Razia 5 Jam, Satpol PP Amankan 43 Gepeng
MANGUPURA, NusaBali
Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung kembali menggelar razia gelandang dan pengemis (gepeng) secara besar-besaran di wilayah Kecamatan Kuta, Rabu (18/1).
Dalam razia yang berlangsung selama 5 jam, petugas berhasil mengamankan sebanyak 43 orang yang sedang beraksi, sebagian besar anak-anak dan remaja.
Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan razia gepeng di seputaran kampung turis Kuta dilakukan Rabu sore sekitar pukul 18.00 Wita hingga pukul 23.00 Wita atau kurang lebih selama lima jam. Razia kali ini berbeda dengan yang sebelumnya, sebab berlangsung pada malam hari, lantaran jam beraksi para gepeng juga bergeser.
“Saking seringnya kita razia dari pagi sampai sore, akhirnya mereka (gepeng) pindah jam beraksi (pada malam hari, Red). Banyak keluhan dari masyarakat atas tingkah mereka, khususnya di wilayah Kuta,” kata Suryanegara, Kamis (19/1).
Dikatakan, dalam razia besar-besaran itu sedikitnya mengerahkan 22 personel, termasuk dari Satpol PP BKO Kuta. Adapun titik yang disasar mulai dari Simpang Imam Bonjol, Simpang Nakula, Benoa Square, Jalan Pantai Kuta, dan Jalan Raya Kuta. “Dari lima lokasi itu, paling banyak kita temukan di Jalan Pantai Kuta. Mereka menawarkan barang seperti gelang, kalung dan lainnya. Namun itu hanya modus, pada akhirnya mereka tetap meminta-minta,” jelas Suryanegara.
Mirisnya dari 43 gepeng yang diamankan sebagian besar anak-anak dan juga remaja. Sebagian besar pemain lama yang selama ini kerap ditangkap dan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Sayangnya gepeng tersebut kembali datang ke wilayah Kuta dan melancarkan aksi minta-minta.
Setelah diamankan petugas, para gepeng lanjut di bawa ke Dinas Sosial. “Begitu kita amankan, langsung dibawa saat itu juga ke Dinas Sosial. Sebelum dipulangkan mereka tentunya diberikan pembinaan dan pemahaman,” kata birokrat asal Denpasar ini.
Suryanegara berharap, para gepeng tidak muncul lagi dikemudian hari. Apalagi kondisi pariwisata sudah mulai bangkit. Bila dibiarkan dikhawatirkan akan merusak citra pariwisata yang mulai tumbuh setelah dilanda pandemi.
“Setalah ini kami akan terus pantau ke depannya. Kami akan lihat situasi di lapangan, kalau mulai muncul pagi hingga sore, tentu kita akan intensifkan lagi. Pun kalau malam, kita akan turun malam hari. Ini semata agar wilayah Kuta tetap terjaga dengan baik ke depannya,” tegas Suryanegara. *dar
Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan razia gepeng di seputaran kampung turis Kuta dilakukan Rabu sore sekitar pukul 18.00 Wita hingga pukul 23.00 Wita atau kurang lebih selama lima jam. Razia kali ini berbeda dengan yang sebelumnya, sebab berlangsung pada malam hari, lantaran jam beraksi para gepeng juga bergeser.
“Saking seringnya kita razia dari pagi sampai sore, akhirnya mereka (gepeng) pindah jam beraksi (pada malam hari, Red). Banyak keluhan dari masyarakat atas tingkah mereka, khususnya di wilayah Kuta,” kata Suryanegara, Kamis (19/1).
Dikatakan, dalam razia besar-besaran itu sedikitnya mengerahkan 22 personel, termasuk dari Satpol PP BKO Kuta. Adapun titik yang disasar mulai dari Simpang Imam Bonjol, Simpang Nakula, Benoa Square, Jalan Pantai Kuta, dan Jalan Raya Kuta. “Dari lima lokasi itu, paling banyak kita temukan di Jalan Pantai Kuta. Mereka menawarkan barang seperti gelang, kalung dan lainnya. Namun itu hanya modus, pada akhirnya mereka tetap meminta-minta,” jelas Suryanegara.
Mirisnya dari 43 gepeng yang diamankan sebagian besar anak-anak dan juga remaja. Sebagian besar pemain lama yang selama ini kerap ditangkap dan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Sayangnya gepeng tersebut kembali datang ke wilayah Kuta dan melancarkan aksi minta-minta.
Setelah diamankan petugas, para gepeng lanjut di bawa ke Dinas Sosial. “Begitu kita amankan, langsung dibawa saat itu juga ke Dinas Sosial. Sebelum dipulangkan mereka tentunya diberikan pembinaan dan pemahaman,” kata birokrat asal Denpasar ini.
Suryanegara berharap, para gepeng tidak muncul lagi dikemudian hari. Apalagi kondisi pariwisata sudah mulai bangkit. Bila dibiarkan dikhawatirkan akan merusak citra pariwisata yang mulai tumbuh setelah dilanda pandemi.
“Setalah ini kami akan terus pantau ke depannya. Kami akan lihat situasi di lapangan, kalau mulai muncul pagi hingga sore, tentu kita akan intensifkan lagi. Pun kalau malam, kita akan turun malam hari. Ini semata agar wilayah Kuta tetap terjaga dengan baik ke depannya,” tegas Suryanegara. *dar
Komentar