Konnichiwa Yeorobun! Plaza Renon Buktikan Wibu dan K-Popers Bisa Bersatu
DENPASAR, NusaBali.com - Pecinta pop culture Jepang dan Korea dikenal kurang akur dalam berbagai hal. Tetapi, Plaza Renon membuktikan para wibu dan K-Popers ini bisa saling melengkapi ketika disatukan dalam sebuah acara.
Konnichiwa Yoerobun yang digelar oleh Plaza Renon pada Sabtu (21/1/2023) sore jadi bukti pecinta K-Pop dan pecinta Jejepangan akur dalam satu acara. Sebab, 15 solo dancer berkultur K-Pop dan 30 cosplayer ujuk kebolehan dalam satu ruangan di Main Atrium Plaza Renon.
Creative Director Sushi Roll Bali, Richard Vallery Hutomo, 28, selaku perancang acara mengungkapkan bahwa wibu dan K-Popers di luar Bali biasanya kurang akur. Akan tetapi, lewat Konnichiwa Yeorobun ini, pecinta dua budaya dari Asia timur itu mampu memadati Plaza Renon di awal akhir pekan.
Foto: Creative Director Sushi Roll Bali, Richard Vallery Hutomo. -NGURAH RATNADI
“Kita tahu di luar Bali itu, cosplay dan K-Pop kurang bisa bersatu. Tapi, kami bisa buktikan di Bali kalau kami aman-aman saja,” cetus Richard ketika dijumpai di sela-sela acara.
Pria berkacamata ini mengimbuhkan, dalam kurun waktu tiga hari masa pendaftaran sejak Rabu (18/1/2023), lebih dari 45 peserta mendaftar. Sayangnya, hanya 15 solo dancer dan 30 cosplayer saja yang bisa diakomodasi lantaran keterbatasan waktu penyelenggaraan.
Sejak pukul 15.30 sore, solo dancer berkesempatan unjuk gigi lebih dulu. Sekitar 5 menit, masing-masing dancer dari kalangan remaja ini berhasil mengundang decak kagum pengunjung Plaza Renon. Hampir selama satu jam, pusat perbelanjaan dan hiburan permata hijau Kota Denpasar itu diramaikan musik K-Pop kekinian, seperti BTS dan Blackpink.
Sementara satu setengah jam selanjutnya, para cosplayer berbagai karakter anime berakting menghayati karakter masing-masing. Suasana semakin meriah ketika para cosplayer yang menirukan gerakan anime dari film itu diiringi musik tema dan soundtrack. Tidak ketinggalan, para dancer K-Pop yang usai bertanding duduk rapi menikmati penampilan cosplayer.
Kedua pop culture ini memang dikenal memiliki pencinta dalam jumlah massal. Maka tidak heran, sore itu Main Atrium Plaza Renon sangat sumpek dan riuh. Bahkan pengunjung yang menonton meluber ke lantai dua bangunan.
“Remaja zaman sekarang itu kalau lagi gabut atau enggak ada kerjaan ya pasti nonton drama Korea. Kalau enggak, nonton anime. Enggak heran, penggemarnya itu banyak banget,” ungkap Richard yang juga berposisi sebagai Project Director di Sushi Roll Bali.
Kata Richard, selagi solo dancer K-Pop itu mampu memberikan kejutan dari segi remix musik dan gerakan maka berpotensi besar untuk menang. Sedangkan, cosplayer yang mampu menempatkan dirinya sebagai karakter anime itu sendiri bakal jadi yang terbaik di antara kontestan.
Sementara itu, Digital Marketing Supervisor Plaza Renon, Putri Handayani, 27, membeberkan bahwa ajang Konnichiwa Yeorobun ini adalah rangkaian program Genta Budaya. Program ini dihadirkan untuk menyambut rentetan selebrasi kebudayaan selama bulan Januari.
“Acara ini kami rangkaikan dengan tema bulanan di bulan Januari yakni Genta Budaya. Di acara ini kami padukan dua budaya populer dari Korea dengan Jepang. Akan ada juga selipan lato-lato challenge yang sedang booming,” ucap Putri ketika dijumpai di sela-sela acara.
Selain cosplay and solo dance, berlangsung pula stand pendukung. Terdapat sedikitnya lima stand menawarkan produk action figure dan poster anime Jejepangan, juga aksesoris dan minuman populer Negeri Ginseng. *rat
Komentar