Prodi Animasi ISI Denpasar Launching Film ‘Undine’
MANGUPURA, NusaBali.com – Program Studi (Prodi) Animasi yang baru dibuka pertengahan tahun 2022 di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sudah menghasilkan karya perdana yang diberi judul ‘Undine’.
Karya animasi dengan durasi lima menit ini diluncurkan, Kamis (12/1/2023), di sela-sela pameran tugas akhir mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar di Park23 Creative Hub, Kuta, Kabupaten Badung.
Prodi Animasi ISI Denpasar baru dimulai pada September 2022 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28 orang.
“Film yang ditampilkan ini sebuah animasi seperti iklan layanan masyarakat sehingga kami ikut mendukung program Pemerintah Provinsi Bali,” ujar Koordinator Prodi Animasi, I Putu Arya Janottama.
Film animasi ini mengangkat tema memuliakan air disajikan dengan ringan, mudah dicerna serta visual yang apik.
“Tema ini dipilih karena akhir-akhir ini kita sering terkena musibah seperti banjir bandang dan sebagainya. Itu juga akibat sumber air yang tidak dijaga, kita lihat juga sumber air kita tercemar sampah plastik dan sebagainya,” ujar Sutradara Film, Gede Pasek Putra Adnyana Yasa yang juga dosen pengajar animasi.
Film animasi yang mengambil setting di Danau Batur disimbolkan sebagai sebuah air yang harus disucikan dan bagaimana masyarakat bisa memuja leluhur atau Tuhan.
Debut film animasi pertama tersebut menampilkan beberapa karakter dalam film seperti Dewi Danu sebagai Dewi Pelindung Air, beberapa masyarakat, serta tiga karakter yang menjadi tokoh utama sebagai ayah, ibu, dan anak.
Salah seorang mahasiswa yang ikut menggarap film animasi, Wayan Vicky Darish Putra mengungkapkan butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikan ‘Undine’.
Vicky bersama 20 rekannya yang ikut menggarap film animasi tersebut sehingga layak tayang.
“Kalau kendala pertama mulai dari konsistensi gaya gambar karena ini proyek besar yang pertama kali kami buat. Sehingga kami masih mencari cara mencocokkan gaya gambar kami dengan teman yang lain. Selain itu perangkat lunak yang baru kami tahu, sehingga kami perlu belajar lebih ekstra sebelumnya,” ujar mahasiswa kelahiran 18 Januari 2004 itu.
Ia pun turut menuturkan, film animasi pertamanya tersebut bisa ditonton oleh semua kalangan usia baik dari anak-anak hingga dewasa alias tidak ada batasan usia. Ke depan, ia dan seluruh rekannya akan memiliki rencana untuk membuat film animasi lainnya dengan tema-tema yang lebih segar dan tentu memberikan pesan mendalam.
“Pasti kita akan membuat film animasi-animasi kembali, semester ini kami juga akan mengajak mahasiswa lain untuk membuat animasi kembali. Selain kami mengangkat tema lokal kami juga akan mengangkat isu-isu yang sedang berkembang saat ini,” jelasnya.
Untuk bisa memenuhi impian anak didiknya, Arya Jonattama menjelaskan akan berkolaborasi dengan berbagai studio seperti di Yogyakarta untuk menggalakkan kembali hasil karya-karya animasi mahasiswanya.
“Harapannya untuk bidang animasi di Bali ini dapat diperhitungkan baik secara nasional maupun internasional karena kita mempunyai potensi yang sangat besar untuk memajukan bidang ini. Saya harapkan banyak animasi-animasi yang mengangkat cerita lokal yang bisa kita nikmati sehingga kita tidak banyak dijajah dengan film-film barat,” harap Arya Jonattama.
Sementara itu Ketua Panitia Gelaran Diseminasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, I Made Pande Artadi, menambahkan event yang digelar di Park23 Creative Hub pada 10-12 Januari 2023, sengaja memperkenalkan dua Prodi baru di ISI Denpasar, yakni Animasi dan Desain Produk.
“Harapannya, nanti ada mitra-mitra baru lagi yang lebih bereputasi yang berminat dan ikut serta di dalam program pendidikan MBKM,” ujar Pande Artadi. *ris
1
Komentar