Bendungan Tamblang Potensial Jadi Destinasi Wisata
BWS Sebut Belum Dipolakan, Tunggu Koordinasi Pemprov
SINGARAJA, NusaBali
Tuntasnya proyek Bendungan Tamblang yang berlokasi di wilayah perbatasan 4 desa di Kecamatan Kubutambahan dan Sawan tidak hanya bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan air di Buleleng timur.
Kawasan bendungan yang ditata cantik saat ini juga disebut memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata. Hanya saja rencana pengembangan ke sektor pariwisata belum dipolakan hingga saat ini.
Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, I Komang Gede Putera Antara, Jumat (20/1) lalu mengatakan hingga saat ini belum ada pembicaraan mendetail dan kejelasan untuk pengembangan pariwisata. BWS Bali Penida pun masih menunggu koordinasi dengan Pemprov Bali. “Potensi pengembangan ke sektor pariwisata sangat besar, memang sayang kalau tidak dimanfaatkan. Selama ini dalam pengelolaan wisata bendungan belum ada contoh yang berhasil tetapi besar harapan kami bisa dikelola,” ucap Putera Antara.
Namun jika pengembangan pariwisata positif dilaksanakan, BWS Bali-Penida juga berharap ada sinkronisasi dengan guide line keamanan bendungan. Putera mengatakan harus ada zona-zona mana saja yang boleh dikunjungi dan dimasuki wisatawan dan zona mana yang dilarang. “Keamanan bendungan dan keamanan pengunjung tetap harus dijaga, jangan sampai pengunjung masuk ke zona-zona tertentu yang malah akan membahayakan,” imbuh dia.
Sejauh ini Bendungan Tamblang yang memanfaatkan aliran Sungai Aya juga sudah ditata dengan baik. Tamanisasi sudah rampung dikerjakan yang dipercantik dengan beberapa patung. Proyek itu juga dilengkapi dengan spot berswafoto dengan tulisan nama bendungan. Juga ada gerbang pandang untuk melihat bendungan dari ketinggian.
Penyedia proyek juga telah menyiapkan dua helipad (tempat pendaratan helikopter) untuk acara peresmian yang disebut-sebut akan dilaksanakan di akhir Januari ini dan dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Kalau tanggal tepatnya kami belum terima kepastian dari protokoler pusat dan pemprov, tetapi kami sudah siapkan sarananya,”ungkap dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara dihubungi terpisah, Minggu (22/1) mengatakan untuk pengembangan pariwisata Bendungan Tamblang pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan. Sebab dalam pengelolaan destinasi pariwisata sejauh ini berbasis aset. “Bendungan Tamblang itu kan aset, sudah ada pengelolanya itu, kami belum ada komunikasi ke sana. Tetapi ke depannya kalau memang dikembangkan kami lebih pada pembinaan untuk mewujudkan sapta pesona dan keselamatan wisatawan,” kata Dody.
Seperti diketahui Bendungan Tamblang di aliran Sungai Aya ini berlokasi di perbatasan empat desa, yakni Desa Bebetin, Desa Sawan di Kecamatan Sawan dan Desa Bila dan Desa Bontihing di Kecamatan Kubutambahan. Saat ini proyek bendungan ini telah rampung dan dalam proses pengisian. Bendungan Tamblang sesuai perencanaan dengan daya tampung air 7,6 juta kubik, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air untuk irigasi. Khususnya daerah irigasi Bungkulan dan daerah irigasi Bulian seluas 588 hektare. Untuk pemenuhan penyediaan kebutuhan air baku sebesar 510 liter/detik khususnya untuk wilayah Sawan, Kubutambahan dan Tejakula.
Bendungan Tamblang memiliki luas lahan 73 Ha dengan sumber air berasal dari Tukad Aya. Bendungan ini merupakan bendungan dengan tipe Rock Fill Dam dengan Inti Tegak puncak 260 meter dan lebar puncak 12 meter, dilengkapi terowongan pengelak tipe tunnel tapal kuda dengan diameter 4,50 meter.
Pembangunan bendungan tersebut akan menambah jumlah tampungan air di Provinsi Bali yang terkenal dengan sejumlah destinasi pariwisata bertaraf internasional. Sebelumnya telah dibangun Bendungan Titab Kabupaten Buleleng (2011-2015) dengan kapasitas tampung 12,80 juta m3, Bendungan Benel Kabupaten Jembrana selesai 2010 kapasitas 1,9 juta m3, Bendungan Telaga Tunjung Kabupaten Tabanan selesai 2007 dengan kapasitas 1,26 juta m3, Bendungan Gerokgak Kabupaten Buleleng selesai 1997 dengan kapasitas 3,1 juta m3, dan Bendungan Palasari Kabupaten Jembrana selesai 1989 dengan kapasitas 8 juta m3. *k23
1
Komentar