BUMDes Batur Utara Garap Perkebunan

Hektaran lahan digarap untuk membudidayakan alpukat hass. Perbekel Batur Utara I Wayan Tinggal menjelaskan BUMDes Batur Utara sebelumnya mengembangkan usaha kampung wisata hidroponik dan ternak ayam. Namun  bidang usaha tersebut kini tutup. BUMDes kemudian beralih pada bidang usaha perkebunan. Melihat kondisi lahan, berpotensi untuk dikembangkan tamanan jenis alpukat. "Kami kembangkan alpukat jenis hass karena cocok untuk dataran tinggi," ungkapnya, Jumat (27/1).

Hanya saja, lahan yang dimiliki oleh Desa/BUMDes tidak banyak sehingga dilakukan pola kerja sama dengan petani. Menurut Wayan Tinggal, BUMDes menyiapkan dua jenis pola kerja sama yakni sistem sewa pohon dan sistem profit sharing. Sistem sewa pohon memadukan pola kontrak dan nyakap. Warga menyiapkan lahan kemudian dari BUMDes yang menyiapkan bibit, melakukan pola tanam dan perawatan. Kemudian ketika sudah ada hasil/produksi baru akan dilakukan pembagian hasil. Semisal, tahun ke empat satu pohon dibayar Rp 150.000. Tahun berikutnya harga akan terus bertambah seiring meningkatnya jumlah produksi. "Kalau kontrak pada umumnya tentu harus dibayar diawal. Dengan sistem yang diterapkan BUMDes pembayaran dilakukan setelah ada hasil," sebutnya.

Sejauh ini BUMDes sudah menjalin kerjasama dengan beberapa orang. Untuk lokasi tidak hanya di wilayah Batur Utara saja, namun ada juga di beberapa Desa di luar Batur bahkan luar Bangli. Hektaran lahan telah ditanam pohon alpukat. "Saat ini BUMDes sedang mengurus untuk kerjasama lahan yang luas diperkirakan puluhan hektar," kata Wayan Tinggal.

Untuk ketersediaan bibit, BUMDes bersama pihak ketiga melakukan pengembangan bibit yang jumlah 40.000an pohon. Untuk di dataran tinggi cocok untuk pengembangan alpukat jenis khas, dan kerjasama di wilayah dataran rendah dapat dikembangkan alpukat jenis pinkerton dan juga durian musang king.

Wayan Tinggal menambahkan untuk saat ini BUMDes fokus pada satu bidang dengan harapan usaha dapat menghasilkan pendapatan untuk desa. Sejauh ini belum ada pendapatan asli desa. *esa.