Produksi Gabah Meningkat, Hasil Tidak Signifikan
DENPASAR, NusaBali
Produksi gabah di Kota Denpasar setiap tahun semakin meningkat. Namun, peningkatan tersebut tidak dibarengi dengan biaya produksi yang turun, melainkan biaya produksi semakin meningkat yang menyebabkan petani tidak mendapatkan hasil maksimal.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar, Anak Agung Gde Bayu Brahmasta, Kamis (26/1). Menurut Agung Bayu, peningkatan produksi gabah di Kota Denpasar cukup tinggi dari tahun 2000-2022.
Peningkatan produksi di tahun 2000 jumlah produksi sebanyak 20.000 ton, sementara tahun 2021 hasil produksi sebanyak 24.000 ton, dan di tahun 2022 meningkat mencapai 27.000 ton. "Peningkatannya cukup signifikan, tetapi produksi ini tidak sebanding dengan hasilnya," jelasnya.
Tidak sebandingnya hasil peningkatan produksi ini karena harga biaya produksi yang juga semakin meningkat. Salah satunya pembelian bahan bakar minyak dan bahan lainnya yang menyebabkan hasil tidak signifikan.
Padahal, menurutnya, kebutuhan produksi karena sektor perekonomian dan sektor pariwisata sudah mulai bangkit. "Sektor pariwisata bangkit itu berpengaruh pada tingkat konsumsi khususnya beras. Tetapi tetap saja hasil tidak maksimal karena kebutuhan produksi yang semakin meningkat," tegasnya.
Mantan Kadis Perikanan ini menambahkan, selain biaya produksi yang meningkat, salah satu yang paling diantisipasi saat ini yakni serangan hama dan penyakit yang tinggi. Apalagi, situasi saat ini juga tengah dalam musim penghujan.
Sehingga, pihaknya menerjunkan tim untuk melakukan pemantauan secara cepat agar petani tida terlalu was-was. "Dari Distan terus terjun, yang perlu dipertahankan sekarang dari serangan hama dan penyakit yang tinggi, ini yang kita pantau dan mempercepat penanganannya," tandasnya. *mis
1
Komentar