Ratusan UMKM Ikuti Pelatihan di BI
Dorong Percepatan Digitalisasi
DENPASAR,NusaBali
Ratusan pelaku UMKM dari dari kabupaten/kota di Bali mengikuti pelatihan percepatan digitalisasi, Rabu(18/1).
Pelatihan bertajuk ‘Kelas Akselerasi Digital, UMKM 4.0: Transformasi Digital UMKM Bali, dilaksanakan ruang Tirta Gangga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali(KpwBI Bali) di Jalan Letda Tantular, Denpasar.
Kegiatan kelas akselerasi digital bagi pelaku UMKM, merupakan salah satu upaya mencapai minimal 30 juta UMKM go digital pada 2024 nanti.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah mengatakan secara keseluruhan Indonesia sudah memiliki kurang lebih 20,9 juta para pelaku UMKM yang sudah go digital.
“Ini yang harus terus kita dorong, karena kita menargetkan pada tahun 2024 nanti, sedikitnya 30 juta UMKM yang go digital,” ujarnya.
Terkait hal itu, diakui literasi digitaliasi masih rendah. “ Itu sebabnya kita berkolaborasi dengan banyak pihak untuk memberikan work shop, pelatihan, pengembangan mengenai digitalisasi,” lanjut Siti Azizah.
Kata Siti Azizah, Kalau bicara digitalisasi, tak cukup hanya cukup punya handpone, terus masuk ke dunia digital atau pemasaran media sosial. Menurutnya ada 7 aspek yang UMKM bisa lakukan untuk digitalisasi. Diharapkan dari hulu ke hilir, bisa dilakukan digitalisasi. Namun harus diketahui untuk proses produksi tidak mudah digitalisasi bagi pelaku UMKM.
“Saat ini kita melakukan step by step. Kita harapkan memang dari produksi, pemasaran, pembiayaan sampai aspek manajemen bisa dilakukan digitalisasi,” terang dia.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan upaya digitalisasi UMKM sudah dilakukan sejak masa pandemi Covid-19.
“Pandemi Covid-19, kemarin memberi pelajaran kepada kita semua di Bali. Kami sudah melakukan hal ini di tahun 2021, 2022 online,” ujarnya.
Bahkan lakukan bimbingan teknis setiap minggu di Pemprov, untuk mengenal sosial media, market place dan QRIS kepada pelaku UMKM.
Secara khusus Trisno Nugroho mengatakan pengenalan dan penggunaan QR Indonesia Standar (QRIS) merupakan salah satu pintu masuk digitalisasi bagi pelaku UMKM.
I Nyoman Sudiasa, pelaku UMKM olahan cabe asal Baturiti, Tabanan, baru pertama kali ikut kelas digitalisasi. Harapan dia, setelah mengikuti kelas akselerasi bisa berjualan secara online.
“Selain memperpendek waktu, juga menjangkau pasar lebih luas,” ujarnya.
Hal yang senada disampaikan Kadek Guna, pelaku UMKM usaha lele dari hulu dan hilir asal Kesiman, Denpasar. Dia mengatakan sebelumnya sudah pernah pelatihan digitalisasi. Dia mengaku mendapat tambahan pendalaman tentang digitalisasi, dalam kegiatan kelas akselerasi digitalisasi di BI Bali, Rabu kemarin. “ Banyak celah lain dan link-linklain yang bisa kita ikuti,” ujarnya. *K17
Komentar