untuk memilih calon pemimpin Indonesia itu.
"Saya Ketum terpilih di kongres partai. Kongres partai merupakan institusi tertinggi. Kongres partai memberikan saya hak prerogatif siapa yang akan dicalonkan," tegas Megawati.
Menurut Megawati, perayaan HUT ke-50 PDIP merupakan hari yang bersejarah bagi PDIP. Dia ingin menggunakan perayaan tersebut untuk kangen-kangenan bersama kader partainya. Lantaran selama kurang lebih tiga tahunan, putri Proklamator Bung Karno itu tak bisa bertemu banyak kader karena pandemi Covid-19.
"Saya tidak muncul bertatap muka seperti ini sudah hampir tiga tahunan. Jadi, saya ingin tahu pasukan saya ini masih ada apa tidak. Ternyata, Alhamdulillah masih ada," tegas Megawati. Megawati mengingatkan, agar kader partainya terus turun ke bawah bersama wong cilik dan mengikuti aturan partai.
Megawati langsung bertanya kepada para kadernya, jika mereka tidak mengikuti aturan partai, langkah apa yang harus diambil. Spontan mereka menjawab dipecat. “Sekali lagi, tidak menjalankan instruksi partai, untuk apa ibu kasih kertas dengan tanda tangan ketua umum. Ibu paling tidak tahu. No, ibu tahu loh,” kata Megawati. Dia mengungkapkan, semua ini diawasi oleh Situation Room yang diketuai oleh Prananda Prabowo. “Jadi ada tempat pemantauan, absensi mesti jalan. Coba bayangkan apa yang ibu instruksikan harus dijalankan,” tegas Megawati. Bagi Megawati, instruksinya mudah yaitu turun ke bawah.
“Kalian mau jadi eksekutif dan anggota legislatif lagi tidak? Sebetulnya tidak ada cara lain, turun ke bawah," kata Megawati. Setelah HUT ke-50 PDI Perjuangan (PDIP) yang berlangsung di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa kemarin Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan kembali mengumpulkan kader dalam jumlah besar. Berdasarkan rencana mereka berkumpul lagi pada 1 Juni 2023 mendatang.
"Nanti bulan Bung Karno, 1 Juni Insyallah akan dilakukan konsolidasi. Itu diadakannya di Gelora Bung Karno,” ujar Megawati. Megawati mengungkapkan, sejatinya perayaan HUT ke-50 partainya akan dirayakan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Namun, akibat GBK hendak digunakan untuk pertandingan sepakbola, sehingga tidak diperbolehkan digunakan PDIP. Meski demikian, Megawati berjanji akan berkumpul lagi pada 1 Juni 2023 di peringatan Bulan Bung Karno.
Megawati mengingatkan, kadernya untuk terus bekerja dengan turun ke bawah. Pihaknya akan terus memantau mereka. "Saya itu punya pantaun. Ini kerja, itu tidak kerja,” ucap Megawati. Dalam kesempatan tersebut, Megawati menyampaikan, di HUT PDIP kali ini tidak mengundang parpol lainnya. Sebab, moment HUT tersebut digunakan PDIP untuk konsolidasi partai.
“Karena ini adalah konsolidasi partai, untuk apa? Kangen-kangenan, karena saya tidak muncul bertatap muka seperti ini sudah hampir tiga tahunan. Sekarang saya mau tahu pasukan saya nih, masih ada atau tidak. Ternyata, Alhamdulillah,” ucap Megawati.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan soal rencana konsolidasi pada 1 Juni 2023 di GBK. Dia menyebut pada saat itu akan dilakukan peneguhan kembali bagi para kader. "1 Juni lebih pada peneguhan. Pada peneguhan pada jalan ideologi tadi, pada falsafahnya. Ketika kita mengimplementasikan Pancasila di dalam kebijakan politik negara itu landasan falsafahnya yang disepakati dalam BPUPKI itu lebih ke sana," ujar dia.
Namun, Hasto tidak memberi kepastian secara terang apakah pada momen itu akan juga disampaikan soal capres usungan PDIP. Dia hanya menyebut soal capres akan disampaikan pada momentum lain. "Nanti momentum capres akan dilakukan pada momentum lain," tutur Hasto. Dia juga menyebut Megawati batal menyampaikan soal capres kemarin. "Berbeda dengan opini yang ada bahwa tanggal 10 Januari akan mengumumkan capres, ternyata Ibu tak umumkan capres, itu juga kejutan," ucapnya dilansir detik.com.
Dalam perayaan HUT ke-50 kemarin, Megawati menyerahkan nasi tumpeng pertama kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Awalnya, pembawa acara mempersilakan Megawati bersama Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf Amin untuk naik ke atas panggung di mana tumpeng sudah tersedia.
Tak hanya tiga tokoh itu, pembawa acara juga memanggil Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPP PDIP M Prananda Prabowo, Sekjen Hasto Kristiyanto, Bendum Olly Dondokambey, dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung naik ke atas panggung. Setelah mereka berkumpul di atas panggung, pembawa acara mempersilakan Megawati memotong tumpeng.
Pada kesempatan itu, ada 50 tumpeng yang sudah disediakan PDIP. Satu berada dalam Aula A1 JI Expo, sedangkan sisanya berada di pelataran. Di dalam aula, Presiden Kelima RI itu dipersilakan memegang alat potong. Tumpengan pertama diberikan kepada Presiden Jokowi.
Jokowi menerima tumpengan itu dengan senyum dan sedikit menundukkan kepalanya. Tumpeng berikutnya kepada Wapres Ma'ruf Amin. Setelah menyerahkan tumpengan, Megawati foto bersama di atas panggung. Sementara di sisi luar, tumpengan PDIP juga diberikan kepada kader dan masyarakat. Tumpengan yang di sisi luar berisi buah, sayur, dan bahan pokok lainnya. Setelah acara tumpeng itu selesai, kegiatan HUT PDIP ditutup dengan pembacaan doa oleh Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar.
Peringatan puncak HUT ke-50 PDIP sendiri dimeriahkan oleh penampilan 500 orang yang terlibat dalam paduan suara yang dipimpin oleh Andre Hehanusa dan Chica Koeswoyo. Selain itu, ada atraksi terjun payung dari Satgas Cakra Buana yang membawa bendera Merah Putih dan partai. Bendera Merah Putih diserahkan kepada Presiden Jokowi. Kemudian bendera partai diserahkan ke Megawati oleh Komandan Satgas Cakra Buana, Komarudin Watubun. Megawati juga diberikan baret kehormatan dari Satgas Cakra Buana. *k22
1
Komentar