Penyu Selundupan Dilepas di Banyuwedang
SINGARAJA, NusaBali
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali dan jajaran Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar kembali melepaskan 8 ekor penyu hijau di Perairan Banyuwedang, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Kamis (19/1).
Penyu-penyu tersebut merupakan sitaan hasil penggagalan upaya penyelundupan yang diungkap Tim Patroli TNI AL di Perairan Pantai Klatakan, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Jembrana.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Sumarsono mengatakan, sejatinya ada 43 ekor penyu hijau sitaan upaya penggagalan yang dievakuasi ke Kolam Penampungan BKSDA Bali di Banyuwedang Namun 34 ekor di antaranya telah dilepasliarkan lebih awal, pada Jumat (13/1) lalu.
Kemudian dari 9 ekor penyu hijau yang tersisa, 8 ekor di antaranya dilepas ke habitat aslinya kemarin. Sedangkan 1 ekor penyu lagi masih dirawat di kolam penampungan karena mengidap tumor. "Tadi yang 8 ekor dilepas dan sudah dinyatakan sehat. Sedangkan 1 masih dirawat karena masih sakit, ada tumor di bagian belakang kepala dekat tengkuk," ujarnya.
Menurut Sumarsono, keberadaan tumor tersebut cukup mengganggu pergerakan penyu. Sehingga saat ini penyu itu masih perlu dirawat sementara waktu. Pihaknya berencana mengoperasi penyu itu untuk mengangkat tumornya. "Masih kami observasi, operasi menunggu kondisi memungkinkan. Ketika sudah sehat, akan segera dilepasliarkan kembali," imbuh dia.
Kendati demikian, pihaknya masih memikirkan upaya operasi terhadap penyu yang diperkirakan berusia antara 7-8 tahun itu. Sebab, baru kali ini pihaknya menangani penyu yang mengalami tumor. "Kami juga masih menimbang-nimbang jangan-jangan mati setelah dioperasi. Karena sebelumnya kami belum pernah menangani. Kasus yang pernah kami tangani penyu makan plastik, kemudian kami operasi keluarkan plastiknya dan selamat," jelasnya.
Pihaknya juga belum bisa memastikan asal muasal tumor tersebut. Ia menjelaskan, kemungkinan penyu tersebut mengalami tumor karena konsumsi pakannya. "Kalau manusia penyebabnya makanan. Mungkin hal serupa juga terjadi pada penyu, kemungkinan makan kotoran apa," beber Sumarsono.
Namun, ia memastikan tidak ada kandungan plastik pada penyu-penyu tersebut. "Kami pastikan tidak ada plastik di dalam perut penyu-penyunya. Semuanya sudah kami ronsen dan bersih. Ada 1 ekor yang sudah mengandung telur dan sudah ikut dilepas. Nanti akan kembali bertelur di tempat pertama dia menetaskan telurnya," tukasnya.
Sementara itu, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo, kmenjelaska pelepasliaran penyu ini dalam rangka melestarikan habitat laut yang dilindungi undang-undang.
Danlanal Dewa Rake Susilo berharap, dengan upaya pengaggalan penyelundupan penyu ini, tidak ada lagi masyarakat menangkap penyu secara ilegal karena penyu merupakan satwa yang dilindungi.
Lebih lanjut, pihaknya menegaskan para pelaku penyelundupan penyu, masih dalam penyelidikan lebih lanjut. "Terkait barang bukti uang diamankan, nantinya akan ada upaya dari kami dalam mengungkap pemilik barang bukti tersebut," ujarnya.
"Ke depan TNI AL akan tetap melaksanakan operasi-operasi di laut guna keamanan dari segala ilegal laut. kami tetap bersinergi dengan para stakeholder dalam rangka pengamanan dan perlindungan satwa liar, dan mengimbau kepada masyarakat untuk tetap bersama-sama menjaga kelestarian tumbuhan dan satwa liar," pungkasnya.*mz
Komentar