Pangdam IX/Udayana Minta Waspada Terorisme
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak menggelar dua kegiatan penting secara estafet, Jumat (26/7).
Kemarin Simakrama dengan Media Seusai Kirab Pancasila
DENPASAR, NusaBali
Usai acara Apel Solidaritas dan Kirab Pancasila bersama Gubernur Bali dan Kapolda Bali di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Den-pasar, lanjut simakrama dengan insan media di Barak Siaga Makodam IX/Udayana. Pangdam ingatkan jajaran TNI dan masyarakat Bali-Nusa Tenggara tingkatkan kewaspadaan untuk antisipasi aksi terorisme.
Simakrama Pangdam dengan insan media di Barak Siaga Makodam IX/Udayana, Jumat kemarin digelar siang pukul 13.30 hingga sore pukul 15.15 Wita. Selain pimpinan media dan jurnalis, simakrama kemarin juga dihadiri perwira tinggi dan menengah di jajaran Kodam IX/Udayana. Pihak Polda Bali dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bali juga diundang hadir.
Selain bicara masalah hoax (berita bohong), Pangdam Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak juga menekankan situasi keamanan pasca ledakan bom di Halte Busway Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam, yang merenggut nyawa 3 polisi. "Saya sudah perintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara deteksi dini," tegas Jenderal Bintang Dua TNI asal Medan, Sumatra Utara yang baru sebulan bertugas sebagai Pangdam IX/Udayana ini.
Kendati situasi keamanan khususnya di Bali cukup kondusif, namun Pangdam meminta untuk tidak lengah. "Setiap saat harus mewaspadai, mengaitkan perkembangan di daerah lain dengan di daerah kita. Ada tidak jaringannya, kalau ada saran saya cepat laporkan pada kesempatan pertama," katanya.
Pangdam mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dalam menangkal aksi terorisme dan bantu aparat memberikan informasi jika melihat hal yang dinilai mencurigakan. Diingatkannya, aksi peledakan bom di Kampung Melayu dan di Manchester (Inggris) sebelumnya, mengindikaskan bahwa teroris ingin menunjukkan eksistensinya. Teroris yang sempat menjalani latihan di negara-negara konflik, kembali ke negara asalnya untuk melancarkan aksi terorisme.
Dalam simakrama kemarin, Pangdam juga mengajak media untuk menyampaikan pesan kepada masyatakat agar tidak mudah menerima kabar bohong. Diharapkan, peran media mampu bendung membanjirnya hoax melalui medsos, yang dapat merusak kerukunan warga. “TNI dalam berhubungan dengan masyarakat bisa dikategorikan sangat terbatas. Namun, keberadaan media bisa membuat sekat ataupun tembok itu runtuh dan bisa menjembatani dengan masyarakat luas,” ujar Pangdam saat sesi wawancara di sela simakrama kemarin.
Sementara itu, sebelum simakrama dengan insan media, Jumat pagi Pangdam IX/Udayana hadiri ‘Apel Soliditas dan Kirab Pancasila’ di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar. Dalam Apel Solidaritas dan Kirab Pancasila serangkaian HUT ke-60 Kodam IX/Udayana tersebut, Pangdam bergandengan dengan Gubernur Bali Komjen Pol (Purn) Made Mangku Pastika dan Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhrad Golose.
Tujuan utama digelarnya Apel Solidaritas dan Kirab Pancasila yang dihadiri pula kalangan siswa kemarin adalah sebagai salah satu langkah untuk merapatkan barisan dalam menghalau masuknya paham radikal yang belakangan coba menggoyang idiologi Pancasila. “Pancasila adalah nilai luhur bangsa yang digagas para pendahulu kita. Pancasila tidak perlu diragukan sebagai ideologi bangsa Indonesia. Tidak boleh ada satu pun yang coba mengubah idiologi bangsa ini. Mari secara bersama-sama kita gelorakan Pancasila,” tegas Pangdam.
Hal senada disampaikan Kapolda Bali Irjen Petrus Golose. Dia sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang digagas Kodam IX/Udayana ini. Melalui kesempatan itu, Kapolda mengingatkan bahwa penguatan empat konsensus dasar sangat dibutuhkan untuk menangkal paham transnasional yang akan dimasukkan dan disebarkan di wilayah NKRI.
"Seluruh prajurit TNI dan Polri harus bersatu agar tak ada tempat bagi ideologi selain Pancasila. Tidak ada tempat bagi sikap-sikap intoleransi, radikalisme, terorisme, dan kejahatan lainnya di negeri ini,” tegas Kapolda Petrus Golose.
Sedangkan Gubernur Pastika dalam sambutaannya menyampaikan keprihatinan atas munculnya potensi ancaman di berbagai daerah yang akhir-akhir ini mencuat di media. "Kohesi dan persatuan nasional serasa semakin merenggang. Perbedaan yang pada masa kebangkitan nasional menjadi unsur perekat, sekarang justru menadi unsur perenggang. Sentimen primordial menguat dan menggerus pilar-pilar peratuan," tegs Gubernur.
Menurut Gubernur, kondisi ini tidak boleh terus dibiarkan. Gubernur pun mengajak seluruh komponen masyarakat Bali untuk melakukan gerakan nyata demi menyelamatkan keutuhan NKRI. "Mari kita mulai gerakan dari Bali. Dengan semangat kebhinnekaan sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika, kita tegakkan Pancasila dan UUD 1945 serta kita jaga keutuhan NKRI," seru Gubernur. *dar
1
Komentar