Evakuasi Batu Besar di Bunutan, BPBD Terkendala Krisis Biaya
Menggelindingkan batu besar sangat berisiko karena berada di ketinggian.
AMLAPURA, NusaBali
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem gagal evakuasi batu besar yang menutup jalan Banjar Batukeseni, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem. Alat berat berupa eskavator dan breaker sulit masuk karena jalan sempit dan rusak. Rencananya, evakuasi dengan memecah batu secara manual. BPBD juga dilanda krisis biaya.
"Hanya saja, terkendala biaya, kami tidak punya biaya untuk ongkos pecah batu besar diameter 3 meter itu," jelas Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa, usai memantau lokasi di Banjar Batukeseni, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Rabu (25/1).
Biaya untuk ongkos memecah batu secara manual, lanjut Ida Bagus Ketut Arimbawa, masih dikoordinasikan kepada Pemerintah Desa Bunutan, Pemerintah Camat Abang, dan terkait lainnya. Karena biayanya belum terhitung. Pihak yang paling tahu tentang hitungan ini adalah tukang batu yang telah terbiasa menerima ongkos pecah batu.
Disinggung, jika evakuasi batu besar itu dengan cara menggelindingkan ke tempat lain, Ida Bagus Ketut Arimbawa kurang sependapat. "Menggelindingkan batu besar sangat berisiko karena berada di ketinggian, nanti bisa menimpa bangunan penduduk di bawahnya atau menimbulkan bahaya lain," lanjut Ida Bagus Ketut Arimbawa.
Sebelumnya, batu besar jebol dari Bukit Sega, lalu jatuh menutupi akses jalan Banjar Batukeseni, menuju Pura Toya Mambing di Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (22/1), pukul 08.00 Wita. empat melakukan penanganan secara manual, sehingga hanya sepeda motor yang bisa melintas, sedangkan kendaraan roda empat kesulitan lalulalang. Akses jalan di Banjar Batukeseni itu hanya satu jalur, tidak ada jalan alternatif.
Perbekel Bunutan I Made Suparwata berharap agar ada solusi melakukan evakuasi batu besar, sehingga aktivitas sosial warga masyarakat kembali normal.
"Memang jalan itu sempit dan rusak, tidak memungkinkan mendatangkan alat berat, eskavator atau breaker," jelasnya. *k16
"Hanya saja, terkendala biaya, kami tidak punya biaya untuk ongkos pecah batu besar diameter 3 meter itu," jelas Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa, usai memantau lokasi di Banjar Batukeseni, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Rabu (25/1).
Biaya untuk ongkos memecah batu secara manual, lanjut Ida Bagus Ketut Arimbawa, masih dikoordinasikan kepada Pemerintah Desa Bunutan, Pemerintah Camat Abang, dan terkait lainnya. Karena biayanya belum terhitung. Pihak yang paling tahu tentang hitungan ini adalah tukang batu yang telah terbiasa menerima ongkos pecah batu.
Disinggung, jika evakuasi batu besar itu dengan cara menggelindingkan ke tempat lain, Ida Bagus Ketut Arimbawa kurang sependapat. "Menggelindingkan batu besar sangat berisiko karena berada di ketinggian, nanti bisa menimpa bangunan penduduk di bawahnya atau menimbulkan bahaya lain," lanjut Ida Bagus Ketut Arimbawa.
Sebelumnya, batu besar jebol dari Bukit Sega, lalu jatuh menutupi akses jalan Banjar Batukeseni, menuju Pura Toya Mambing di Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (22/1), pukul 08.00 Wita. empat melakukan penanganan secara manual, sehingga hanya sepeda motor yang bisa melintas, sedangkan kendaraan roda empat kesulitan lalulalang. Akses jalan di Banjar Batukeseni itu hanya satu jalur, tidak ada jalan alternatif.
Perbekel Bunutan I Made Suparwata berharap agar ada solusi melakukan evakuasi batu besar, sehingga aktivitas sosial warga masyarakat kembali normal.
"Memang jalan itu sempit dan rusak, tidak memungkinkan mendatangkan alat berat, eskavator atau breaker," jelasnya. *k16
Komentar