FIFPro Desak FIFA dan AFC Intervensi Penghentian Liga 2

"FIFA dan AFC harus campur tangan karena itu keputusan buruk yang berdampak serius pada kehidupan dan karier sekitar 700 pesepak bola profesional di Indonesia yang memiliki kontrak dengan klub-klub Liga 2," ujar Wakil Sekretaris Jenderal FIFPro Simon Colosimo, diunggah di akun Twitter resmi FIFPro @FIFPRO, Kamis (26/1).

Menurut FIFPro, PSSI sebenarnya menjanjikan menggulirkan kembali Liga 2 dan Liga 3 2022-2023 mulai 14 Januari 2023, setelah dihentikan sementara imbas dari tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 135 orang.

Namun, PSSI ternyata memberhentikan liga tersebut pada 12 Januari 2023. Kebijakan itu diambil dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

FIFPro pun menyebut, keputusan PSSI tersebut sebagai sesuatu yang ‘mengganggu’ karena tidak didiskusikan terlebih dahulu dengan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI).

FIFPro juga menilai, ketiadaan degradasi Liga 1 2022-2023, imbas dari disetopnya Liga 2 bertentangan dengan struktur liga sepak bola di bawah FIFA.

Untuk itulah, FIFPro meminta FIFA dan AFC mengintervensi permasalahan tersebut dan bersama PSSI serta APPI berupaya menemukan solusi agar Liga 2 dan Liga 3 dapat digulirkan lagi.

PSSI setelah memutuskan untuk memberhentikan Liga 2 dan putaran nasional Liga 3 musim 2022-2023, mengubah kebijakannya itu usai rapat pemilik klub (owners' meeting) pada Selasa (24/1).

Usai pertemuan itu, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyampaikan, kelanjutan Liga 2 akan diputuskan di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI oleh pengurus baru periode 2023-2027.Di samping Liga 2, KLB juga menetapkan kelanjutan putaran nasional Liga 3 dan adanya promosi-degradasi di Liga 1 hingga Liga 3.

KLB PSSI berlangsung pada 16 Februari 2023, dengan agenda utama pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Exco PSSI periode 2023-2027. *ant