Ekspor Bali Capai Rp5,4 Triliun
Sumbangan terbesar dari ekspor produk pertanian dengan nilai Rp 2,1 triliun
DENPASAR,NusaBali
Total nilai ekspor Bali selama setahun, Januari-Desember 2022 lalu sebesar 357 juta dollar(Rp5,4 triliun). Ekspor tersebut meliputi empat kelompok komoditi yakni :industri, perkebunan, kerajinan dan pertanian.
Dari keempatnya, sumbangan terbesar dari ekspor produk pertanian yang terdiri produk buah-buahan serta perikanan. Sedangkan kontribusi terkecil dari ekspor produk perkebunan.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali merinci, nilai ekspor produk pertanian sebesar 140 juta dollar atau Rp2,1 triliun atau 39,15 persen dari total nilai ekspor.
Ekspor hasil pertanian terdiri dari 11 jenis. Antara lain buah-buahan, ikan hias hidup, ikan kakap, kepiting, ikan tuna, rumput laut sampai dengan sirip ikan hiu.
Di posisi kedua setelah produk pertanian, adalah ekspor produk kerajinan. Terdiri dari 17 item produk. Mulai dari kerajinan alat musik, anyaman, bambu, batu padas, kerajinan kayu sampai dengan kerajinan tulang. Total nilai ekspor 115,4 juta dollar(Rp1,8 triliun) atau 32,31 persen.
Selanjutnya ekspor produk industri pada urutan ketiga, dengan kontribusi ekspor 27,61 persen.
Produk industri terdiri dari 6 jenis, yakni ikan dalam kaleng, komponen rumah jadi, plastik, sepatu(alas kaki), tas dan tekstil dan produk tekstil.
Nilai ekspor produk industri 99 juta dollar (Rp1,5 triliun).Sedangkan nilai ekspor produk perkebunan hanya 835 ribu dollar(Rp13 miliar).
Untuk produk katagori perkebunan juga paling sedikit, meliputi kakao, kopi dan vanili. Kontribusinya hanya 0,23 persen.
Diluar produk pertanian, kerajinan, industri dan perkebunan, ada juga ekspor lain-lain 2,5 juta dollar (Rp38,3 miliar) atau 0,70 persen.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri(PLN) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali Ni Wayan Lestari menjelaskan, sebagaimana data yang ada, ekspor produk pertanian memang memberi kontribusi paling besar pada ekspor Bali tahun 2022.
“Ya, memang ekspor produk pertanian yang didalamnya termasuk perikanan seperti ikan tuna,” jelasnya Kamis(12/1).
Disampaikan data ekspor tersebut berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) yang diterbitkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali. Juga berasal dari Dinas Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Gianyar. Selain itu data yang dipetik dari Balai Karantina dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Denpasar.
Total nilai ekspor Bali pada 2022 meningkat dibandingkan ekspor Bali pada tahun 2021. Nilai ekspor Bali tahun 2021 sebesar 331 juta dollar atau Rp5,0 triliun.
Komposisi ekspor Bali juga tidak berubah dari perbandingan ekspor dalam dua tahun terakhir tersebut. Ekspor produk perikanan yang didominasi produk perikanan tetap mendominasi. *K17
Dari keempatnya, sumbangan terbesar dari ekspor produk pertanian yang terdiri produk buah-buahan serta perikanan. Sedangkan kontribusi terkecil dari ekspor produk perkebunan.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali merinci, nilai ekspor produk pertanian sebesar 140 juta dollar atau Rp2,1 triliun atau 39,15 persen dari total nilai ekspor.
Ekspor hasil pertanian terdiri dari 11 jenis. Antara lain buah-buahan, ikan hias hidup, ikan kakap, kepiting, ikan tuna, rumput laut sampai dengan sirip ikan hiu.
Di posisi kedua setelah produk pertanian, adalah ekspor produk kerajinan. Terdiri dari 17 item produk. Mulai dari kerajinan alat musik, anyaman, bambu, batu padas, kerajinan kayu sampai dengan kerajinan tulang. Total nilai ekspor 115,4 juta dollar(Rp1,8 triliun) atau 32,31 persen.
Selanjutnya ekspor produk industri pada urutan ketiga, dengan kontribusi ekspor 27,61 persen.
Produk industri terdiri dari 6 jenis, yakni ikan dalam kaleng, komponen rumah jadi, plastik, sepatu(alas kaki), tas dan tekstil dan produk tekstil.
Nilai ekspor produk industri 99 juta dollar (Rp1,5 triliun).Sedangkan nilai ekspor produk perkebunan hanya 835 ribu dollar(Rp13 miliar).
Untuk produk katagori perkebunan juga paling sedikit, meliputi kakao, kopi dan vanili. Kontribusinya hanya 0,23 persen.
Diluar produk pertanian, kerajinan, industri dan perkebunan, ada juga ekspor lain-lain 2,5 juta dollar (Rp38,3 miliar) atau 0,70 persen.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri(PLN) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali Ni Wayan Lestari menjelaskan, sebagaimana data yang ada, ekspor produk pertanian memang memberi kontribusi paling besar pada ekspor Bali tahun 2022.
“Ya, memang ekspor produk pertanian yang didalamnya termasuk perikanan seperti ikan tuna,” jelasnya Kamis(12/1).
Disampaikan data ekspor tersebut berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) yang diterbitkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali. Juga berasal dari Dinas Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Gianyar. Selain itu data yang dipetik dari Balai Karantina dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Denpasar.
Total nilai ekspor Bali pada 2022 meningkat dibandingkan ekspor Bali pada tahun 2021. Nilai ekspor Bali tahun 2021 sebesar 331 juta dollar atau Rp5,0 triliun.
Komposisi ekspor Bali juga tidak berubah dari perbandingan ekspor dalam dua tahun terakhir tersebut. Ekspor produk perikanan yang didominasi produk perikanan tetap mendominasi. *K17
Komentar