Tak Lewat Bulog, Mendag Usul Subsidi Kedelai Langsung ke Importir
JAKARTA, NusaBali
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengusulkan untuk mengubah skema subsidi kedelai.
Saat ini skema subsidi kedelai diberikan sebesar Rp 1.000 per kilogram melalui Perum Bulog. Mendag menginginkan skema tersebut diubah yakni dengan memberikan subsidi Rp 1.000 per kilogram kepada importir, sehingga langsung menjadi subsidi harga. Artinya, jika harga kedelai sebesar Rp 12.000 per kilogram, pemerintah memberikan subsidi ke importir Rp 1.000 per kilogram. Sehingga importir menjual ke koperasi hingga perajin tahu tempe dengan harga Rp 11.000 per kilogram.
"Saya sudah usul agar subsidinya langsung ke importir. Importir disubsidi Rp 1.000, kalau Rp 12.000 berarti langsung disubsidi, sehingga jadi Rp 11.000. Kalau sekarang melalui koperasi penghasil kan ngajukan satu-satu harus ada izin usahanya, ruwet lah pokoknya. Mau bikin tahu tempe kok dibikin ruwet hidupnya," ujarnya saat dijumpai di Cilegon, Minggu (15/1).
"Kalau sama pengusaha saya percaya saya. Kalau Bulog lama," sambungnya. Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, subsidi untuk importir itu hanya usulan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Arief menuturkan, mekanisme subsidi masih dibahas dan harus dibuat aturannya secara tertulis.
"Tapi percayalah bahwa pemerintah itu mempersiapkan subsidi kalau harganya tinggi kepada perajin tahu-tempe," kata dia.
Sebelumnya, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengungkapkan subsidi kedelai bagi perajin tahu tempe mencapai Rp 850 miliar.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, anggaran tersebut guna menutup selisih harga kedelai di importir dengan perajin.
Ia menyebut, harga keekonomian kedelai saat ini sekitar Rp 12.000 per kilogram. Sedangkan, harga kedelai yang akan didistribusikan Bulog ini ada di angka Rp 10.250 per kilogram. Nantinya, kedelai ini akan diterima di pengrajin seharga Rp 10.950 per kilogram.
"Hari ini, pada tahap pertama ini kami distribusikan 52.000 ton. Kami sudah siapkan 100.000 ton, tetapi yang dibutuhkan sekarang hanya 52.000 ton dalam sebulan, (data) dari Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI)," kata dia dalam konferensi pers di Gudang FKS Multiagro, Bekasi Senin (18/4/2022).
"Tapi nanti bertahap, mungkin mereka masih punya stok, jadi belum butuh sebanyak itu. Kalau nanti ke depan mungkin butuhnya sampai 200.000 ton ya kita diskusikan. Jadi empat bulan ke depan kita akan ada penugasan untuk 800.000 ton kedelai," urai dia. *
"Saya sudah usul agar subsidinya langsung ke importir. Importir disubsidi Rp 1.000, kalau Rp 12.000 berarti langsung disubsidi, sehingga jadi Rp 11.000. Kalau sekarang melalui koperasi penghasil kan ngajukan satu-satu harus ada izin usahanya, ruwet lah pokoknya. Mau bikin tahu tempe kok dibikin ruwet hidupnya," ujarnya saat dijumpai di Cilegon, Minggu (15/1).
"Kalau sama pengusaha saya percaya saya. Kalau Bulog lama," sambungnya. Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, subsidi untuk importir itu hanya usulan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Arief menuturkan, mekanisme subsidi masih dibahas dan harus dibuat aturannya secara tertulis.
"Tapi percayalah bahwa pemerintah itu mempersiapkan subsidi kalau harganya tinggi kepada perajin tahu-tempe," kata dia.
Sebelumnya, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengungkapkan subsidi kedelai bagi perajin tahu tempe mencapai Rp 850 miliar.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, anggaran tersebut guna menutup selisih harga kedelai di importir dengan perajin.
Ia menyebut, harga keekonomian kedelai saat ini sekitar Rp 12.000 per kilogram. Sedangkan, harga kedelai yang akan didistribusikan Bulog ini ada di angka Rp 10.250 per kilogram. Nantinya, kedelai ini akan diterima di pengrajin seharga Rp 10.950 per kilogram.
"Hari ini, pada tahap pertama ini kami distribusikan 52.000 ton. Kami sudah siapkan 100.000 ton, tetapi yang dibutuhkan sekarang hanya 52.000 ton dalam sebulan, (data) dari Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI)," kata dia dalam konferensi pers di Gudang FKS Multiagro, Bekasi Senin (18/4/2022).
"Tapi nanti bertahap, mungkin mereka masih punya stok, jadi belum butuh sebanyak itu. Kalau nanti ke depan mungkin butuhnya sampai 200.000 ton ya kita diskusikan. Jadi empat bulan ke depan kita akan ada penugasan untuk 800.000 ton kedelai," urai dia. *
1
Komentar